Edmund Pevensie?

2.1K 209 15
                                    

Kasih vomments jangan lupa yaaa xx

***

Clarisse POV

Aku menghela nafas berkali kali. Mencoba menenangkan diriku sendiri.

Aku terus teringat pada omongan om Daniel kemarin. Soal Calum, ia sudah aku beritahu dan ia akan kerumahku dua jam lagi.

Kalian mau tau apa yang om Daniel bicarakan?

Flashback

Om Daniel menatapku dengan tatapan memohon sebelum menjelaskan apa maksud kedatangannya kerumahku.

Sedangkan aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Bagaimana jika om Daniel mengirimku ke luar negeri?!

Om Daniel kembali menghela nafas. "Begini... anak sahabat om besok akan kesini dan om tidak tau ia akan tinggal dimana. Orang tuanya masih ada urusan di Amerika, dan orang tuanya ingin anaknya tinggal disini sampai orang tuanya selesai dari Amerika. Om tidak bisa menampungnya dirumah om karena kamu tau bukan? Rumah om tidak cukup banyak mempunyai kamar. Jadi..."

Aku sedikit mengerti apa yang dimaksud om  Daniel. Dari kata katanya itu aku dapat menyimpulkan bahwa sepertinya om Daniel ingin anak sahabatnya itu tinggal dirumahku untuk sementara. Benarkan?

"Jadi om ingin meminta persetujuanmu dulu. Bagaimana kalau anak sahabat om menginap disini?"

Benar! Dugaanku benar...

Bagaimana ini?

Apa aku harus menolaknya?

Apa aku bisa menolaknya?

Om Daniel sudah baik terhadapku dan selama ini om Daniel yang selalu membiayai semua keperluanku. Sepertinya... aku tidak bisa menolak.

Aku menghela nafas. Mencoba setenang mungkin dihadapan adik mamaku ini. "Baiklah om" senyumku. Senyum paksa.

Mendengar itu om Daniel tersenyum lembut lalu mengusap kepalaku penuh sayang. "Makasih Clarisse.. om tau kamu anak yang baik"

"Jadi... berapa lama dia akan menginap disini om?" Tanyaku, mencoba sesopan mungkin.

Om Daniel terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab. "Om belum tau sampai kapan"

Good! Eh... tapi anaknya itu cewek atau cowok?

"Besok Edmund akan kesini. Kalau dia macam macam padamu, laporkan saja pada om"

WHAT?

EDMUND?

"Edmund?"  Tanyaku.

Om Daniel mengangguk. "Iya, namanya  adalah Edmund Pevensie"

Aku terdiam sesaat. "Dia... laki laki?" Tanyaku ragu.

Om Daniel tersenyum lalu terkekeh. "Iya, dia laki laki. Apa ada masalah Ny. Stone?"

Aku menggeleng cepat. "Tidak om..."

Flashback END

Kalau boleh jujur sebenarnya aku keberatan. Apalagi mengingat anak sahabat om Daniel itu laki laki. Tapi walaupun begitu aku tidak bisa menolak.

*Suara bel berbunyi*

Aku menoleh kearah jam dinding.

sepertinya yang datang itu Calum.

Sekarang sudah jam 10 pagi dan Calum seharusnya memang sudah sampai.

Disaat yang bersamaan dengan suara bel, ponselku bergetar.

I'm Yours (c.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang