part 5

65 12 0
                                    

Love you so much,
Buat kamu yang masih setia baca
Cerita ini😘

Tapi lebih love lagi kalau
Kamu gak lupa buat vote😍

🍑🍑🍑

"nona, apa yang anda lakukan!?"

"Menurut ngana? Ya manjatlah. Masa ia berak diatas pohon gini, Susanti"

Jawab Jihan sedikit kesal dengan pertanyaan absurd Mei-mei.

"Ya maksud Mei-mei, nona ngapain manjat pohon gitu?"

"Ini, mau ambil buah peach buat kasih makan monyet."

"Emang, nona punya monyet?"

"Mei-mei udah ya. Lebih baik kamu ambilkan saja keranjang itu dan tadah buah yang kupetik." Jelas Jihan memberikan instruksi dan kembali sibuk memetik buah berwarna merah jambu itu.

Kreeek...

"Nona, yang lain saja! disitu ranting nya terlalu kecil nanti patah. Bahaya!" Mei-mei dibuat ngilu melihat Jihan berusaha meraih buah peach yang terlihat lebih besar dan cerah. Namun, kayu pijakan nya tak sebesar lengan.

"Tenang, ini badan kayak nya beratnya hanya 50 an. Pohon nya juga pendek, gak bakalan mati Kalau jatuh, paling tulang keriting dikit." jawab Jihan dengan tangan terulur berusaha meraih buah yang menggoda netranya.

Kreeek...

Kretak...

Aaaa...

The real ucapan adalah do'a, apa yang diucapkan pelayannya itu terealisasikan. Kayu pijakan Jihan patah membuatnya spontan berteriak seperti sudah dijemput malaikat maut.

Aneh, tubuhnya tak terasa sakit, Apakah dia tertusuk kayu saat jatuh dan mati? Apakah sekarang dia disurga? Pikirnya, dengan cepat ia membuka mata dan meraba-raba tubuhnya.

"Aman!"

"Apakah nona terlalu nyaman dalam pelukanku?" Suara yang teramat dekat membuat Jihan tersadar bahwa tubuh cantik nya terselamatkan oleh  pelukan lelaki tampan ini.

"Eh, terima kasih karena sudah menolongku!" Ucap Jihan perlahan turun dari gendongan ala bridal style saat ia terjatuh seperti nangka busuk.

"Aneh sekali, kenapa sungkan begitu pada ku? Bahkan dulu kamu sering berkuda-kudaan diatas punggung kakakmu ini."

"Kakak?"

"Kenapa? Apakah kepala mu sempat terbentur sampai lupa ingatan dan melupakan ku?" Tanya Li Hua tersenyum, menjentik alis Jihan dan berlalu begitu saja.

"Oh, Xin Qian punya sodara. Bagus deh, akhirnya aku bisa juga merasakan gimana punya kakak. Asik juga lama-lama, apa yang tidak pernah kudapatkan diduniaku sudah kudapatkan disini. Dapat kasih sayang ibu, juga punya kakak buat bermanja." Monolog Jihan kemudian tertawa kecil.

"Nona, tadi itu siapa?" Tanya Mei-mei memecah lamunan nya.

"Lah, kamu gak tau? Bukannya kamu udah lama tinggal disini? Masa kakak aku kamu gak tahu?"

"Kakak? Nona kan anak tunggal!"

"Masa iya? Terus tadi siapa?" Tanya Jihan bingung tujuh keliling.

"Mungkin, kakak sepupu Nona."

"Kok, mungkin? Kamu benar-benar gak pernah lihat laki-laki tadi?"

"Ya..., Yang Mei-mei ingat cuman  Tuan Li Yuze, nona Xu Tianzhi dan tuan muda Xu Jingmi, sepupu-sepupu nona dari keluarga nyonya. Mungkin yang tadi, dari keluarga tuan." Jawab pelayan itu cengar-cengir dan menggaruk kepala yang tak gatal.

Jihan Dan Dinasti MingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang