☠︎︎☠︎︎☠︎︎☠︎︎☠︎︎
Aruna membawa langkahnya menyusuri jalan kota yang mulai sepi, dengan perasaan yang masih tidak percaya apa yang sudah terjadi Aruna menghentikan langkahnya, menghela nafas dan berusaha menengkan dirinya, namun bukan tenang Aruna malah termenung di sana. Detik berikutnya suara dering handphone membuyarkan lamunanya, Aru mengangkat panggilan itu. Suara yang sarat akan kekhawatiran terdengar dari pihak seberang sana.
"Halo. Aru, kamu dimana nak?"
"Mama, Aru sedang di taman, ada apa?
"Kamu baik baik saja, nak?"
"Aru baik baik saja, ma. Mama jangan khawatir, Aru akan segera pulang."
"Cepatlah pulang, Aru. Adikmu mencarimu"
"Iya ma, katakan pada Kaizo bahwa Aru akan segera pulang"
Setelah kalimatnya selesai sambungan telepon itu di putus oleh pihak seberang. Aru memutuskan cepat pulang karnah tidak ingin membuat keluarganya lebih khawatir lagi.
☠︎︎☠︎︎☠︎︎☠︎︎
Kini Aruna sudah terbaring apik di kasurnya setelah menemani dan membacakan dongen untuk adiknya KAIZO ATHALA MAHESWARA, hingga bocah laki laki berumur 3 tahun itu tertidur pulas. bersama dengan guling dan selimut tebalnya, Aruna uring-uringan kernah kesal pada dirinya sendiri. Bukan tanpa alasan, ia kesal karnah jam di kamarnya sudah menunjukkan pukul 00.25, namun Aru belum juga merasa ngantuk. Aru berusaha mengosongkan pikiran dan memejamkan matanya, berharap dengan cara itu ia bisa terlelap.
(Dor...)
Aruna terperanjat bangun, ia melihat sekeliling, namun yang dapat ia lihat hanya keadaan kamar yang gelap gulita. Dor... Dor... Suara itu semakin membuat Aruna takut. Aruna sudah cukup dewasa untuk tau suara apa itu. Detik berikutnya pintu kamar Aruna di dobrak dengan kasar dari luar, dapat Aru rasakan bahwa itu adalah kedua orang tuanya. Namun, yang tidak Aru mengerti adalah kenapa mamanya menangis "Ada apa ini?, kenapa mama sangat ketakutan, ada masalah apa ini?" Tanya nya pada dirinya sendiri."Hani, sembunyilah dulu bersama anak anak"
"Tidak, bagaimana bisa aku membiarkanmu melawan mereka sendirian, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian, mas."
"Jangan keras kepala, Hani. Kita tidak punya waktu untuk berdebat"
Aruna yang tidak paham dengan keadaan ini hanya bisa mendengarkan kedua orang tuanya yang sedang berdebat.
"Aku berjanji akan menyusul mu saat keadaan sudah bisa aku kendalikan."
"Aku mohon temui kami jika semua sudah bisa kamu tangani, mas"
"Aku berjanji."
laki laki itu mengecup kening istri dan anak anaknya. lalu ia mencarikan tempat bersembunyi untuk istri dan anaknya. Anak dan istrinya ia suruh untuk bersembunyi di dalam lemari baju dan berpesan agar tidak keluar sebelum dirinya kembali, laki laki itu keluar dari kamar Aruna untuk menyelesaikan semua kekacauan ini. Sementara Aruna masih tidak mengerti apapun yang terjadi, yang Aruna tau saat ini hanyalah mamanya sedang menangis sambil menggenggam tangan Aruna dan menggendong Kaizo, adiknya.
Dari celah pintu lemari Aruna dan ibunya sangat berharap laki laki tadi kembali secepat mungkin, mereka berharap laki laki itu benar-benar menepati janjinya untuk kembali menemui mereka berdua, laki laki itu adalah ADRIAN MAHESWARA. Ayah Aruna dan suami dari HANI yang berstatus ibu Aruna.
Suara tembakan makin marak menyapa indra pendengaran sepasang ibu dan anak itu. Hingga, pada detik berikutnya pintu kamar itu kembali di dobrak dengan kasar untuk kedua kalinya dan sebuah tubuh lemas tak bernyawa di lemparkan tepat di depan lemari tempat Aru, mama, dan adiknya bersembunyi. bak sudah di rencanakan, bertepatan dengan itu lampu di seluruh rumah hidup. Aru dan mamanya bagai tersambar petir, mereka tak percaya saat sempat melihat tubuh tak bernyawa itu, itu adalah tubuh orang yang beberapa waktu lalu berjanji akan segera kembali menemui mereka. Itu, Adrian.☠︎︎☠︎︎☠︎︎☠︎︎☠︎︎
SEGINI DULU SENGKUH
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN VOTE YAAA
KAMU SEDANG MEMBACA
After 22.45
Teen FictionDeluna dan Aruna, dua wajah dari satu jiwa. Masa lalu dan rasa sakit karena kehilangan keluarganya mampu merubahnya menjadi dirinya yang sekarang. Dendamnya menjadi tujuan hidupnya kali ini. Di samping itu, menjaga keluarga ke-2 nya juga menjadi pri...