#6

85 11 2
                                    

Di kos, Taufan sedari tadi diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kos, Taufan sedari tadi diam. Perasaannya sungguh tidak enak.

Hali memecahkan lamunan Taufan.

"Cepet siap - siap. Lebih cepat lebih baik, bukan?" Ucap Hali.

Tapi, Taufan masih termenung. Ia menghiraukan ucapan Hali.

Hali menepuk bahu sahabatnya pelan.
"Lo kenapa sih, Fan?" Tanya Hali.

Ia sungguh keheranan melihat sikap Taufan yang berubah menjadi pendiam. Padahal dia orangnya itu tantruman.

"Takut, Li. Takut lo ninggalin gue nanti." Jawab sang empu.

"Gue ga bakal ninggalin lo. Ya kali kan gue ninggalin lo sendiri di hutan?"

"Bukan itu maksud gue. Kita kan ga tau apa yang terjadi di hutan nanti. Takutnya lo pergi duluan." Jawab lelaki bermanik biru langit itu.

... Kini Hali juga ikutan diam. Ia langsung duduk disamping Taufan.

"Kita bakal bersama selamanya. Lo mati gue juga mati."

Taufan menatap Hali lekat.

"Janji ya?" Taufan mengangkat jari kelingkingnya.

Hali mengangguk. Ia menautkan jari kelingkingnya dan jari kelingking milik Taufan.

Taufan sedikit lega. Ia segera berjalan ke lemari untuk mencari jaket biru miliknya. Udara di hutan pada malam hari sangatlah dingin.

 Udara di hutan pada malam hari sangatlah dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira - kira begini lah bentuk lemarinya.

Hali kembali menepuk pelan bahu Taufan saat Taufan sedang memakai jaketnya.

"Ingat kata - kata gue." Ucapnya.

Taufan mengangguk. Dirinya memang sedikit lega mendengar kalimat yang diucapkan Hali.

... Tapi kalimat itu hanya kalimat penenang.

Sedangkan di kediaman Thorn dan Solar.

Thorn menatap kosong lemari di hadapannya itu. Ia mengangkat tangannya yang sedang memegang handphone.

Who did it? (OG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang