08.KAMBING HITAM

18 4 0
                                    

"AYAHH!!!" Teriaknya seraya berlari keluar.

Namun Surya dan perempuan asing itu sudah melaju jauh melintas didepan mata niscala.

Rasa ingin tau tinggal lah kalimat yang terus melingkar dipikiran nya,dan mencoba untuk mencari tahu jawabannya.

Ia mencoba berlari mengejar,tapi langkahnya terlalu lambat dibandingkan dengan laju motor Surya.

"NISCALA!"

Teriak Raya yang juga keluar menyusul niscala,salah nya yang melamun meratapi bagaimana nasib mereka kedepannya tanpa nafkah dari mantan suaminya itu.

"AYAH MAU KEMANA HIKSS!!!" Teriaknya dengan iringan air mata yang perlahan jatuh membasahi kedua pipi bulatnya.

"Udah ya nak,kan ada ibu disini..." Ucapnya dengan memeluk erat anak semata wayangnya itu.

"Tapi ayah kenapa pergi sama perempuan itu?dia siapa buk..??" Tanya nya dengan isakan tangis.

"Niscala masih kecil buat tau semuanya,besok kalo udah gede ibu kasih tau ya nak..." Ucapnya lirih menahan tangis.

~

"NISCALA!" Teriak Azka dari kejauhan.

Ia hanya menoleh tanpa sepatah kata.

"Ini buat kamu.." ucapnya manis.

"Ga usah Azka,niscala udah makan kok" Ucap niscala dengan senyum khas nya.

"Kamu ga boleh nolak,dimakan ya niscala" pintanya memelas.

Hati nya selembut kapas,dan dia sangat mudah luluh dalam hal apapun.

"Iya niscala makan kok,makasih ya azka rotinya..." Ucapnya seraya membuka bungkus roti itu.

Wajah Azka yang semula memerah menahan tangis,mulai tersenyum sumringah.

"Oh iya,kamu ngapain disini?" Tanya nya penasaran.

Tak biasanya juga niscala menyendiri ditepi danau ini.

"Gapapa kok,cuman rindu sama ibuk..." Ucapnya pelan.

"Azka punya bunda,kita bagi dua aja niscala mau?" Ucapnya polos.

Mungkin niat didalam hatinya sangat mulia,dan niscala tau itu.

Tapi entah bagaimana jadinya jika Azka mengatakan itu pada wistara? Ia akan habis dimaki.

"Bunda Azka itu khusus buat Azka,karna dia yang ngelahirin Azka kan,dan ibu niscala itu khusus buat niscala,faham kan?" Jelas nya.

"Tapi kata bunda aku anak haram,anak haram itu anak yang dipungut dari jalanan ya niscala?" Tanyanya dengan raut wajah serius.

"Didunia ini ga ada yang namanya anak haram,kita semua anak yang dilahirin buat jadi orang yang bisa menerus kan generasi bangsa,dan ngebahagiain orang tua kita" jelasnya lagi.

"Tapi kenapa bunda ga bilang kaya gitu sama Azka?"

"Mungkin bunda kamu lupa,nanti kamu ingetin yaa.."

"Iya niscala..." Balasnya dengan senyuman yang manis.

Ia baru saja melangkah masuk ke pekarangan rumah,sudah terlihat jelas sosok perempuan itu didepan pintu dengan raut wajah menyebalkan.

"Bunda..." Sapanya sembari mengulurkan tangannya.

Alih-alih menyapa balik dan menerima uluran tangan itu,ia justru mengumpat.

BUNGA TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang