"Kalau saya bilang saya pacar Dahyun apa kamu mau menjahuinya!"
Jelas itu bukan pertanyaan melainkan sebuah pernyataan karena setelah itu, Song Kang tanpa basa basi membawa Dahyun pergi dari sana dan mengantarkan Dahyun pulang, tidak, lebih tepatnya mengantarkan Dahyun sampai di depan komplek karena dia mendadak ada pekerjaan dan meninggalkan Dahyun. Dan tentu saja membuat Dahyun mendumel disepanjang perjalanan karena jarak rumahnya yang masih jauh.
Bukan hanya itu Dahyun juga kesal karena omongan Songkang tadi membuat dirinya menjadi bahan omongan siswa satu sekolah mulai dari kakak kelas, seangkatan bahkan adik kelasnya juga ikutan menjulid.
Dahyun rasanya ingin marah atau setidaknya berteriak tapi tidak bisa karena jika dia melakukan itu pasti bundanya akan mengamuk jadi yang ia lakukan hanya mengurung di kamar setelah sampai dirumah bahkan ia juga belum ganti seragam tapi sudah tiduran dikasur empuknya.
Mengabaikan suara ponsel yang tadi terus saja berbunyi, tentu saja banyak pesan masuk dari siswa yang sedang membahasnya, Dahyun sebenarnya tidak mau ambil pusing dengan kejadian tadi tapi banyak siswa yang sudah tahu dan ia kini jadi topik perbincangan dan lagi-lagi kata sugar baby disematkan untuknya, dan itu berhasil membuat mood Dahyun hilang.
"Hyun kamu ngga mau makan?" Suara Bunda terdengar dari dekat pintu kamar, Dahyun memang sudah ada dikamar sejak tiga jam yang lalu jadi wajar jika bunda mengkhawatirkannya.
"Nanti Bun"
"Kenapa nanti?" Suara bunda terdengar lagi
"Belum laper"
"Kenapa belum laper?"
"Tadi udah makan di kantin"
"Kenapa udah makan?"
Dahyun yang awalnya nutup mata jadi membuka matanya lebar, helaan nafas panjang terdengar lalu menoleh ke arah pintu dimana dibalik pintu masih ada bunda. Bunda itu tipikal orang yang harus tahu sesuatu dengan alasan yang jelas jadi jika menurut hati bunda jawaban orang yang di tanyai belum pas maka beliau akan terus bertanya sampai ke akar-akarnya dan menemukan jawaban yang melegakan hatinya.
"Gini amat punya ibu satu" Dumel Dahyun memilih berdiri dan menghampiri Bundanya, pintu kamar Dahyun terbuka dan Bunda langsung mundur karena ketahuan menempelkan telinganya dipintu. "Ngapain bun"
Bunda Min Ah menggeleng, "Enggak, cuma mastiin kamu masih hidup apa enggak"
Dahyun memutar bola matanya malas, kadang Dahyun suka mikir dia sepertinya bukan anak kandung bunda soalnya bunda yang random sangat berbanding terbalik dengan Dahyun yang kalem.
Iyain, aja.
"Bunda pengin banget aku ngga ada ya?"
Bunda menepuk bibir Dahyun, "omongannya kaya punya nyawa sepuluh aja kamu" Cibir Bunda, "Bunda mau kerumah bu Rt, kamu dirumah sendiri ngga pa-pa kan?"
"Ayah emang kemana?" Dahyun celingukan biasanya kalau sore ayah sudah pulang dari kampus.
Ayah bukan kuliah kok tapi ayah jadi Dosen di salah satu kampus.
"Ayahmu lagi dirumah Om seonho, ngga tahu tuh ngapain. Mau selingkuh kali sama istrinya om seonho"
Enteng banget kalau ngomong, padahal kalau lihat ayah dekat dosen perempuan aja bunda ngedumel tujuh hari tujuh malam.
"Kebanyakan nonton sinetron bunda tuh, yaudah kalau mau ke rumah bu Rt kesana aja. Dahyun ngga papa kok sendirian"
"Yaudah, makanan ada dimeja makan. Cepat makan, beras sekarang mahal jangan mubazirin nasi"
"Hem," Balas Dahyun yang membuat bunda langsung melengang pergi, "Itu tadi juga ada kue kamu makan gih, badan kurus gitu ngga usah sok-sokan nunda makan"
![](https://img.wattpad.com/cover/361217328-288-k568319.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's falling love
Fanfiction"Orang bilang jodoh itu jangan dicari tapi dijebak"