-15

2.8K 134 4
                                    


Happy reading.


: weekend.

"Makasih. Mau mampir, nggak?"

Orion menggeleng. "Nggak dulu"

Saat ini, Orion tengah berada di depan rumah Hera. Tadi, saat mendengar kabar dari quen bahwa king sudah mulai tenang, ia dan ke tiga temannya pulang. Saat di perjalanan, Orion melihat tiga lelaki tengah menganggu seorang gadis. Orion memukul satu persatu lelaki itu dan menyelamatkan gadis yang ternyata Hera. Adek kelasnya.

"Yaudah, gue pergi dulu" Hera mengangguk. Orion Segera menyalahkan mesin motor nya dan menjauh dari hadapan Hera.

'bolehkah diriku egois dengan mengambil dirimu dari tuhan mu?'

.........

"Siapa?"

"Darrel, quen, daaaarrel"

Quen mulai berfikir dengan keras. Siapa darrel? Jelas ia tak mengenal Darrel, di novel tak menjelaskan tentang keluarga dari quen. Karena memang dirinya hanya pemeran tambahan.

"Terus dia di mana?" Quen makin penasaran, king masih saja bermain dengan rambut panjang quen di hadapan nya. King baring berbantalkan paha quen.

"Aisah....quen mah. Dia it-" king segera bangun dari paha quen. Ia melupakan sesuatu.

"Dia itu?" Quen mengulangi perkataan king.

"Dia itu yang tau cuman papi nya quen. Tanya aja sama mereka" ujar king terlihat tenang. Tapi percayalah, ia begitu tertekan karena telah mengatakan sesuatu yang harus nya tak ia katakan. Nama itu!.

"Oh, yaudah" quen menjawab dengan ketus membuat king gelagapan sendiri. Oh ayolah, ia tak ingin gadis itu marah pada nya.

"E-eh..nggak gitu quen"

"Terus?"

"King itu nggak tau. Jadi quen tanya sama papi arven aja, ya" quen mengangguk.

"Dah tidur lagi"  king mengangguk dan merebahkan tubuhnya di samping quen yang tengah tidur terlentang di king size miliknya.

.......

"BUND! KENAPA ADEK DI BAWA KE INDO SIH!!" Suara bak toa itu berasal dari Theo yang tengah berada di ruang tv, sedangkan sang bunda berada di dapur.

"Ih Abang. Kok gitu sih sama adek" gadis yang sedari tadi menempel kepada Theo kini mencibir kan bibir nya lucu.

Buk.

"Nggak usah gitu mulut nya. Jijik gue" ujar Theo sadis setelah melempar bantal sofa kepada sang gadis.

"BUND! ABANG MUKUL ADEK!"

Theo melotot mendengar teriakan beserta fitnah dari gadis blasteran Indonesia Jepang tersebut.

"KAMU APAIN ADEK KAMU LAGI, THEOO!!" Seorang wanita paru baya berteriak dengan tangan kanan yang mengangkat Sudip/Sutil.

Kedua adek kakak langsung menoleh ke arah pintu, tepatnya ke arah wanita yang terlihat mengerikan. Theo menelan ludah kasar, sedangkan sang adek tersenyum miring.

ASTER or QUEEN || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang