part 4

71 16 0
                                    

Maaf lagi nih dari author
krna baru up lagi.🙏

Jangan lupa vote
Kalau ceritanya bagus.
Happy reading 😉
🍒🍒🍒

"Bunda?" Jihan terpaku melihat seorang wanita dengan surai panjang dan hitam sedang memeluk buku-buku dalam genggamannya, dan ia yakin itu adalah bundanya.

"Bunda..." Panggilnya lagi tanpa menyadari air mata yang sudah luruh mengaliri pipinya. Sedangkan, wanita yang dipanggil nya itu tak bergeming dan malah makin menjauh meninggalkan.

"Aww"

"Eh, sorry." Seorang gadis muda membungkuk karena tak sengaja menabrak wanita bersurai panjang itu.

Entah karena terburu-buru, gadis muda itu berlalu meninggalkan korbannya yang kini memunguti buku-buku yang berserakan.

Jihan yang melihat semua kejadian itu mengusap pipinya dan mengerutkan alis merasa tak asing dengan adegan ini.

Melihat bundanya sibuk memunguti buku-buku, Jihan segera mendekat mengabaikan rasa penasaran nya.

Niat hati ingin melakukan hal yang sama dengan bundanya, namun ia dibuat terkejut saat tangannya tak berhasil menyentuh buku-buku itu.

Ada yang aneh, Ia terlihat seperti hologram yang menembus benda dan tak bisa menyentuh apapun.

"Bunda!" Entah yang kesekian kali Jihan memanggil tapi masih juga tak direspon dan akhirnya sadar bahwa suara nya tak dapat didengar.

"Apakah aku sudah mati?"

Jihan yang mulai panik segera bangkit dan memperhatikan sekelilingnya.

Saat matanya liat menelusuri, netranya menangkap sosok seorang gadis yang berdiri di depan bangunan tua depan sana, perpusyakaan kuno bertuliskan Tian Yi.

Seketika matanya membulat sempurna saat menyadari kejadian tabrak menabrak dan senggol menyenggol tadi adalah adegan ketika ia berhasil menemukan perpustakaan Tian Yi yang berakhir dengan jiwanya yang terjebak didunia antah-berantah dinasti Ming.

Dengan langkah lebar ia menuju gadis muda yang tak lain adalah dirinya sendiri, mencoba menghentikan dirinya untuk tak masuk dan membaca buku sihir itu.

"Aduh goblok, jangan masuk. Terjebak kita!" ucapnya panik disamping tubuhnya sendiri yang sedang memaparkan senyum kemenangan karena berhasil menemukan perpustakaan kuno itu.

"Kok, aku merinding ya?"

Karena penasaran, raganya itu tak perduli dengan suasana yang mulai berubah mencekam melangkah masuk kedalam perpustakaan.

"Eh, jangan masuk. Dibilangin ngeyel deh."

Tak mengindahkan titah jiwanya, Jihan langsung masuk mencari buku yang bertuliskan 'Míngdài' seperti dalam mimpinya.

Karena taman baca itu lumayan kecil, Jihan dengan mudah menemukan kitab sihir itu.

"Jangan dibaca ongol!" Jihan mulai kesal karena tak tahu lagi bagaimana mencegah dirinya yang tengah membuka buku untuk tak membaca mantra didalamnya.

"Nín guòqù yù dào de wèntí jiāng bāngzhù nín jiānglái qǔdé chénggōng."

Dengan dituntun pengalaman mimpinya, ia membaca satu bait mantra yang tertera disana.

Namun anehnya, tidak terjadi apapun setelah membacanya. Sudah ia lafalkan berkali-kali bait itu tapi tetap saja tidak terjadi hal aneh yang ia rasakan.

Dengan sedikit kecewa, Jihan meninggalkan perpustakaan tua itu.

"O'on, masa iya ada orang yang bisa ke masa lalu." Monolognya setelah puas mencari dan menemukan perpustakaan itu, tapi gagal berkelana di dunia paralel seperti dalam mimpinya.

Jihan Dan Dinasti MingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang