XIX. Foolish One

536 90 8
                                    

"Ra, lo bisa ke apart gue? Penting banget ini gue nggak tau Vier kenapa anjir gue panik banget please klo lo baca chat ini langsung ke alamat yang udah gue share ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra, lo bisa ke apart gue? Penting banget ini gue nggak tau Vier kenapa anjir gue panik banget please klo lo baca chat ini langsung ke alamat yang udah gue share ya."

DEG!

Radha hanya bisa terpaku di tempatnya. Jantungnya lagi-lagi berdegup kencang tak karuan. Ia hanya menatap layar ponsel. Nampak sekali lagi membaca satu persatu kalimat yang dikirim setengah jam yang lalu oleh Damai.

Dan tanpa berpikir panjang, ia langsung pergi menuju apartemen Damai menggunakan mobil Vier yang terparkir di garase.

***

Radha menyiapkan dirinya untuk tetap tenang saat pintu apartemen Damai terbuka. Pria itu muncul dengan wajah yang murung, tapi masih menerima kedatangan Radha dengan senyum tipisnya.

"Vier gimana?"

"Masuk dulu, Ra."

Gadis itu menurut dengan mengekor di belakang Damai. Mereka berjalan ke arah kamar tidur. Dan Radha telah mendapati Vier yang sedang tertidur pulas di atas ranjang.

Radha cukup bingung. Apanya yang darurat?

"Lo bohongin gue, ya?" Tembak Radha langsung, sedangkan Damai masih bersikap seperti ada yang tidak beres.

"Sini ke ruang tengah, gue mau ngomong."

Perasaan Radha benar-benar campur aduk malam ini. Dan sepertinya ia benar-benar butuh istirahat karena sejak pagi ia merasa begitu sibuk. Untuk ke sini saja ia masih belum mengganti baju.

"Lo tau nggak kalau tadi lo udah bikin gue panik setengah mati?" Radha tak bisa menunggu lagi. Emosinya mulai meluap-luap. Baginya Damai sudah membuang-buang waktu berharganya.

"Sejak kapan Vier kena panic attack?"

"Hah?"

"Jawab gue, Ra. Sejak kapan tu anak kena panic attack?"

"Mai, lo udah gila? Kenapa jadi bahas panic attack?"

Baik Damai maupun Radha mulai merasa sama-sama buta. Kening mereka bahkan berkerut secara bersamaan. Tiba-tiba, mata Damai mendadak membulat sempurna.

"Jadi, lo juga nggak tau?"

"Mai, nggak usah main-main. Jelasin Vier kenapa?!"

***

Radha memutuskan untuk ikut menginap di apartemen Damai. Ia merebahkan dirinya tepat di samping Vier yang seolah tak terganggu dengan pergerakannya sejak tadi. Tidurnya pulas dan napasnya naik turun secara berirama. Bahkan Damai meminjamkan baju dan celananya untuk dipakai Radha.

From Platonic To LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang