ASTER or QUEEN || On Going

-18

Happy reading.

'Terkadang aku menyesali keputusan awal ku'

: skors.

"Kamu dapat dari mana rekaman CCTV itu?" Tanya seorang gadis menatap lelaki yang sedari tadi sibuk memainkan ujung rambut panjang Miliknya.

"Dari paman Albert" jawab lelaki itu. Mengecup pelan pipi kiri gadis nya.

Quen mengusap pipi kiri nya dengan sekali usap. King yang melihat bekas ciuman nya di usap segera memegang kepala quen dan mengarahkan nya ke hadapan dirinya.

Cup.

Cup.

Cup.

Cup.

Ciuman bertubi tubi di dapat quen dari king yang mencium dahi, pipi kiri, pipi kanan dan yang terakhir puncak hidung.

"Jangan di usap!".

Quen mendengus kesal. "Paman Albert?".

King mengangguk. "Jadi waktu quen ninggalin king yang lagi tidur itu, king mau langsung cari quen, tapi tiba tiba di telpon si Albert itu–

Flashback.

King masih menutup matanya namun tangan kirinya meraba raba tempat gadis nya. King segera membuka lebar matanya ketika tak merasakan raga gadis nya di sebelah.

King duduk. "QUEEN".

"QUEN"

"QUEN"

king terus berteriak sembari berjalan mencari quen di setiap ruangan di apart miliknya. Namun nihil, quen tidak terlihat di mana mana.

King segera menelepon quen, ia menelpon quen beberapa kali, namun tak kunjung di angkat. Bahkan berdering pun tidak.

Tiba tiba panggilan suara masuk dari paman nya. King mengernyitkan keningnya heran. Untuk apa pamannya ini menelpon.

"Hm?" Dehem king setelah mengeser tombol hijau.

"Ke kantor ku sekarang" terdengar suara di sebrang sana.

"Sibuk"

"Quen sedang pergi bersama teman teman nya di mall" jawab Albert tau betul isi pikiran ponakan nya ini.

King mengernyitkan dahinya. "Tau dari?"

"Dia memasuki mall milik keluarga veneno, salah satu bodyguard yang sedang berjaga mengabari ku"

"Hm"

"Saya tunggu. Lebih baik cepat!"

Tut.

King menyambar jaket kebanggaan moon sword dan segera pergi.

Tak butuh waktu lama untuk king sampai di kantor milik paman nya ini. Ia berjalan dengan wajah datarnya, para karyawan menunduk. Tentu mereka tau siapa king.