HAI HAl
Kembali lagi ketemu sama si penulis amatir ini, setelah sekian lama ngilang akhirnya bisa kembali.
Kita lanjut cerita yang sempat terhenti ini yaa, semoga kalian sukaaa..
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen...
Terimakasiiihh...Bagaskara datang dengan tergesa setelah mendapati kabar dari Arthur tentang kondisi Luna yang kini tengah menangis tersedu-sedu. Tanpa banyak bicara Bagaskara langsung memeluk tubuh sang adik guna menenangkannya. Tidak sampai di situ, ia juga berusaha meyakinkan perempuan yang tengah berada di dekapannya itu bahwa dirinya pasti bisa melakukan apa yang ia tuju selama ini.
"Lun, ayo bangun. Jangan kayak gini, ingat niat lu datang kesini. Lu datang bukan buat nangisin cowok itu, lu datang kesini buat balas dendam, inget itu" Bisiknya pelan.
Luna hanya membalas dengan mengangguk, bagaimanapun apa yang di katakan Bagaskara adalah benar. Ia tidak kembali ke kota ini untuk menangisi cowok itu, ia datang ke kota ini untuk mencari dan menghancurkan orang yang sudah membunuh keluarganya.
"Maaf, maafin gua" Ucapnya seraya menunduk.
"Liat gua, Lun!!" Ucap Bagaskara dengan tegas. Namun, Luna enggan menatap netra tajam Bagaskara. Luna tidak suka jika harus berhadapan dengan sisi tegas Bagaskara, aura intimidasi Bagaskara yang begitu kuat mampu membuat Luna takut, padahal bisa di bilang selama ini Luna tidak pernah takut untuk beradu tatap dengan siapapun.
"Jangan gitu iihh.. " Rengek Luna
"Liat gua, Luna,. tatap gua" Tegas Bagaskara dengan nada suara yang sengaja di tekankan. Dengan takut-takut, Luna mengangkat kepalanya guna menatap manik coklat milik Bagaskara.
"Katakan apa tujuan lu kembali ke kota ini?" Tanya Bagaskara dengan suara tegasnya.
"Untuk balas dendam, untuk mencari dan menghukum orang yang sudah bunuh keluarga Aruna" Jawab Luna dengan suara lirih dan bergetar.
"Ulangi, mana Luna? Lu bukan Deluna Azazkara Nasution. Luna gak menye-menye dan gak cengeng, Luna gak nangis cuma perkara sepele apalagi persoalan laki laki sialan. Katakan dengan jelas dan tegas apa tujuan lu kembali ke kota ini!!"
"Untuk balas dendam, untuk mencari dan menghukum pelaku yang membunuh keluarga maheswara. Untuk membalas nyawa dengan nyawa, darah dengan darah." Jawab Luna dengan tegas dan berani.
"Kapan lu boleh nangis?" Tanya lagi Bagaskara dengan suara yang sama tegasnya.
"Saat di pangkuan bunda, saat di jailin Bagaskara dan saat tujuan Luna tercapai" Jawab Luna lagi tak kalah tegas.
Setelah nya Bagaskara menarik Luna kedalam pelukan hangatnya, mengusap rambut Luna pelan untuk menyalurkan kasih sayangnya. Tatapannya berangsur meneduh. Di kecilnya kening sang adik dengan lembut lalu beralih menatap wajah Luna.
"Gua gak mau liat lu lemah karena hal kayak tadi, buang orang itu. Tujuan lu bukan untuk bertemu dia, tujuan lu untuk balas dendam. Oke?" Ucapnya pada sang adik, hal tersebut sukses membuat hati Luna menghangat, setidaknya ia tidak sendirian dalam perjalannya kali ini, ada Bagaskara yang akan selalu ada untuknya. Luna tersenyum seraya mengangguk menunjukkan bahwa ia paham dengan apa yang di sampaikan Bagaskara.
•
•
•
•
•Sore ini, Bagaskara tengah memandikan si butek di halaman rumah, perkara pulang sekolah tadi hujan deres jadi harus mandi deh si butek . Si butek itu motor sportnya Bagaskara, gak tau kenapa tiba tiba namanya si butek, padahal kalo di liat liat tuh motor masih baru, gak butek juga gak karatan. Emang ada ada aja si Bagaskara mah.
KAMU SEDANG MEMBACA
After 22.45
Teen FictionDeluna dan Aruna, dua wajah dari satu jiwa. Masa lalu dan rasa sakit karena kehilangan keluarganya mampu merubahnya menjadi dirinya yang sekarang. Dendamnya menjadi tujuan hidupnya kali ini. Di samping itu, menjaga keluarga ke-2 nya juga menjadi pri...