REPUTATION [MINWON FF]

C 1

Bab 1: Meniti Panggung Hidup yang Kelam

Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah berhenti bergerak, Seoul yang gemerlap, Mingyu lahir dengan cahaya neon sebagai saksi bisu. Keberadaannya seperti catatan melodis di antara suara derap langkah kaki dan desir angin malam. Berbeda dengan suasana yang riuh di luar, kamar kecilnya seolah menjadi oase ketenangan di tengah pusaran kehidupan yang serba cepat.

Mingyu, dengan wajah yang memesona dan mata yang memancarkan ketegasan, tumbuh dengan penasaran pada dunia yang tak pernah padam di antara bayangan bangunan pencakar langit. Keindahan fisiknya, seolah diukir oleh dewi kecantikan, membawanya ke dalam dunia yang lebih gelap dari yang terlihat oleh mata penonton.

Seiring berjalannya waktu, Mingyu menemukan dirinya terpaku pada keindahan gelap yang diusung oleh desain dan tema panggung hitam. Meskipun kecantikannya membuatnya berkilau di mata para penonton, dia masih di jalur sebagai model lepas, menjelajahi panggung-panggung untuk mengukir namanya.

Pada malam itu, Seoul menatapnya dari balik kaca jendela, meresapi aura kegelapan yang membungkus tubuhnya yang tinggi dan ramping. Mingyu tidak hanya seorang model, dia adalah kanvas hitam yang menanti sentuhan artistik untuk menciptakan karya keindahan tergelap.

### Bab 1: Meniti Panggung Hidup yang Kelam

Begitu Mingyu menginjakkan kaki di pusat mode Seoul, ketertarikannya terhadap dunia fashion menjadi sebuah gairah yang membakar jiwanya. Dia menapaki jalur catwalk kehidupan, meskipun di balik wajah yang tampak tanpa cela, terdapat gelap yang melingkupi setiap langkahnya.

Pada suatu malam yang penuh dengan teka-teki, Mingyu mempersiapkan diri untuk tampil di panggung yang diimpikannya. Makeup artist berpengalaman menghias wajahnya dengan riasan hitam yang dramatis. Mata yang dalam dan intens, ditonjolkan dengan eyeliner gelap yang memperkuat aura misteriusnya. Wajahnya, seperti kanvas gelap, menjadi karya seni yang menciptakan kontras yang kuat.

Rambutnya, yang tergerai liar dan bebas, disulap menjadi gelombang hitam yang mengalir indah. Penata rambut terampil menciptakan tatanan yang menyatu dengan tema hitam panggung. Setiap helai rambutnya menjadi bagian dari karya seni gelap yang akan dipersembahkan di panggung.

Ketika Mingyu melangkah ke dalam ruang ganti, ia dihadapkan oleh koleksi pakaian hitam yang menggoda. Designer terkenal memilihnya sebagai model andalan untuk menampilkan koleksi mereka yang mengusung tema gelap. Setiap potongan pakaian, mulai dari setelan hitam yang elegan hingga mantel panjang yang mengalun anggun, menciptakan siluet yang mencengangkan dan membingkai tubuhnya dengan anggun.

Mingyu menemukan dirinya tenggelam dalam gelapnya fashion yang diusung oleh setiap outfit yang ia kenakan. Kain hitam yang lembut menyentuh kulitnya seperti belaian kegelapan, sementara desain yang rumit menciptakan harmoni antara keanggunan dan misteri. Di balik setiap potongan pakaian, terdapat kisah dan ekspresi yang meresap dari benang hingga jahitan.

Panggung yang akan menjadi saksi atas penampilannya terhampar di depannya. Dengan cahaya sorotan yang menyoroti panggung, catwalk berwarna hitam yang membentang panjang seperti jalan ke gelapannya. Ruang tersebut menjadi ruang di mana semua imajinasi kelam dan keindahan gelap bercampur menjadi satu.

Desainer ternama yang duduk di barisan depan menyaksikan dengan antusias. Mata mereka memandang tajam, menilai setiap gerakan dan ekspresi wajah model-model yang tampil. Mingyu, meskipun masih seorang freelancer, mendapatkan kesempatan berharga untuk menunjukkan kemampuannya di panggung yang diisi oleh mereka yang ingin memajukan karier mereka.

Namun, di balik kemegahan panggung dan desainer ternama, Mingyu masih merasakan beban sebagai model lepas. Seolah-olah setiap langkah yang diukirnya di catwalk adalah perjuangan untuk mendapatkan tempat di panggung fashion. Meskipun wajahnya yang tampan telah membuatnya menjadi sorotan, tantangan untuk menjadi model yang diakui oleh agensi tetap adalah sebuah perjuangan.