Jennie Pov
"Berpikirlah seperti manusia yang beradap." Aku dengan tegas memberitahunya ketika aku melihat mobil Kai datang. Aku sangat kesal sekarang, aku bahkan tidak bisa memandangnya. Aku tahu dia akan semakin membuatku jengkel dengan ekspresi puas di wajahnya. Dia telah menghancurkanku dan itu bahkan belum dimulai. Kai dan aku berencana untuk berduaan hari ini dan tidak bersama bajingan bodoh di sampingku ini, kami sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Ini seharusnya menjadi momen kami bersama! Kenapa dia harus merusaknya?
Dia terkekeh. "Lucu sekali ucapan seorang gadis yang menari tiang seperti penari telanjang pada umumnya."
Aku melotot padanya dari balik bahuku dan dia tertawa terbahak-bahak. Dia benar-benar tahu bagaimana membuatku kesal.. Akhirnya mobil Kai berhenti di depan kami. Dia keluar dari mobilnya dan dia terlihat tampan, aku merasakan kupu-kupu di perutku ketika dia menatapku dan tersenyum.
Dia seperti seorang pangeran menawan yang menyelamatkanku dari penjahat seksi mengerikan yang berdiri di sampingku. Apa, aku bilang dia seksi? Tidak tidak tidak! Maksudku menjengkelkan.
"Hai." Dia memamerkan giginya yang seputih mutiara yang membuatku balas tersenyum. Dia bahkan lebih tampan daripada terakhir kali aku melihatnya bertahun-tahun yang lalu dan seperti biasa, dia membuatku takjub.
"Hai!" Kataku sambil tersenyum lebar.
"Ayo pergi?" Dia bertanya dan aku menganggukkan kepalaku.
"Tentu." Aku mengaitkan tanganku di lengan kanannya dan memeluknya seperti boneka beruang milikku sendiri. Lalu aku merasakan dorongan keras dari punggungku hingga aku hampir kehilangan keseimbangan. Aku bersandar di punggungku dan menatap Lisa dengan marah, aku tahu itu! Dia akan merusak kencan kami!"
"Apa?!" Aku merengut.
"Bawalah tasmu sendiri! Tidak ada yang melakukannya untukmu." Dia berkata sambil menjatuhkan tasku ke lantai. Aku benar-benar lupa, aku meletakkan di lantai karena terlalu berat. Tapi ya ampun, dia tidak harus menjadi bajingan. Kami menatap sebentar, dia menatapku seolah aku telah melakukan kesalahan besar.
"Aku akan membawanya." Kata Kai, suaranya dengan cepat mengalihkan pandangan kami. Dia mengambil tasku dari lantai.
"Terima kasih, Kai." Aku tersenyum padanya. Aku bisa melihat Lisa dari pandangan tepiku yang menatapku tajam. Kemudian dia berjalan melewati kami dan langsung menuju mobil.
"Apa masalahnya?" Kai bertanya ketka Lisa tidak ada di sekitar kami.
Aku mengangkat bahu. "Jangan pedulikan dia. Dia keluar dari rumah sakit jiwa, itu sebabnya. Dia mungkin belum minum obat pagi ini." Kai terkekeh.
......
Aku sudah lama tidak pergi ke sini. Air terjun itu seindah yang kuingat, kolam tempat jatuhnya air terjun sangat jernih sehingga kamu bisa melihat bebatuan di dasarnya. Kai dan aku dulu sering mengadakan kencan kecil, tempat favorit kami.
Hampir sempurna tapi ada bajingan bersama kami. Kami mengadakan piknik di bawah naungan pohon di samping air. Dia bahkan tidak membantu, dia hanya bersandar di pohon dengan tangan di silangkan, tampak tinggi dan perkasa, sambil memperhatikan kami.
Kai membawa keranjang piknik penuh barang.
"Aku akan memberimu sesuatu. Kuharap kamu menyukainya." Dia meraih sesuatu di keranjang. Ya Tuhan! Apakah itu sebuah cincin? Apakah dia akhirnya akan melamarku? Ya ampun! Ini dia!
"Kamulah orang pertama yang kupikirkan saat melihat ini." Itu ada di sepanjang kotak dengan logo Tiffany & Co. Oke, itu bukan cincin tapi masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Aku tersenyum untuk menyembunyikan kekecewaanku, dia memberikannya padaku dan aku membukanya. Itu adalah kalung emas dengan liontin J.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Seduction (JENLISA) ID
AcakKorban sukarela dari pesonamu. Aku bahkan menyukai sisi jalangmu. Besar, buruk, dan sama sekali tidak terikat. Kamu merusak kepolosanku, mengubah kebajikan menjadi kejahatan. Aku menyambut baik korupsi ini, dan diam-diam menginginkan lebih banyak la...