2 : Back to Life

32.2K 1.6K 15
                                    

"Kak Vio?!" Mata Ravelio, Rolando dan Eleanor kompak membulat, kakak sulung mereka berada di sini bersama-sama mereka.

"Bu-bukannya Kak V-Vio di-di pen-jara?" tanya Rolando gugup, ia memalingkan matanya dari iris violet nan tajam itu.

"Violet udah dibebaskan," jawab Ernest sambil memotong daging rendang masakan Ileana, masih memandang Violet yang duduk di samping Eleanor.

Sama dengan kedua kakak laki-lakinya, Eleanor masih belum percaya apabila di sampingnya ini adalah kakak sulungnya yang dingin dan sering memukuli adik-adiknya ketika berbuat salah. Namun dalam lubuk hati Eleanor, ia tahu Violet menyayangi mereka meski tertutupi oleh tembok tak kasat mata yang dibangun gadis itu.

"Silahkan makan," ucap Ernest menyadarkan tiga cucunya yang melamun.

Suasana ruang makan hanya terdengar suara sendok dan piring. Ernest sibuk menikmati makanannya, Narendra memandang istrinya sambil makan, Ravelio, Rolando dan Eleanor yang curi-curi pandang melihat ke arah kakak sulung mereka yang tampak tidak ada bedanya dengan sebelum ditangkap dan ditahan polisi.

Mereka kompak mengalami deja-vu.

Terlempar pada memori empat tahun lalu ketika Violet pindah kembali ke rumah keluarga Kaliandra. Mereka takjub melihat rupa Violet yang sangat berbeda dari saat mereka masih kecil. Bahkan Ravelio, kembarannya, tak mengenali sosok gadis yang dulunya pendek dan kurus juga rambut panjang yang menutupi wajah. Tumbuh menjadi gadis cantik yang bahkan kecantikannya setara dengan dewi Yunani. Tubuh tinggi semampai 175cm nan ideal dengan sedikit otot, warna kulit sawo matang nan mulus, juga wajah tanpa jerawat atau masalah wajah lainnya, serta rambut brunette bergelombang sebahu.

Jangan lupakan aura dingin nan mendominasi yang terpancar pada gadis itu.

Violet benar-benar versi perempuan dari Ernest Kaliandra.

"Kak Vio marah nggak ya kalau gue udah kuliah? Mana gue dulu pake janji mau lulus bareng." batin Ravelio seraya menelan paksa makanan dalam mulutnya.

"Mampus gue, kalau Lea ngadu ke Kak Vio. Harus ngungsi ke rumah siapa gue malem ini?!" batin Rolando lalu meringis, tak sengaja menggigit lidahnya .

"Apa selama di penjara, Kak Vio tetap olahraga? Nutrisinya? Skincarenya?Kak Vio nggak kelihatan kayak mantan napi dua tahun dipenjara!" Eleanor membatin kagum seraya mengunyah makanannya.

"Ekhem!" Violet berdehem, ia menaruh sendok dan garpu selesai makan lalu mengelap bibirnya dengan napkin.

"Kak Vio udah kelar makan?" tanya Rolando ramah, ia ingin membuat kesan yang baik bagi sang Kakak.

"Hm." balas Violet singkat. Rolando menelan ludah kasar. Ia semakin overthinking, apakah selama kakaknya dipenjara ada yang mengadukan bahwa Roland sering membuat Eleanor menangis?

"Mulai hari ini Vio tinggal di rumah, karena besok dia mulai sekolah lagi." tutur Ernest usai meletakkan peralatan makannya.

Tuturan Ernest membuat lima orang yang belum tahu tentang kabar itu terkejut. Bahkan Narendra tersedak lengkuas rendang.

Sementara Violet menahan emosinya ketika mengetahui ternyata hukuman yang diberikan Kakeknya ini adalah kembali bersekolah!

"Uhuk! Uhuk!" Narendra meminum airnya hingga tandas, "sorry, maksud Ayah, Vio balik sekolah?"

The Return of Villain Sister (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang