•
•
•
•
•
•
•
•
•
•————————————
"Ck " kesal sudah awan karena kegiatan seru nya terganggu " kemari kau " ucap awan sambil menarik kaki dhito supaya kembali telentang di bawahnya.
"Akhhh "
(つ≧▽≦)つ (つ≧▽≦)つ
Awan mencengkram kedua tangan kecil dhito supaya memudahkan aksi bejad nya.Dug
"Akhh sialan" Kaki dhito secara tidak sengaja menendang aset awan.
Plakk
Awan menampar dhito sekuat tenaga karena kesal, dhito sendiri langsung lemas, kepalanya pusing pipi nya sakit.
Dhito tidak bisa berontak lagi, tangannya di ikat kepalanya pun pusing, penampilan nya pun tidak karuan, acak-acakan dengan lebam dan darah menghiasi wajah nya.
Saat awan mulai menciumi lehernya dhito mencoba melawan lagi dengan menggelengkan kepalanya brutal.
" Le-lepas hiks lepas huhuhu aku mohon " mohon dhito.
" Oke aku lepas tapi nanti setelah aku puas ya manis hahaha " ucap awan.
Awan semakin gencar menciumi tubuh kecil dhito semakin berontak pula dhito meski ia menerima pukulan.
"Diam diam diam kamu bisa diam gk hah !!" Bentak awan.
" Hiks hiks ampun tolong hiks lepaskan aku hiks aku mo-hon huhuhu hiks " dhito.
Bugh bugh bugh
"Ughh"
" Masih mau protes lagi hah " ancam awan.
" a-a-am-p-pun hiks "
Setelah puas memukul dhito awan kembali melanjutkan kegiatannya melecehkan dhito.
Dhito mencari kesempatan untuk kabur dari kungkungan awan.
Bugh duak
"Arghhh "
Awan berguling-guling di atas kasur kesakitan.
Dhito langsung berlari ke arah pintu kamar mencoba membuka pintu tapi sayangnya pintunya terkunci.
"Akhh sialan " gumam awan.
Awan menatap sengit dhito " berani kamu ya " ucap awan sambil mendekati dhito.
Dhito semakin ketakutan melihat awan yg mendekatinya.
"BIBI" Teriak dhito.
" SINI KAU SIALAN!! "
ARGHHHHHH
Awan menarik rambut dhito, menyeretnya kembali ke ranjang
"Sak-it" rintih dhito
Dugh dugh dugh
"Aden den den dhito Aden kenapa den " bibi Wira menggedor-gedor pintu kamar dhito sambil memanggil dhito.
'bibi' batin dhito.
" BIBI TO-hmm hmm " awan langsung membekap bibir dhito supaya tidak berteriak lagi.
"Diam atau aku akan masukan sekarang juga " ancam awan.
Dhito menggelengkan kepalanya ribut, ia semakin ketakutan.
'hiks bibi tolong dhito bi dhito takut ' batin dhito.
Air mata dhito semakin deras mengalir dan awan melanjutkan menciumi bibir, leher dan dada dhito.
Diluar kamar bi Wira semakin khawatir karena dhito tak menjawab panggilannya.
"Kunci cadangan" gumam bibi lalu berlari ke kamar tuan dan nyonya Atmajaya untuk mengambil kunci cadangan kamar dhito.
Setelah mendapat kunci yg di carinya bibi pun kembali berlari ke kamar dhito lagi.
"Hah hah hah DEN DHITO ADEN " panggil bi Wira.
"Bi ada apa ini " tanya Yuni.
Saat akan membuka pintu kamar tiba-tiba keluarga Atmajaya sudah pulang.
"Nyonya sepertinya terjadi sesuatu pada den dhito nyonya " ucap bibi sambil berusaha membuka kunci pintu.
" Bibi sini biar aku saja " ucap Yuni.
"Ini nyonya" bibi Wira.
Cklek
Pintu terbuka dan
DEG
Semua orang terdiam melihat pemandangan memprihatinkan dhito.
"DEN DHITO " bibi langsung lari dan mendorong awan dari atas tubuh dhito.
Bibi memeluk dhito yg hanya diam memejamkan mata tapi air matanya terus mengalir bibir nya pun tertutup rapat.
Nyonya Novi tanpa perasaan menyeret dhito ke ruang tamu dan melemparkannya begitu saja.
Bibi ingin mendekati dhito lagi tapi di tahan oleh Yuni.
"Bibi ajak avel dan Raka ke kamar bi"
bibi ingin menolak perintah Yuni tapi adegan ini juga tidak baik untuk anak kecil seperti mereka.
Plak
"Kecil-kecil sudah pintar jadi jalang ya bagus sekali hm" hina nyonya Novi.
Dhito hanya diam membisu tidak sanggup melawan lagi."Oma " panggil awan.
Semua orang kecuali dhito menoleh ke arah awan.
" Oma ini semua salah—"
30-01-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Black roses ( REVISI )
Kısa HikayeTakdir yg tak pernah memihak nya, baik dalam konteks keluarga, teman maupun cinta. Harapan yg mulai runtuh apakah akan kembali kokoh setelah seseorang datang memberikan bahu nya untuk bersandar ? BxB Mpreg cv by. Arozikin