Jangan lupa vote and comment kalau menikmati cerita ini!
Enjoy!
Rooftop terbengkalai menjadi tempat tujuan Violet untuk membolos. Tangannya bergerak membuka pintu besi yang bertempelkan larangan untuk masuk, tetapi pintu sendiri tidak terkunci.
Rooftop sekolah ini dulunya sering dijadikan para murid berandal bolos sampai akhir mata pelajaran, terbukti dengan adanya sampah-sampah puntung rokok berceceran dan makanan ringan tak dibersihkan.
Violet melangkah ke sebuah kursi taman di atas rooftop. Garis kuning polisi membatasi seakan kursi tersebut adalah TKP penyelidikan.
Ujung sebelah bibir Violet terangkat ketika netra violetnya menangkap noda darah mengering di kursi taman itu. Gadis itu duduk di bagian kursi yang bersih.
Helaan nafas keluar dari bibir Violet. Kilasan memori dalam penjara berputar dalam otaknya.
Mungkin ada yang bertanya-tanya saat Violet bilang sekolah neraka utama, sementara penjara neraka keduanya. Padahal lapas isinya tempat para penjahat dan kriminal berkumpul.
Bagi Violet hidup di dalam penjara ternyata tidak semenakutkan itu. Awalnya saja Violet sempat ragu.
Ia harus tidur satu sel bersama lima perempuan kriminal lebih tua darinya, masa tahanan mereka bahkan tidak main-main ada yang sepuluh tahun, dua puluh tahun sampai seumur hidup. Tiga orang diantaranya kasus perencanaan pembunuhan dan dua lainnya terkena kasus pencurian berujung pembunuhan.
Tapi bukan Violet kalau tidak bisa menundukan orang di bawah kakinya. Hanya dalam waktu sehari, lima perempuan itu takhluk tidak mengganggu Violet. Terlebih saat mereka tahu kasus gadis itu.
Selama satu tahun, Violet hidup tenang di penjara. Violet yang aslinya introvert akut dan pecinta buku ilmiah maupun bisnis cukup menikmati kegiatan rutinnya di dalam sel tanpa gangguan siapapun.
Tahun kedua merupakan neraka bagi Violet, bukan kehidupan dalam penjara yang menyiksanya. Namun mimpi-mimpi buruk yang dialami Violet setiap malamnya. Mimpi yang meneror Violet hingga dirinya tertekan dan insomnia.
Suatu saat ketika sedang makan siang, Violet sedang makan dan tiga hari belum tidur sebab teror mimpi buruknya, disenggol seorang wanita gendut sehingga makanannya terjatuh. Violet meremas kuat sendok yang dipegangnya, lalu menyerang wajah wanita itu sampai luka-luka dan tak sadarkan diri. Hanya dengan sebuah sendok.
Akibat kenakalannya itu, Violet pun dipindahkan ke sel berbeda. Hanya dirinya sendiri di dalam sel tersebut. Kepindahan Violet itu semakin memperburuk mimpinya, tak ada teman satu sel untuk sekedar menenangkan atau bertanya kabar. Violet benar-benar sendiri dan kesepian.
Ia jatuh dalam depresi. Tidak mau makan, tidak mau tidur, tidak mau keluar sel meskipun Dominic dan Ernest mengunjunginya.
Ernest dan Dominic tidak tahu apa yang menimpa Violet. Gadis itu benar-benar berubah, Violet hanya sebulan sekali mengiyakan untuk bertemu mereka berdua, tatapannya semakin dingin dan tajam, lingkaran mata hitam menebal, wajahnya pucat, jatuh sakit berapa kali hingga tubuh gadis itu kekurusan. Violet tidak mengungkapkan apa penyebab depresinya, meskipun dipaksa Ernest atau Dominic.
Ernest dan Dominic akhirnya menyewakan psikiater terbaik untuk membantu Violet, namun tetap saja Violet anti berbicara pada orang lain tentang masalahnya sendiri. Psikiater pun menyarankan Ernest untuk mempertemukan Violet dengan orang-orang yang disayanginya. Yang menjadi tujuan hidup seorang Violet agar semangat menjalani masa tahanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Villain Sister (TERBIT)
Romance[PART SUDAH TIDAK LENGKAP DAN TELAH DITERBITKAN OLEH @Sarwahara_Publisher] Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang memiliki paras cantik dan...