"Oke, voting ditutup. Dan guest star kita nanti adalah Niki. So, untuk yang bertugas handle GS gue mohon koordinasi selalu sama gue dan cp artisnya ya."
Seluruh peserta rapat terdengar mengembuskan napas panjang. Bahkan Radha merasa bahunya pegal. Ia lelah sepanjang hari duduk sembari berpikir. Melihat Bebe yang duduk tepat di sebelahnya pun sudah mirip zombi.
"Gue pengen massage habis ini." Ujar Bebe sembari merebahkan kepala di atas meja.
"Nanggung banget. Sekalian aja habis acara." Saran Radha. Gadis itu bahkan belum selesai mencatat notulen rapat hari itu.
"Untuk Radha nanti kalau nggak ada kerjaan seputar surat menyurat bantu Bebe ya." Disela perbincangan Radha dan Bebe, Binar memberikan intruksinya sebagai koordinator sie acara yang langsung mendapat anggukan paham oleh kedua gadis itu.
Rapat terakhir mereka hari itu berakhir lebih cepat dari biasanya. Jam enam sore mereka sudah bubaran dan kembali lagi esok.
"Be, hari ini gue pulang ya. Baju bawaan udah habis dan kebetulan ada om tante di rumah nggak enak gue tinggalin lama-lama."
Bebe memicing curiga. "Lo baru nginep beberapa hari tau."
Senyum Radha mengembang tipis. "Besok atau lusa gue nginep lagi deh." Di tengah percakapan mereka menuju parkiran, Damai yang entah darimana muncul dengan mimik wajah serius.
"Udah sampai mana Mai?" Radha bertanya lebih dulu sebelum pria itu menyampaikan sesuatu yang membuatnya mendatangi keduanya.
"Dari sekian angkatan Seni lumayan banyak yang mau join untuk pameran nanti. Gue cuma takut kita kekurangan space untuk pameran karena gue rasa auditorium nggak sebesar itu buat nampung semuanya."
"Lo udah coba tanya Keenan? Siapa tau kita bisa nyiapin tempat lain yang lebih mumpuni."
Damai menggeleng perlahan. "Gue baru dapet kabar per hari ini peserta pameran membludak, bahkan sekretaris gue sampe bingung nolaknya gimana. Kayaknya besok baru gue kabarin Kak Keenan masalah ini."
Kedua gadis itu setuju. "Nanti gue bantu ngomong sama Keenan." Sahut Bebe kemudian.
"Setelah fix gue kabarin Kak Binar. Supaya pameran bisa terekspose secara full." Sebagai kalimat penutup Radha yang langsung membubarkan ketiganya.
"Oh ya, Ra."
Radha menoleh kembali, kali ini dengan alis yang terangkat ke atas. "Kenapa lagi?"
"Vier akhirnya daftar buat ikut pameran. Lo tau?"
Radha sedikit tersentak. Sudah lama ia tak mendengar eksistensi sahabatnya itu. "Nggak tau. Akhir-akhir ini gue sibuk di kampus. Baguslah dia ikut."
Baik Damai dan Bebe cukup kaget sebenarnya mendengar jawaban Radha yang terdengar ketus. Biasanya gadis itu tidak begitu. Sudah lama juga mereka tidak mendengar ataupun melihat Vier dan Radha bersama karena bergelut akan kesibukan festival.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Platonic To Lovers
Fiksi RemajaRadha Djiwani dan Olivier Kairo adalah satu dari ribuan 'sahabat masa kecil' yang terjebak dalam segala situasi yang mengharuskan mereka untuk terus bersama. Di mana ada Radha, disitu ada Vier. Begitu pula sebaliknya. Hingga pada suatu hari, salah s...