"Kita boleh gabung gak?" Tanya Arfin. Sedangkan Vino yang mendengar pertanyaan itu mendongak, ia menatap datar mereka semua.
Setelah menatap mereka sesaat, ia hanya berdeham singkat sebagai jawabannya, dan kembali menyantap makanannya. Ia sudah terlampau dengan rasa lapar.
Setelah mendapatkan jawaban Vino mereka mulai mengambil tempat duduk mereka masing-masing.
Kevin→Vino←Raffa
Tio←. |Meja|. →Rasta
Arfin→Bian→Aca←KaylMereka mulai menyantap makanan mereka dengan tenang, hanya ada keheningan di meja makan itu, mereka mengabaikan siswa siswi yang ada di kantin menatap kearah mereka.
Bahkan ada yang mengambil foto, dan memposting di sosial media mereka, biasa nyari kepopuleran.
Mereka semua terus melirik kearah Vino, sedangkan yang di lirik hanya acuh, ia masih sibuk dengan makanannya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Vino sudah selesai dengan makanannya. Ia tidak langsung pergi meninggalkan kantin. Ia lebih memilih memainkan ponselnya, mengabaikan tatapan mereka yang mengarah kepadanya.
"Bang Vino kenapa?" Ucap Aca menatap Vino dengan tatapan yang rumit.
Vino yang mendengar hal itu, menatap kearah Aca yang duduk di seberangnya, ia hanya menatap datar Aca dengan alis yang sedikit terangkat 'kenapa?'.
"A-abang sakit?, ma-maaf yang tadi pagi" Ucap Aca gugup, ia menundukkan kepalanya.
Vino yang melihat hal itu mengerinyit heran, ada apa dengan gadis lemah itu?. Namun tak ayal Vino hanya menanggapinya dengan dehaman singkat.
"Ck, minimal Lo respon dengan baik kek, gak sopan banget" Ucap Kevin menatap sinis Vino.
Vino hanya acuh dengan hal itu, ia merogoh saku celananya, dan mengambil sebuah earphone, ia memasangnya ke telinganya. Sungguh suara mereka benar-benar berisik.
Melihat hal itu semakin membuat Kevin dan Raffa kesal. Tangan mereka terkepal di bawah meja, ingin sekali mereka menghajar Vino, namun urung karena ada Aca di dekat mereka.
Tapi tiba-tiba suara teriakan yang melengking dan membengkakkan telinga, membuat semua orang mengalihkan pandangan mereka kearah sumber suara, kecuali Vino, ia masih sibuk dengan ponselnya.
"KAYL!!" Teriak seorang gadis dengan make-up yang tebal, hal itu terkesan seperti jalang. Azura Putri Adrenalin, antagonis wanita.
Jangan lupakan di sampingnya masih ada satu gadis, itu adalah sahabat Azura yang bernama Angelina Jolie, ia juga selalu membantu Azura ketika membully Aca.
Atensi semua orang yang berada di kantin menatap kearah Azura dan Kayl dkk.
Azura berjalan menghampiri Kayl dkk di ikuti oleh Angel di belakangnya. Ia berhenti di hadapan Kayl, ia langsung bergelayut manja pada Kayl, bahkan ia mendorong Aca untuk menjauh.
Braakk!
Kayl menggebrak meja, wajahnya memerah padam, urat-urat tercetak jelas di lehernya.
"Azura!" Bentak Kayl marah ketika Aca hampir saja jatuh, tapi untungnya ada Bian yang menahan Aca, karena cowok itu juga berada di dekat Aca.
"Lo apa-apaan sih Ra!" Marah Kayl, ia menatap tajam Azura, bahkan ia mendorong Azura untuk menyingkir, ia menghampiri Aca dengan ekspresi khawatir.
"Aca kamu gapapa kan?" Tanya Kayl dengan nada lembut.
"A-aku gapapa bang" Ucap Aca menunduk, setetes air mata mengalir di pipinya.
Kayl langsung membawa Aca ke dalam dekapannya, tangannya mengelus kepala Aca dengan sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ketos [HIATUS]
Novela JuvenilKalvano Argantara, OSIS dingin dan misterius, yang mati karena di bunuh oleh ayahnya sendiri, bukannya mati ia malah Bertransmigrasi ke tubuh tokoh figuran, dan muncul hanya sekali, Kalvino Araska Aditama, memiliki nasib yang sama dengannya. - Di ab...