part 3

74 15 0
                                    

Maaf ya, author baru up lagi. Soalnya lagi banyak tugas nih😌

Jangan lupa diapresiasi ya, kalau ceritanya menarik. Biar author nya juga semangat buat lanjutin.😉

♓♓♓

"Nona Xin Qian, ada yang ingin kubicarakan empat mata."

"Eh, iy pak. Silahkan" jawab Jihan sedikit gugup.

"Apakah kita akan tetap melaksanakan pernikahan?"

"Hah?"Pertanyaan yang diajukan sontak membuat mata Jihan terbelalak.

"Ini sudah kubicarakan dengan keluargamu. Juga untuk orang yang tahu kejadian malam itu, aku akan menutup mulut mereka." Jelasnya lagi tanpa ekspresi.

Pernikahan?

Pikiran Jihan melayang pada adegan plus-plus antara pemilik tubuh, Xin Qian dan putra mahkota Zhu Xian Yu di malam festival bulan.

"Anda kenapa tuan?" Tanya Xin Qian berusaha membopong tubuh lelaki yang mulai terhuyung.

"Menjauh, jangan dekati aku. Pergi!" Titah Zhu Xian Yu menepis tangan Xin Qian kasar.

Xin Qian yang bingung perlahan melangkah meninggalkan putra mahkota. Namun belum ada dua langkah, ia berbalik dan kembali memeluk tubuh lemas Zhu Xian Yu yang hampir saja rubuh ke lantai.

Mata Xin Qian dibuat membola, panik oleh putra mahkota yang seperti kerasukan tiba-tiba mendorong nya masuk dalam sebuah ruangan.

Dengan sekuat tenaga ia berusaha melarikan diri dari putra mahkota. Namun naas, kekuatan putra mahkota lebih besar walaupun dalam pengaruh obat itu.

"Apa yang anda lakukan, putra mahkota?." Panik Jihan kala Zhu Xian Yu dengan beringas menciptakan kissmark diarea lehernya.

"Sudah ku peringatkan kau untuk menjauh calon kakak ipar. Tapi kau malah membawa dirimu pada singaku yang lapar ini."

Xin Qian tersedu-sedu ketika putra mahkota yang tak terkendali mulai melepas kain ditubuhnya hingga tak menyisakan sehelai pun dan berakhir dengan kenyang nya singa si putra mahkota.

"Lah, itu mah bukan singa kelaparan. Tapi otong lu aja yang kurang iman, lagian ntu si otong kayaknya kurang gizi." Jihan tersenyum geli mengingat Zhu Xian Yu tak melakukan adegan itu dengan kasar.

Karena kejadian malam itu Xin Qian kemudian berusaha bunuh diri dan berakhir dengan jiwa Jihan yang masuk ke dalam tubuhnya. Entahlah kemana perginya, author juga lupa kemana.

🌠🌠🌠

"Nona, anda kenapa? Anda sembelit?" Tanya Mei-mei melihat Jihan yang sedari tadi bolak-balik didepan nya dengan kantong mata yang nampak menghitam.

"Bukan Sembelit tapi otak aku yang kelilit." Jawab Jihan.

"Emang otak bisa kelilit juga, nona?"

"Bukan cuma otak aja, mata pun bisa kelilit. Nih!" Jihan berbalik dan menunjukkan mata yang dibuat juling.

"Nyonya..., Hmpttt" Mei-mei langsung berteriak panik melihat mata Jihan yang ia rasa aneh.

Tapi sebelum suara itu sampai ke telinga sang nyonya, Jihan lebih dulu membungkam mulut Mei-mei.

"Jangan ribut Mei-mei."

"Tapi nona..."

"Sttt..., Sekarang lebih baik kamu panggil dokter kesini deh!"

"Dokter?"

"Eh, itu. Orang yang suka membuat obat, apa namanya?" Tanya Jihan nampak berpikir.

"Tabib?"

"Iyah, sekarang kamu panggil dia. Katakan aku membutuhkan nya, ini keadaan darurat!" Jelas Jihan yang ditanggapi anggukan.

Panik dan khawatir kini menggerogoti perasaan Jihan kala tak tahu cara kembali kedunia nya.

Ia mulai sulit tertidur setiap malam karena pikirannya terus melayang-layang tentang Dimana sebenarnya Xin Qian asli? Bagaimana keadaan tubuh aslinya disana? apakah dia akan terjebak di dunia antah-berantah ini selamanya?

Tujuh hari terjebak di dunia paralel ini, rasanya sudah terlalu lama untuk meninggalkan tubuh tak bernyawa, pikirnya.

"Apakah aku sudah mati? Pasti tubuhku sudah membusuk disana. Ini semua gara-gara mimpi sialan itu, kalau aja aku gak cari tau dan masuk ke perpustakaan itu, pasti..."

"Nona, tabib sudah datang!."

Ocehan Jihan seketika putus kala suara Mei-mei terdengar, bersamaan dengan air wajah Jihan yang sedikit pucat melihat dua orang lelaki yang mengikuti pelayannya itu.

"Kenapa putra mahkota bisa ikutan?" Tanya Jihan berbisik pada Mei-mei.

"Siapa yang akan kuperiksa?" Tanya tabib, kembali menarik atensi Jihan.

"Kenapa ada tabib disini? Siapa yang sakit?"

Pertanyaan yang dilontarkan Zhu Xian Yu berhasil membuat Jihan panik.

Apakah ini yang disebut deg-degan? Jantung nya sakit seperti dipukul palu terus menerus. Jihan hanya punya satu cara untuk melewati kepanikan ini, 'mengalihkan pembicaraan'.

"Seharusnya saya yang nanya, bapak ngapain sih nongol mulu kayak jalangkung? Datang tak diundang pulang tak diantar."

"Bapak kangen sama saya? Pengen ketemu banget nih? Rindu berat nih bapak sama saya?"

"Saya bukan bapak kamu?" Jawab Zhu Xian Yu yang singkat padat dan jelas membuat Jihan mencebik.

"Ya udah, jadi bapak dari anak-anak ku mau gak?" Goda Jihan menarik turunkan alisnya.

Namun tak lama kemudian, perutnya terasa diaduk-aduk hingga rasa mual menyerangnya.

Mual gak tuh kebanyakan ngomong, atau jangan-jangan Jihan?

"Hoek..."

Wajah Zhu Xian Yu yang datar tiba-tiba berubah melihat Jihan yang memuntahkan isi perut nya.

"Nona!" Pekik Mei-mei melihat tubuh Jihan yang mulai lemas dan luruh kelantai.

Entah kenapa Jihan merasa tubuhnya tak bertulang setelah memuntahkan cairan yang terlihat sedikit kekuningan.

"Kau kenapa?" Zhu Xian Yu yang panik segera menggendong Jihan ala bridal style dan membawanya menuju tempat tidur.

Kira-kira Jihan kenapa ya?

Gimana, seru gak?

Siapa nih yang setuju author menciptakan karakter pendukung?

Jihan Dan Dinasti MingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang