CHAPTER 09 (M)

3.9K 227 2
                                    

Lisa Pov

Aku sulit tidur tadi malam. Aku tidak bisa tidur memikirkan apa yang terjadi antara aku dan Jennie. Itu sebagian karena kesulitan tetapi sebagian besar aku hanya merasa bersalah, aku bahkan tidak memaksanya. Dia juga menginginkannya, dia mengatakannya dan aku tahu dari cara tubuhnya merespon sentuhanku. Aku bahkan membuatnya datang, tapi kenapa dia pergi begitu saja sambil menangis seperti gadis kecil? Aku ingin mengejarnya tadi malam tapi memutuskan untuk tidak melakukannya. Aku tahu dia membutuhkan ruang.

Aku ingin menyalahkan diri sendiri. Aku benar-benar lupa tentang segalanya tadi malam ketika aku melihatnya mengenakan kamisol kecil berwarna merah jambu, dia sangat seksi.. tubuhku terasa terbakar dan aku butuh pelepasan. Tidak membantu kalau aku masih mabuk, aku lupa bahwa dia adalah adik perempuan Hanbin dan aku lupa tentang peraturannya. Sekarang aku tidak bisa melupakan rasanya, bagaimana perasaannya, dan betapa indahnya namaku terdengar ketika dia mengerang.

Itu salahnya. Dia melewati batas. Aku telah vokal tentang keinginanku untuk menidurinya. Dia seharusnya menjauh dariku, aku mencoba membenarkan tindakanku dengan mengatakan pada diriku sendiri semua itu untuk membuat diriku merasa lebih baik tetapi tidak berhasil. Aku menghela nafas dengan rasa bersalah, tetap saja aku tidak punya hak untuk melakukannya. Hanbin adalah salah satu teman terdekatku dan Bobby tidak ada gunanya bagiku. Aku mencoba menghilangkannya dari pikiranku dan bangkit dari tempat tidur. Aku mandi sebentar sebelum turun ke bawah.

Kehadiran Bobby menyambutku.

"Lisa, sebenarnya aku akan mengantarkan sarapan ke kamarmu karena ini sudah jam 11 pagi dan kamu masih belum bangun." Kata Bobby.

Aku dengan paksa tersenyum dan mengalihkan pandanganku ke lantai. Aku bahkan tidak bisa menatap matanya, takut dia akan melihat rasa bersalah di dalamnya.

"Maaf, aku agak ketiduran."

"No, it's okay. Aku sebenarnya senang kamu menikmati masa tinggalmu di sini." Dia berkata sambil tersenyum. "Apa yang terjadi semalam?"

Aku tegang mendengar pertanyaannya. Aku tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun dan aku merasa keringat mulai terbentuk di dahiku. Apa yang harus aku katakan?

Aku memakan putrimu tadi malam.

"Kamu sangat mabuk ketika mereka mengirimmu ke sini." Kata Bobby sambil tertawa.

Aku mencoba tertawa juga tapi yang keluar malah tercekat. "I'm sorry, Bobby." Maaf atas perbuatanku pada Jennie.

"It's okay. Kamu si sini untuk berlibur, nikmati saja dirimu sendiri." Dia tersenyum.

"By the way, dimana Jennie?" Tanyaku sa menggaruk tengkukku.

"Aku pergi ke kamarnya beberapa kali, aku menemukannya terbaring di tempat tidur dan menutupi dirinya dengan selimut." Dia mengangkat bahu. "Dia tidak mau bangun dari tempat tidur. Dia merasa tidak enak badan hari ini."

Aku tidak bisa memikirkan apa pun untuk dikatakan, itu sebabnya aku hanya mengangguk padanya.

"Seseorang sudah menyiapkan sarapanmu. Pergilah makan dan jika kamu butuh yang lain, aku ada di dalam perpustakaan." Kata Bobby.

Aku hanya memberinya anggukan lagi. Sepertinya aku menahan napas saat berbicara dengannya, aku takut dengan apa yang akan keluar dari mulutku setelah aku mengatakan sesuatu dan aku merasa tegang. Mungkin hanya sarapan enak yang kubutuhkan untuk mengalihkan pikiranku, jadi aku menuju ke ruang makan. Seperti yang dikatakan Bobby, seseorang sudah menyiapkan sarapan untukku. Aku makan sendirian dan suasananya sangat sunyi, yang bisa ku dengar hanyalah diriku yang sedang mengunyah.

Aku agak merindukan suara banshee Jennie yang berteriak dengan nada tinggi. Sepertinya hariku belum lengkap sampai akhirnya aku bisa mendengar suaranya. Aku kehilangan staminaku, aku tidak tahu apakah aku hanya sedang tidak mood untuk makan atau karena semuanya terasa hambar. Bahkan dagingnya pun terasa hambar.

Endless Seduction (JENLISA) ID Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang