C 15

345 15 1
                                    

Selama lima hari berturut-turut, studio Mingyu menjadi tempat perlindungan dari berbunganya emosi saat dia disambut oleh buket bunga yang indah. Warna-warni yang cerah dan aroma lembut memenuhi ruangan, menciptakan suasana hangat dan kelembutan. Gaya yang dipikirkan dengan baik tidak luput dari perhatian, dan pandangan iri dari staf lain hanya menambah daya tarik dari pengirim misterius.

Setiap hari, Mingyu menemukan buket baru, diatur dengan cermat dan disertai oleh catatan. Tulisan tangan tersebut tidak dapat disalahartikan, sebuah tanda tangan yang membangkitkan berbagai emosi di dalam dirinya. Nama Wonwoo di catatan-catatan itu membawa beban rekonsiliasi yang penuh harapan, sebuah bisikan diam untuk pengertian dan awal yang baru.

Ketika Mingyu meresapi lautan bunga, dia tak bisa tidak merasakan gelombang emosi yang bertentangan. Keindahan menawan dari bunga-bunga itu berkontrast dengan gambar hantu Wonwoo di gudang. Juxtaposisi ini membuat Mingyu berjuang dengan pusaran pikiran dan emosi, terpecah antara keinginan akan penutupan dan daya tarik dari hubungan yang terhidup kembali.

Catatan yang menyertai bunga-bunga itu sederhana namun mengesankan. Kata-kata permintaan maaf, kerinduan, dan janji halus untuk awal yang baru. Hati Mingyu bimbang antara skeptis dan kerinduan, tetapi pesona susunan bunga itu seolah melempar mantra, menariknya lebih dekat pada kemungkinan rekonsiliasi.

Enigma dari tindakan Wonwoo di gudang tetap mengendap di benak Mingyu, seperti penunggu bisu yang mengancam untuk menutupi romansa yang bermekaran. Namun, aroma bunga yang memabukkan berfungsi sebagai eliksir yang kuat, sesaat mengusir bayangan dan memungkinkan Mingyu menikmati kelegaan dalam momen manis itu.

Setiap hari berlalu, Mingyu semakin terjerat dalam jaring emosi yang dipintal oleh bunga-bunga dan catatan-catatan itu. Studio, yang dulunya menjadi ruang yang didedikasikan untuk kreativitas dan usaha artistik, berubah menjadi tempat perlindungan dari emosi dan pertanyaan yang belum terjawab.

Staf lain tidak bisa tidak memperhatikan transformasi memukau di studio Mingyu. Bisikan-bisikan kagum dan rasa ingin tahu beredar, dan Mingyu menjadi protagonis tanpa sengaja dari romansa kantor yang menarik perhatian semua orang. Iri di pandangan mereka hanya memperkuat intrik seputar rekonsiliasi misterius ini.

Meskipun tampilan luarnya penuh kasih sayang, perjuangan internal Mingyu tetap berlanjut. Imej saat di gudang tetap terukir di sudut-sudut kesadarannya. Emosi yang bertentangan, seperti kelopak yang terjebak dalam badai, menari di dalam dirinya. Mingyu tahu dia harus menghadapi bayangan masa lalu, tetapi daya tarik dari bunga-bunga, bukti nyata penyesalan Wonwoo, terus menariknya kembali.

Ketika Mingyu menghirup aroma bunga, dia sesaat lupa akan gudang, masalah, dan pengabaian yang mengganggu dari sikap Wonwoo. Catatan-catatan itu, seperti janji-janji bisikan, bergema di pikirannya, menciptakan melodi harapan yang bergema melalui studio.

Saat Mingyu menerima buket mawar segar yang lain, dia merasa terpesona oleh catatan sederhana namun menyentuh yang melekat di atasnya. Kata-kata, "Untuk muse indahku," bergema di pikirannya, dan senyum samar menghiasi bibirnya. Aroma memikat dari mawar seolah melempar mantra, sesaat meredakan kekacauan di dalam dirinya.

Sementara itu, di studio yang ramai, staf dengan tekun mempersiapkan sesi pemotretan Mingyu yang akan datang. Namun, udara diisi dengan bisikan-bisikan yang ditukar saat mereka saling melempar pandangan penuh makna. Hubungan antara bunga-bunga dan gerakan Wonwoo tidak luput dari perhatian mereka.

"Lebih banyak bunga dari Wonwoo," bisik seorang staf kepada yang lain, menimbulkan anggukan halus pengakuan. Kabar tentang gestur romantis itu menyebar seperti api di antara tim, dan mereka tidak bisa tidak berspekulasi tentang wujudnya hubungan antara Mingyu dan Wonwoo.

Namun, gosip itu berubah arah saat suara lain bergabung dalam percakapan. "Memberi bunga padanya, namun membawa model lain ke kantornya," kata-kata berdesis melintasi udara, melemparkan bayangan pada rekonsiliasi yang tampaknya menuju kegagalan. Mingyu, yang sebelumnya tengah menikmati kelegaan saat itu, merasakan suhu di ruangan meningkat, emosinya mendidih di bawah permukaan.

REPUTATION [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang