How?

5.8K 246 25
                                    

Hey! Im back!!! Ini sequel (lanjutan dari YM) sesuai yang kalian mau. Aku baru nih ngerasa bingung gimana mau ngelanjutinnya hahah tapi akhirnya nggak bingung juga (alhamdulillah)

Aku baru tahun ini kayanya join diwattpad hahah jadi maklum aja ya kalo ngetik masih acak acakan, idenya ngawur, atau apalah itu. Aku bikin cerita ini dengan ide yang apa adanya:' jadi... enjoy aja ya hahah

Langsung aja yuk, Bismillah...

***

YANG DIATAS ITU FOTO CLARISSE. GIMANA MENURUT KALIAN? CANTIK NGGAK?:)
YG BINGUNG TAPI MAU LIAT FOTONYA, TINGGAL GESER AJA FOTO CALUM KWKW

***

Clarisse POV

Pagi-pagi begini aku sudah menerima pesan dari Calum. Mataku masih ngantuk. Hoam...

Ku urungkan niatku untuk membalas pesan dari Calum lalu kembali tidur. Namun sebelum mataku berhasil terpejam, aku mendengar suara klakson mobil yang terus-menerus berbunyi.

Ah berisikkkkkkkk.

Semakin aku diamkan, semakin sering suara itu terdengar hingga akhirnya akupun bangkit dari ranjang dan melangkah pelan menuju balkon.

Ingin sekali rasanya aku membunuh si pelaku tukang klakson itu.

"Hey!" Calum?

Ku lihat ia tersenyum sambil melambaikan tangannya padaku.

"Cepet turun" teriaknya dari bawah sana.

Aku memutar pandanganku, mendengus kesal. Tapi... walaupun kesal, aku tersenyum. Ya, sejujurnya aku senang ia kesini.

"Good morning babe" ucapnya saat setelah aku membukakan pintu.

"uhm ngapain sih? Berisik tau. Pagi-pagi udah mainin klakson! Kan nanti aku yang diomongin tetangga" omelku.

"Kamu juga berisik. Pagi-pagi udah ngomel" sahutnya lalu tersenyum. Ahh manis sekali senyumnya.

"Tap..." belum sempat aku bicara, Calum tiba-tiba mencium bibirku, ia melumat, dan menggigit pelan bibir bawahku sehingga aku merasa seperti... ah tidak mampu aku mengatakannya.

Calum masih menciumku dan disamping itu Calum juga mendorongku pelan menuju tembok dan mengunciku dengan kedua tangannya.

Dalam posisi seperti ini, aku merasa sangat dekat dengannya. Ya, kurasa tubuh kami saat ini seperti bayi kembar siam. Nempellllll.

Saat aku menginginkannya lagi, Calum tiba-tiba menyudahi ciumannya. "I miss you" bisiknya pelan sambil menarik tubuhku ke dalam pelukannya.

Ah sweet!

"I miss you too" jawabku.

Didalam pelukannya, aku bisa merasakan detak jantungnya. Ya, jantungnya berdetak sangat cepat seperti jantungku saat ini...

"Ehm! Pagi-pagi udah mesra-mesraan" aku menoleh ke Lily yang sudah menatap kami berdua dengan cengirannya.

"Calum, lepas..." ucapku saat menyadari Calum tidak juga melepaskan pelukannya.

"Ogah" sahut calum yang malah mempererat pelukannya.

"Lo iri ya Lil? Apa lo mau gue peluk juga?" Goda Calum sambil melirik kearahku. Hey apa maksudnya melirik?

"Ih najis. LUKEEEEEE" teriak Lily.

Aku dan Calum terkekeh geli. "Luke nggak ada disini" sahutku.

"Nanti gue bilangin Luke baru tau rasa lo" ancam Lily.

"Bilangin aja. Dia juga bakalan kalah sama gue" sahut Calum sambil menjulurkan lidahnya, meledek.

I'm Yours (c.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang