Terserah

627 62 3
                                    

Reva Fidela
Ci, ini gua, Adel

Shani Indira
Oh iya? Kenapa Adel?

Reva Fidela
Gua mau ketemu langsung, ci Shani kapan free nya?

Shani Indira
Minggu mau? Gua sebenernya udah boleh keluar Sabtu, tapi ngerasa bersalah sama Gracia kalo baru keluar banget langsung keluyuran

Reva Fidela
Boleh ci, di resto bubur abang gua gimana?

Shani Indira
Loh, abang lo buka bisnis? Nanti gua tanya Zee aja deh buat location nya

Reva Fidela
Oke ci, sip

***

Hilang ingatan membuat Shani merasa kebingungan dan merepotkan.

Gua ngerasa bego banget anjir gara-gara lupa ingatan... Kapan baliknya sih? Batin Shani.

Ini hari sabtu, di mana Shani sudah boleh pulang. Mereka tidak pulang ke apartemen lagi, tapi ke rumah Shani yang tak kalah megah dari rumah orang tuanya, tapi tentu saja ukurannya lebih kecil jika dibandingkan.

Semenjak Shani hilang ingatan, Gracia menjadi sedikit lebih pendiam. Meskipun Shani tidak pernah menyadari itu, karena Shani sendiri lupa sosok Gracia yang sebenarnya.

Selama di rumah sakit, perlahan Shani mulai terbiasa dengan kedekatan dirinya dan Gracia. Meski terasa sedikit aneh baginya, tapi hanya Gracia yang selalu ada untuk dirinya.

Shani tidak memberitahu orang tuanya perihal hal ini, karena ia tahu orang tuanya akan marah besar mengetahui putri semata wayangnya dibawa pergi ke night club oleh orang kepercayaan keluarganya.

***

“Mau ke mana?”

“Eng... Ke kamar sebelah?” Jawab Gracia. Shani memiringkan kepalanya sedikit, “Kenapa harus? Kita nggak sekamar aja?”

Gracia bingung cara menjawabnya, author juga jujur bingung mau lanjutnya gimana.

Pada akhirnya Gracia menetap di kamar yang sama dengan Shani. Di rumah ini hanya terdapat empat pembantu, dua pria dan dua wanita. Sudah termasuk yang menjaga gerbang dan menjadi ART. Pembantu keluarga Natio memang hanya sedikit, karena papa Shani sangat berwaspada dan hanya mempekerjakan orang yang ia percaya. Bahkan jika terjadi suatu kecurigaan terhadap pembantu tersebut, ia akan langsung ditacep.

***

Empat bulan bukan waktu yang singkat... Ada banyak yang gua lewatin, pasti. Zee juga nggak tahu banyak, apalagi tentang Gracia. Terakhir yang gue inget, waktu gua nawarin harta gua ke Zee karena mau bundir... Tiba-tiba timeskip ke sini aja. Batin Shani sembari melihat pemandangan jalan dari jendela rumahnya.

Gracia keluar dari kamar mandi kamar sambil mengenakan handuk baju dan handuk di kepalanya. Shani yang menyadari itu segera berbalik badan menatap Gracia.

“Ge, hari ini gua mau meet sama Adel ya.”

“Adel...? Nggak! Yang bener aja? Mau diapain lagi lo sama dia, hah? Nggak, nggak ada lagi meet-meet sama Adel!!”

Shani tertegun, bingung membalasnya.

“Dia adik kelas yang paling gue percaya. Waktu itu dia cuma ga sadar aja Ge.”

“Tau dari mana lo? Lo aja ga inget apa-apa!” Sentak Gracia. Ia sangat tidak setuju Shani bertemu lagi dengan Adel, yang telah membuatnya hilang ingatan.

“Ya emang gua nggak inget, tapi Zee ngasih tau semuanya keles!”

“Zee? Lo percaya sama Zee? Yang udah buat lo pergi ke night club itu? Lo nggak tahu, bayangin aja! Lo nungguin orang yang lo sayang semaleman sampai jam sepuluh malem karena khawatir, terus pas lo mutusin buat tidur, ada telpon bilang kepala orang yang lo sayang itu luka, berdarah-darah gara-gara kena beling dari botol kaca alkohol yang dipukul sama pacar dari sepupu lo yang lagi di night club!!!” Ujar Gracia panjang lebar dengan nada yang terdengar sangat marah.

Shani terdiam sebentar.

“Lo sayang sama gue?” Tanya Shani.

Shani anjing! Dari semua yang gue bilang, kok dia ngambilnya yang itu doang? Batin Gracia.

“Tau ah, kampret. Pergi aja lo.” Ucap Gracia dengan tidak bersungguh-sungguh sembari membuka lemari. Emosinya sudah sedikit mereda, sedikit.

“Yang bener?” Tanya Shani sedikit menggoda, menggenggam pergelangan tangan kanan Gracia yang sedang menggeser lemari, kemudian tanpa sengaja Gracia reflek berbalik badan dan mendorong lemari, sehingga suatu barang berbobot 2kg jatuh menimpa kepala Shani.

Shani mengerang kesakitan, Gracia tampak sangat khawatir juga merasa sangat bersalah.

“Shan! Lo- Lo nggak apa-apa?” Gracia mengelus-elus kepala Shani dengan berhati-hati agar tidak melukainya.

Gini amat hidup gua anjirr, baru kemaren kepukul botol kaca sama Adel yang emosi pacarnya selingkuh sama Zee, sekarang ketimpa barang apaan ini?

Eh, kok... GUA INGET LAGI? Batin Shani, tanpa sadar membesarnya matanya, membuat Gracia terkejut.

SHANI KENAPA COK?? SALAH GUA KAH? Batin Gracia, panik karena tingkah Shani seperti orang kerasukan, menurutnya. Padahal ia sendiri belum pernah melihat orang kerasukan.

***



















“Sh-Shaannn...! Ngh...”


















TBC! ^-^

GreShan: Your favorite girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang