Mendengar hal itu vino menatap tajam kearah Raffa. Raffa yang mendapatkan tatapan tajam itu terkejut. Ini adalah untuk ke dua kalinya ia mendapatkan tatapan tajam dari adiknya, tunggu!, adik!?.
"Jangan menatap abangmu seperti itu Vino" Ucap seseorang dengan nada dingin, itu adalah Damar Aditama, ayah dari Vino asli, ia menatap tajam Vino.
Mendengar hal itu Vino mengalihkan pandangannya kearah Damar, ia juga menatap tajam Damar, membuat Damar juga sedikit terkejut dengan tatapan yang di layangkan Vino.
Entah kenapa ada perasaan sakit dan sesak di hatinya, ia juga sedikit tidak suka melihat tatapan itu. Dimana tatapan lembutnya?, dimana tatapan hangatnya?, dimana tatapan yang selalu berbinar ketika melihat mereka?, dan dimana tatapan takutnya ketika mereka marah?, kenapa semuanya itu menghilang begitu saja?.
"Jangan merasa paling benar sialan!" Ucap Vino dengan nada dingin dan penuh penekanan.
Setelah itu ia menyendok makanannya ke mulutnya, ia tidak perduli dengan mereka, mau marah atau tidak, ia tidak perduli, ia lapar sekarang.
Sedangkan Damar dan yang lainnya terdiam ketika mendengar perkataan Vino, yang dingin, bahkan mengumpat secara terang-terangan, dan tatapan yang di layangkan Vino seperti menatap musuh.
"Makan" Titah Damar.
Makan malam berlangsung dengan tenang, tidak ada lagi keributan, hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring. Mereka semua sesekali melirik kearah Vino, sedangkan yang di lirik hanya acuh tidak perduli.
Tak!
Vino meletakkan sendoknya di meja, ia menatap datar mereka semua, lalu bangkit dari duduknya.
"Aku selesai" Ucap Vino, lalu berbalik ingin meninggalkan ruang makan, namun baru beberapa langkah ia berjalan, sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Heh, tampaknya Kai memang tidak mempunyai sopan santun" Ucap Raffa, membuat Vino menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap tajam Raffa.
"Kenapa aku harus sopan pada kalian?, kalian hanya 'orang asing' bagiku" Ucap Vino menekan kata 'orang asing'.
Deg
Mereka terdiam ketika mendengar ucapan Vino, orang asing?, kenapa mereka tidak suka ketika mendengar kata orang asing yang di ucapkan Vino.
"Jaga ucapanmu Vino!" Teriak Arsen Aditama, anak ke dua Damar.
Vino yang mendengar hal itu mendengus, tidak ada yang salah dengan ucapannya bukan?, mereka memang orang asing baginya.
Tidak ingin membuang tenaga dan waktunya, ia berbalik ingin meninggalkan ruang makan.
Namun baru saja ia berjalan beberapa langkah tangannya di cengkram oleh seseorang.
"Ssh" ringis Vino, ia menatap nyalang orang yang mencengkram tangannya, Itu adalah Arsen.
"Lepas" Ucap Vino dengan nada dingin dan penuh penekanan.
Bukannya melepaskan Arsen malah semakin mencengkram kuat tangan Vino hingga memerah.
Vino memejamkan matanya, kesabarannya benar-benar di uji, ia menyayangkan tatapannya, lalu menyentak kasar tangan Arsen yang mencengkram tangannya, sehingga cengkraman Arsen terlepas.
"Jangan pernah mengucapkan hal itu, atau aku akan menghukum mu" Ancam Arsen dengan nada dingin dan penuh penekanan, ia menatap tajam Vino.
Sedangkan Vino yang mendengar hal itu mendengus, memangnya kenapa jika ia mengatakan kalau mereka 'orang asing?'.
"Memangnya kalian siapa?, keluarga?" Tanya Vino membuat Arsen dan yang lainnya terdiam.
Melihat keterdiaman mereka Vino terkekeh miris, Vino asli tidak pernah mendapatkan peran orang tua dari keluarganya. Dan sekarang mereka ingin dia mengakui mereka sebagai keluarga, yang benar saja!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ketos [HIATUS]
Ficção AdolescenteKalvano Argantara, OSIS dingin dan misterius, yang mati karena di bunuh oleh ayahnya sendiri, bukannya mati ia malah Bertransmigrasi ke tubuh tokoh figuran, dan muncul hanya sekali, Kalvino Araska Aditama, memiliki nasib yang sama dengannya. - Di ab...