12 : Break the Ice Wall

23.2K 1.2K 8
                                    

Double up!

Enjoy!

Akhir pekan di rumah keluarga Kaliandra, Narendra duduk di sebuah taman belakang rumahnya.

Pria itu sendirian di rumah. Empat anak-anaknya menginap di hotel, Sabrina dan Olivia pergi entah kemana dari kemarin. Calon istri dan calon putrinya itu merajuk karena mereka harus tidur di kamar pembantu yang sempit dan hanya satu kasur kecil. Kamar empat anaknya semua sengaja dikunci, sementara Narendra tak mungkin memperbolehkan mereka tidur di kamarnya dan Ileana.

Benar kata Violet, itu kamar Papa dan Mamanya, bukan kamar Papa dan calon Mama tirinya.

Narendra memandang beragam jenis bunga warna-warni yang ditanami Ileana yang mulai layu. Biasanya Bi Ijah—pembantu di rumah yang merawat taman namun karena Bi Ijah pulang kampung selama dua minggu jadi taman tidak ada yang merawat.

Narendra berdiri berniat menyalakan selang air untuk menyiram bunga-bunga yang layu.

"Ilea, kenapa ada sesuatu dalam hatiku yang nggak rela pisah sama kamu?" gumam Narendra memandang ke arah bunga-bunga.

"Tapi lebih baik kita pisah, karena aku mencintai Sabrina."

Narendra mematikan keran air. Ia berbalik meninggalkan taman bunga itu.

_~_

"Abis darimana, Kak?" tanya Eleanor sambil tiduran kasur ketika melihat Violet baru saja masuk ke kamar hotel. Gadis itu mengelap peluh di dahinya dengan handuk yang tersampir di leher, pakaian olahraga basah kuyup akan keringat melekat di tubuh Violet.

"Lari keliling Monas," jawab Violet masih terengah-engah.

Eleanor mengernyit, "Monas kan lumayan jauh dari sini, ke sana jalan juga?"

"Hm." jawab Violet sambil meminum satu botol air hingga tandas. Udara ibukota membuat tenggorokannya kering.

"Lain kali ajak orang, Kak, takut asma Kakak kambuh." Eleanor menceramahi Kakaknya.

Violet terkekeh singkat, gaya bicara adiknya itu seperti Ileana. Ia jadi kangen Mamanya, meski Violet kadang bersikap agak durhaka. Mamanya tetap sabar dan menyambut sisi manja Violet dengan senang hati.

Jangan bilang-bilang ya, walaupun watak Violet dingin dan gengsian. Sewaktu di rumah gadis itu tanpa sepengetahuan adik-adiknya sering diam-diam meminta dielus rambutnya hingga tertidur karena insomnia. Sepertinya hari ini ia mau ke rumah keluarga sebelah Mamanya, Ileana tinggal di sana sejak pisah dengan Narendra.

"Abis ini Kakak mau ke rumah Opa Laurent, kalian ikut?"

Eleanor masih tertegun lama setelah menyaksikan Violet terkekeh, saking sudah lamanya ia tidak melihat gadis itu menunjukkan ekspresi hangat. Hanya datar, dingin, atau marah yang biasa Eleanor lihat dari wajah cantik Kakak Sulungnya.

"El!" panggil Violet sampai gadis yang dipanggilnya tersadar dari lamunan.

"Iya, Kak?"

"Ke rumah Opa Laurent, ikut nggak?" Violet mengulangi pertanyaannya.

Eleanor mengangguk antusias. Ia ingin bertemu keluarga Mamanya dan dua sepupu kecilnya, Zoe dan Matthew. Eh tapi, Eleanor lupa ia ada janji dengan Bunda Kenzie.

"Kak, di sana lama nggak kira-kira? El lupa ada janji sama Bundanya Kenzie."

"Sore, jam tiga balik,"

The Return of Villain Sister (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang