Bab 1

1.2K 80 3
                                    

" Agggggg"

" Sedikit lagi yang mulia"

" Agrrrrrrrr"

" Owekk owekkk"

" Selamat yang mulia anak terakhir Anda laki laki juga"

" Terimakasih sayang telah melahirkan putra putra kita" amato

" Iya sayang"

" Sudah istirahat saja biarkan pelayanan yang mengasuh anak anak"

" Iya"

" Arhgghhhhhh"

Teriakan kencang dari luar kamar terdengar, amato pun bergegas keluar menuju sumber suara.

Sesampainya ia disana, ia melihat anak ketiga digendong oleh seseorang dengan pakaian hitam dan pelayanan yang ditugaskan untuk merawat nya sudah tak bernyawa.

" Siapa kau, kembalikan anak ku" amato

" Hehehehe, kau tidak akan melihat anak mu lagi amato" orang tersebut melompat dari jendela.

" Sialan, prajurit kejar dia" amato

" Baik yang mulia"

Amato dan prajuritnya mengejar orang tersebut namun ia kehilangan jejak

*****
" Owekkk owekkk"

" Ceh bisa diam tidak haa" bentak orang tersebut

Namun tangisan sang bayi semakin kencang

" Ceh beringsik" orang tersebut berhenti tepat di depan jurang.

" Sungguh malang kau bayi" orang tersebut melemparkan bayi tersebut ke jurang.

" Tugas selesai" orang tersebut menghilangkan.

*****
" Apa yang terjadi sayang"

" Maaf kan aku sayang putra kita telah diculik dan aku kehilangan jejaknya" amato menunduk

" Hiks hiks hiks"

" Tenang sayang aku akan mencari keberadaan anak kita " amato memeluk istrinya

" Hiks hiks hiks siapa yang diculik"

" Putra ketiga kita gempa" amato

" Hiks hiks hiks"

********
" Lapor yang mulia tugas telah saya laksanakan dengan baik"

" Hahahaha hahaha kerja bagus, ini baru awal dari rencana pembalasan dendam ku amato akan ku hancurkan keluarga kecil mu dan seluruh kerajaan mu hahahahaha" rekaka

" Saya undur diri yang mulia"

*******
Di hutan dibawah jurang

" Sungguh malang nasib mu nak, lumayan aku mendapatkan budak hahaha"

Orang tersebut pun membawa bayi tersebut pergi meninggalkan hutan.

*****
Waktu berlalu dengan cepat tidak terasa sudah 5 tahun berlalu

" Anak anak jangan lari lari "

" Iya bunda"

Amato yang melihat anaknya merasa bahagia dan juga merasa sedih dalam waktu bersamaan.

" Sudah sini makan dulu" salsa

" Baik bunda"

Mereka pun berkumpul bersama untuk makan

*****
Ditempat yang jauh

" Plakkk"

" Kerja yang benar bocah "

Pangeran Gempa Yang  Hilang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang