"KAMPRET YA LO BERTIGA"Itu adalah sapaan terhormat yang diucapkan Dahyun saat baru tiba didepan pintu kelas dan melihat ketiga temannya yang sudah duduk dibangku mereka masing-masing.
Sementara anak kelas yang lain hanya mendongak dan setelah tahu itu Dahyun mereka melanjutkan aktifitas mereka kembali. Mendengar teriakan Dahyun termasuk vitamin sehari-hari mereka jadi mereka sudah kebal justru aneh jika satu hari saja Dahyun tidak teriak.
"Apasih hyun, datang-datang teriak-teriak dikira ini hutan" Celetuk pinky tanpa menoleh dan terus memperhatikan ponselnya, mungkin sedang membalas pesan dari pacar kesekiannya.
"Apalagi sih ini, sehari aja ngga teriak apa ngga bisa kemarin baru dapat teguran dari guru sebelah karena kelas kita berisik lho" Chanwoo yang baru saja tiba ikut berkomentar, ketua kelas di kelas IPA 2 itu menggelengkan kepalanya menangani spesies seperti Dahyun dan temannya yang lain memang harus penuh kesabaran sementara Minho yang datang bersamanya hanya bisa tertawa.
"Dahyun diam berarti dunia sedang tidak baik-baik saja" Celetuk Minho yang berhasil mendapat tabokan keras dilengannya dari Dahyun.
Kelas IPA 2 itu emang terkenal berisik bahkan bisa dibilang mengalahkan berisiknya pasar malam.
Ketiga siswa itu memilih menuju bangku mereka masing-masing saat bel sudah berbunyi, meski begitu Dahyun masih saja kesal dan mengerutu.
"Lo semua beneran tega ya masa gue dijodohin sama om-om sih" Ucap Dahyun pelan, soalnya dia takut kalau teman yang lain mendengar pasti nanti akan jadi bahan lelucon untuk mereka.
"Ha? Kok bisa?" Itu reaksi pertama sinbi karena dia benar-benar tidak tahu apapun.
"Ya mana gue tahu. Gue datang yang nyamperin gue justru om-om. Iya sih ganteng kaya juga tapi masa om-om sih"
"Emang om banget gitu? Maksutnya kelihatan banget kalau dia om-om?"
Dahyun menggeleng, sebenarnya kalau dibilang om juga belum terlalu tua tapi jika dipanggil kakak dan sebangsanya mungkin juga terlalu muda. Jadi dahyun juga ragu sendiri, mana pesona om-om kemarin warbyasah.
"Bukan gue ya hyun, itu kelakuan umji katanya dia ganteng makanya tuh dipilih" ujar pinky tak ingin disalahkan
Dahyun memandang Umji yang duduk dibelakangnya tanpa merasa bersalah. Merasa diperhatikan Umji langsung mendongak.
"Kenapa natap gitu, jangan bilang kamu suka sama aku ya hyun"
Biar Dahyun jelaskan mengenai temannya, Umji itu cantik pintar juga tapi kadang dia suka loading sebelas duabelaslah sama Dahyun tapi kalau urusan non akademik Umji lebih polos menyerepet lola apalagi urusan cinta.
Sinbi, gadis tomboy yang kesabarannya setipis tisu kena air. Siapa yang berani menganggu dia pasti kena amuk olehnya. Sementara pinky, gadis cantik yang kadang bar-bar ini pemikat adik kelas dan cowok-cowok satu sekolah. Pacarnya ada dimana-mana ibaratnya sebulan dia bisa ganti pacar selama lima belas kali. Bayangkan saja tigapuluh hari mantannya limabelas, taulah ya kira-kira pacarannya berapa hari.
"Ngga jadi" Dahyun melengos, mengobrol dengan Umji harus ekstra sabar dan hari ini Dahyun tidak punya kesabaran sedikitpun.
"Eh iya hyun, gimana kencan kemarin"
Ketiganya menepuk jidat masing-masing melihat kepolosan Umji, padahal sudah jelas mereka sejak tadi membicarakan kencan Dahyun tapi Umji dengan polosnya bertanya kembali.
"Ganteng kan? Muda kan? Pastilah, pilihan Umji tuh emang selalu top deh"
Pinky mengelus punggung Dahyun berusaha untuk menenangkan emosi sahabatnya yang bisa saja meledak.
![](https://img.wattpad.com/cover/361217328-288-k568319.jpg)