Where Are You?

1.6K 168 32
                                    

Author's POV

Selepas kepergian Calum, Clarisse masih terdiam ditempatnya. Cewek itu masih setia duduk di sofa menunggu kepulangan Calum. Acara tv hari ini tidak ada yang dapat menarik perhatian cewek itu. Ia terus menekan remot hanya untuk sekedar melihat lihat acara ditelevisi. Kegelisahannya tidak dapat ia bendung lagi. Ia begitu mengkhawatirkan keadaan Calum yang belum juga kembali. Kemana dia? Batin Clarisse.

Cewek itu menghela nafasnya dengan kasar. Ia begitu frustasi. Harus bagaimana lagi ini? Mata yang tadinya terarah ke layar televisi beralih menatap langit langit atap apartement itu. Terasa perih, namun seperti enggan untuk berhenti menangis. Suara hujan pun seolah tak mau kalah dengan suara tangis cewek itu yang kian terdengar menyedihkan. Dapat dipastikan mata itu kini sudah bengkak!

Kringgggg...
Tiba tiba terdengar suara telfon berdering begitu kencang, seolah ingin ikut memeriahkan suasana yang sepi. Itu bukan suara ponsel milik Clarisse karena ponsel miliknya juga sudah hancur. tapi itu adalah suara telfon rumah.

Dengan lemas Clarisse bangkit dari sofa dan berjalan menuju sumber suara. Ditatapnya telfon itu dengan harapan Calum lah yang menelfonnya.

Dengan sedikit harapan, Clarisse menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan, lalu mengangkat telfon itu dan mulai berbicara pada seseorang disebrang sana.

"halo?" Clarisse menyapa.

"Clarisse?" terdengar jelas orang itu terkejut.

"Calum? Kamu dimana?" suara itu terdengar lemah dan serak. Tenggorokkannya bahkan terasa kering karena mungkin terlalu banyak mengeluarkan air mata. Entah siapa yang menelfonnya, Clarisse tidak yakin kalau itu adalah suara Calum. Tapi apa salahnya berharap kalau itu dia?

Terdengar helaan nafas dari sebrang sana "Clarisse, ini gue Luke. Jadi dia nggak ada?"

Luke?

OH.

Jika saja Luke bisa melihat ekspresi Clarisse sekarang, cewek itu benar benar menunjukkan ekspresi kecewanya saat tau bahwa orang itu bukan DIA yang menelfonnya. Clarisse pasrah... "dia nggak ada disini, dia pergi gatau kemana dan sampai sekarang belum pulang"

Jelas, suara tangisan itu terdengar jelas ditelinga Luke. Kalau saja Luke ada disana, dia mungkin sudah memeluk Clarisse untuk menenangkannya.

Luke menatap kearah jendela kamarnya, hujan masih sangat deras bahkan suara petir juga terus berdentuman. Dia berpikir akan sahabatnya yang satu itu. Kemana dia? Membayangkan dua sahabatnya yang begitu mengkhawatirkan, Calum dan Clarisse. Membuat Luke ikut terbawa suasana...

SEDIH.

Luke tau kalau Calum tidak sedang bersama Michael. Bagaimana ini? Pikirnya. Namun Luke segera tersadar bahwa sambungan telfonnya belum terputus. Cukup lama mereka terdiam ditelfon, keduanya sama sama sibuk. Luke sibuk dengan pikirannya, sementara Clarisse sibuk dengan tangisannya. "sial. Tega banget dia ninggalin lo. Terus lo sendirian disana?" Luke semakin khawatir. Disisi lain, Luke merasa kesal pada Calum yang seenaknya meninggalkan seorang CEWEK sendirian.

Clarisse mengangguk dan tersenyum masam mendengar ocehan Luke yang memang terbukti kebenarannya. "iya aku sendirian, tapi gapapa kok. Ini juga salah aku, jadi aku paham kenapa Calum pergi. Mungkin kalau aku yang ada diposisinya aku juga bakalan ngelakuin hal yang sama hehe" Clarisse berkata sepelan mungkin. Rasanya suaranya seperti tenggelam. Ia juga sempat sempatnya tertawa saat keadaan hatinya sedang hancur seperti ini.

"apa perlu gue temenin?" tanya Luke bernada serius. Ia sudah pikirkan resikonya. Ia tau diluar sedang hujan tapi disana ada yang membutuhkan kehadirannya.
Clarisse tersenyum. "gausah deh, nanti Lily nya ngamuk" godanya.

I'm Yours (c.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang