☠︎︎☠︎︎☠︎︎☠︎︎
Siang ini suasana kelas Luna, Arthur, dan Mita masih terpantau kondusif. Kegiatan belajar mengajar pun berlangsung dengan khidmat. Semua murid fokus pada apa yang di jelaskan guru bahasa Inggris di depan sana. Namun, lain halnya dengan Arthur yang terlihat khawatir pada Luna.
"Lun, lu yakin gapapa? Mending lu gua anterin ke UKS aja ya" Ucap Arthur dengan ekspresi khawatir yang tercetak jelas di wajahnya.
Luna hanya mampu menjawab Arthur dengan gelengan kepala lalu kembali meng-golekkan kepalanya di meja kelasnya.
Selang beberapa lama, Arthur tiba tiba mengangkat tangan seraya berdiri. "Bu... " panggil Arthur pada Gurunya.
"Ya Arthur, ada apa? " Jawab guru tersebut seraya berbalik menghadap para murid.
Luna yang merasa bahwa Arthur akan mengadukan kondisinya dengan gerakan kecil menarik ujung seragam Arthur dan saat Arthur menoleh ke arahnya, Luna menggelengkan kepala dengan gerakan lemah.
"Kenapa Arthur? Kamu mau nanya sesuatu?" tanya sangat guru sedikit tidak sabaran.
"Ah.. Anu bu, ini saya mau izin ke kamar mandi ya bu, kebelet." jawab Arthur berbohong seraya menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Yasudah cepat sana. Kamu ini, ibu kira ada apa" ucap guru tersebut seraya kembali fokus ke papan tulis seraya kembali menjelaskan pelajaran.
Tak perlu waktu lama, Arthur segera beranjak ke meja Mita. "Mit., jagain si Luna dulu ya, Gua mau ke kelasnya si Bagaskara dulu." pintanya pada Mita sebelum akhirnya melesat keluar kelas menuju kelas Bagaskara.
Sesampainya di kelas Bagaskara, Arthur pun langsung mengetuk pintu kelas tersebut. "Misi pak... "
"Ya, ada perlu apa?" Tanya guru yang mengajar kelas Bagaskara.
"Perlu sama Bagaskara, pak" Jawaban Arthur dengan sopan.
"Yang ngerasa punya nama Bagaskara, di panggil bestienya nih" ucap guru tersebut dengan sedikit gurauan dan suara agak nyaring.
Bagaskara yang merasa terpanggil pun berdiri dan berjalan ke arah Arthur yang berada di luar kelasnya di ikutin Gracio di belakangnya.
"Makasih pak, saya mohon izin sebentar." ucap Bagaskara dengan wajah setengah malasnya.
"Baik, jangan lama lama kalian." ucap Guru tersebut.
"Yoi pak, tenang aja gak akan lama kok" jawab Gracio.
"Masalah apalagi kali ini, Thur?" tanya Bagaskara dengan ekspresi dinginnya. Hal tersebut bukan tanpa alasan. Hari ini mood Bagaskara amat sangat jelek, hal tersebut di karenakan dirinya terlalu mengkhawatirkan Luna, sang adik.
"Itu, gua khawatir sama Luna, selama di kelas tuh anak ngegolerin kepala di meja doang, gak kayak biasanya. Tadi gua ajak ke UKS tuh bocah gak mau, malah bilang gapapa. Mending lu aja deh yang bawa dia, Gas." adu-nya pada Bagaskara.
Tanpa pikir panjang, Bagaskara pun bergegas menuju kelas Luna. Saat sampai di kelas Luna pun, Bagas tidak banyak basa basi, ia hanya memanggil salam dan mengatakan tujuannya datang ke kelas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
After 22.45
Novela JuvenilDeluna dan Aruna, dua wajah dari satu jiwa. Masa lalu dan rasa sakit karena kehilangan keluarganya mampu merubahnya menjadi dirinya yang sekarang. Dendamnya menjadi tujuan hidupnya kali ini. Di samping itu, menjaga keluarga ke-2 nya juga menjadi pri...