Bab 10

5.5K 606 77
                                    

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Vino, yang membuat wajah Vino tertoleh ke samping. Pelakunya adalah Damar.

Tamparan itu tak main-main, hal itu membuat sudut bibir Vino berdarah, yang tampaknya sedikit robek. Namun ekspresi yang di tunjukkan oleh Vino hanya datar tanpa ekspresi.

Ia menatap datar dan malas Damar yang menatapnya dengan emosi, bahkan urat-urat tercetak jelas di lehernya.

"DARI MANA SAJA KAMU HAH!?" Teriak Damar murka.

Vino menatap datar mereka, ia mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Lalu kembali menatap Damar, tidak ada niatan menjawab pertanyaan Damar.

Melihat tidak ada jawaban dari Vino, Damar semakin di buat emosi. Wajahnya memerah karena marah.

"JAWAB VINO!!"

"BUKAN URUSAN ANDA TUAN DAMAR!!" Bentak Vino menatap Damar dengan tatapan penuh amarah dan kebencian.

Bukh!!

Damar menendang perut Vino hingga terpental dan tersungkur ke lantai.

"Sshh" Desis Vino meringis kesakitan, ia memegangi perutnya yang di tendang, dan menatap damar dan yang lainnya dengan tatapan kebencian.

Melihat tatapan kebencian Vino, entah kenapa mereka merasa sedikit tidak menyukai tatapan itu.

Vino mulai bangkit dengan perlahan, rasa sakit yang luar biasa dapat ia rasakan di tubuhnya. Tubuhnya terasa remuk.

"Kamu benar-benar pembangkang Vino" Desis Damar dengan emosi yang memuncak. Tercetak jelas tonjolan urat di wajah dan lehernya, menandakan pria itu sedang marah.

"Saya memang pembangkang, memangnya siapa anda yang mengharuskan saya menuruti anda?" Ucap Vino dengan nada dinginnya, ia menatap tajam Damar dan yang lainnya.

Mendengar hal itu, Damar terdiam, tangannya terkepal kuat. "Saya Daddy mu!" Desis Damar dengan penuh penekanan, emosinya benar-benar memuncak.

Namun ia sebisa mungkin mengendalikan amarahnya agar tak lepas kendali. Sedangkan Vino yang mendengar hal itu berdecih sinis.

"Kau bukan Daddy ku" Bantah Vino dengan nada dinginnya.

"Saya tidak punya keluarga dan orang tua, saya hanya orang asing yang tinggal dengan anda di bawah atap yang sama" Lanjut Vino dengan ekspresi yang menggelap dingin.

Deg

Mereka terdiam ketika mendengar tutur kata Vino yang mampu membuat mereka bungkam. Mulut mereka terasa kelu untuk berbicara.

Dada mereka seperti di tikam ribuan pisau tak terlihat, hal itu benar-benar sakit untuk mereka dengar. Namun, lagi dan lagi ego mereka mengalahkan rasa itu.

Terlihat jelas tangan Damar yang terkepal, mulai bergetar karena marah, dan..

Prang!

Ia melempar salah satu vas kaca pada kepala Vino, Vino yang tak sempat menghindar, kini ia terjatuh ke lantai dengan darah yang merembes keluar dari pelipisnya.

Vino perlahan bangkit dengan sisa tenaganya. Ia berdiri menatap Damar dengan tatapan kebencian, tiba-tiba ia mengeluarkan sebuah benda dari sakunya, pisau lipat.

Hal itu membuat Damar menjadi sedikit waspada ketika Anak ke empatnya mengeluarkan benda tajam.

Sambil memegang pisau lipatnya, ia menatap Damar dengan aura membunuhnya.

"Asal Anda tahu, saya sebenarnya tidak Sudi menjadi anak anda, saya ingin memutuskan hubungan keluarga dengan anda, saya muak dengan semua ini sialan, jadi.. anda tidak berhak lagi mengatur saya" Ucap Vino panjang lebar, membuat Damar dan yang lainnya terdiam membisu.

Transmigrasi Ketos [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang