My Weakness

1.7K 164 19
                                    

Clarisse POV

Kini aku terduduk sambil merenung dipinggir ranjangku. Ehm, sebenarnya aku bukan sedang berada dikamarku tapi lebih tepatnya berada di kamar yang dulu pernah aku tempati. Sekarang aku berada diapartemen Calum.

Selepas pertengkaranku dan Edmund tadi, aku kabur ke sini, berharap Calum ada disini tanpa harus aku telfon lebih dulu karena ponselku masih berada ditangan Edmund.

Aku langsung mengetuk pintu apartemen Calum dan memencet belnya dan Calum pun membukakan pintu itu. Saat aku masuk, aku melihat Luke dan Michael yang juga sedang melihatku. Sepertinya mereka bertiga sedang asik asiknya, dan kedatanganku membubarkan mereka. Luke dan Michael seperti tau keadaanku dan mereka berdua pamit untuk pulang. Dengan begitu, aku menjadi merasa tidak enak hati.

***

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah sosok lelaki tampan shirtless dengan rambut basah serta handuk kecil yang Calum usapkan ke kepalanya secara asal membuatnya menjadi terlihat dua kali lebih sexy!

Aku mendongak dan tercengang saat Calum tersenyum padaku dan mendekat perlahan.

Langkahnya semakin lama semakin memperkecil jarak diantara kami dan aku masih terbengong menatapnya dengan posisi duduk ditepi ranjang.

Wangi aroma itu mulai tercium... ya, apalagi? Ini adalah aroma tubuhnya. Ehm. Aku mulai tidak bisa konsentrasi. Wangi itu mulai mendekat hingga sekarang kusadari dahiku sudah menempel pada perut Calum. Astaga.

Calum menunduk dan menekuk tubuhnya agar bisa sejajar denganku yang duduk dihadapannya. Dalam posisi ini, aku tidak melihat lagi senyumnya.

Tadi aja senyum senyum. Sekarang jadi sinis gitu! Gerutuku dalam hati.

"Aku gasuka kamu mikirin dia"

Eh?

"Aku bukan mikirin dia, aku mi-"

"Sama aja. Udah intinya aku gamau kamu mikirin mereka. Kamu fokus mikirin aku aja!"

Percakapan macam apa ini? Lucunya kamu kalo lagi cemburu gini... senyumku.

"Gausah senyum senyum, suka banget sih bikin aku cemburu" gerutunya.

"Oh iya, ambilin aku baju dong" lanjutnya. Kata kata itu membuatku agak terkejut. Ini pertama kalinyaaaa!

Aku menghela nafasku sebelum menjawab "gak mau, emangnya aku ajudan kamu!?"

Mendengar jawabanku Calum tertawa. "Kamu kan asisten spesial aku, udah gih sana ambilin, nanti aku kasih hadiah" genitnya sambil mengedipkan sebelah mata.

"Kenapa nggak kamu aja sih yang ambil?" Tanyaku gemas.

Calum tersenyum. Kali ini senyumannya aneh. "Yaudah aku ambil bajunya, dan kamu pakein aku baju" godanya sambil bergegas pergi.

Aku yang kaget mendengar ucapannya akhirnya mengalah. "Yaudah aku ambilin bajunya"

Aku berjalan menuju kamar Calum dan saat aku memasuki kamarnya, aku langsung membuka lemari besarnya dan mencari sepasang baju dan errrrr calana dalamnya.

Saat kurasa sudah, aku kembali ke kamarku dan menyerahkan baju yang ku ambil tadi pada Calum.

Kini Calum yang terduduk ditepi ranjang menggantikanku, ia tersenyum lebar saat melihatku membawakan bajunya. "Makasih sayang" ucapnya sambil mengusap rambutku dan mengacak acaknya.

Sambil menunggu Calum memakai baju, aku kembali terbengong. Kali ini bukan dua orang itu yang aku pikirkan, tapi Joyce.

Air mataku tiba tiba menetes mengingat betapa aku merindukan wanita itu.

I'm Yours (c.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang