"I Miss You"

1.2K 160 22
                                    

"Tunggu!"

Edmund menoleh kebelakang dan melihat Clarisse yang bangkit dari ranjang lalu berjalan perlahan kearahnya. Tanpa disangka sangka, Clarisse langsung memeluk Edmund tanpa ragu saat jarak mereka sudah dekat. Perasaan aneh yang ada didalam diri Edmund mulai menjalar keseluruh bagian tubuhnya. Ini sulit dipercaya, untuk pertama kalinya Clarisse memeluknya!

"Wake up, Edmund! Wake up!"

"Clarisse..." Panggil Edmund lembut. Sejujurnya ia tidak ingin pelukan ini berakhir. Tapi ia tidak ingin bahwa Clarisse memeluknya hanya karena Clarisse tidak sadar siapa orang yang sedang dipeluknya saat ini. Ia hanya tak ingin berharap lebih, ia tak ingin jatuh terlalu dalam, ia tak ingin dirinya dianggap sama oleh Calum. Mau bagaimanapun, mereka berdua adalah pribadi yang berbeda.

"Iya?" Clarisse menyahut masih dalam pelukan.

"Lo meluk gue? Lo sadar kan kalo gue itu..." Tanya Edmund penuh harap.

Helaan nafas kecewa terdengar saat Clarisse melepas pelukannya. Sesaat kemudian mereka saling tatap dengan jarak yang cukup dekat. Edmund masih bisa melihat air mata Clarisse yang masih menggenang dipelupuk matanya dan seperti siap untuk diluncurkan.

"Iya kenapa? Aku sadar ko kalo kamu itu Edmund" Jawab Clarisse lirih sambil mengusap kasar air matanya.

Mendengar jawaban itu Ed bernafas lega. Ia tidak ingin Clarisse salah perkiraan dan menganggap kalau sosok yang tadi dipeluknya adalah Calum.

"Gue minta maaf"

Seketika Clarisse dibuat bingung oleh perkataan maaf Edmund yang ia rasa tidak perlu. Maaf untuk apa? Ohiya, apa ini adalah permintaan maafnya untuk yang pertama kali? Clarisse mendongak, menatap wajah Edmund yang menunduk untuk membalas tatapannya. Clarisse hanya tak mengerti apa maksud dari permintaan maafnya.

"Maaf untuk?" Tanya Clarisse polos dengan matanya yang membulat penuh rasa penasaran.

"Maaf karena tadi gue nggak sengaja liat lo lagi berantem sama Calum. Tapi lo nggak perlu khawatir, gue nggak dengerin obrolan lo sama dia" Jujur Edmund akhirnya. Yang ia takutkan adalah kemarahan Clarisse saat mendengar kejujurannya, namun tanpa ia duga Clarisse malah tersenyum walaupun Edmund tau senyuman itu adalah senyum paksa. "Sorry" ucapnya sekali lagi. Sebenarnya ia penasaran, apa yang baru saja terjadi antara Clarisse dan Calum? Dan tidak seperti biasanya Clarisse menunjukkan wajah sedihnya seperti hari ini.

"Oh soal itu? Aku tau kok"

Clarisse tau? Dia... jangan jangan tadi...

"LO NGAPAIN DISINI?!"

***

Anne terus menerus mengurung diri dikamarnya. Ia sepertinya sangat menyesali akan dirinya sendiri. Ia bahkan mengutuk dirinya karena telah merusak hubungan orang lain. Ia yakin bahwa ini adalah salahnya. Salahnya!

Berkali kali ia mencoba untuk menghubungi Calum, meminta maaf akan ulahnya namun tak pernah ada jawaban. Anne benar benar merasa bahwa dirinya adalah perusak! Bahkan ia merusak hubungan orang yang disayanginya. Walaupun tidak sengaja, tapi ini tetap salahnya.

Anne bangkit dari sofa lalu berjalan mendekat kearah jendela. Berbagai macam kendaraan berlalu lalang, suara bising dari masing masing kendaraan saling beradu memecah keheningan. Kedua tangan Anne bergerak mengusap kasar pipinya yang mulus. Basah. Ya, sejak tadi air matanya terus membanjiri pipinya tanpa henti.

Seandainya ia tidak kembali kesini, mungkin semuanya akan baik baik saja. Pikirnya.

Tok tok..

Seketika Anne berhenti dari aktivitas melamunnya yang belakangan ini sudah seperti rutinitasnya. Ia berpikir sejenak, apa dia harus membukakan pintu? Atau diam saja? Tapi rasanya terlalu malas untuk meninggalkan kamar ini.

I'm Yours (c.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang