C 17

328 12 0
                                    

Seokmin memberi tahu Wonwoo bahwa di CCTV di gudang, mereka merekam Mingyu pada hari mereka mengurus reporter itu. "Jadi dia tahu?" Seokmin mengangguk menjawab pertanyaan Wonwoo. Wonwoo mengetuk-ngetukkan tangannya di meja ketika dia mendengar berita itu. Mingyu tahu bahwa dia membunuh reporter itu tetapi tetap diam dan tetap berada di sisinya.

Berita itu menyebabkan gelombang kejutan melintasi pikiran Wonwoo. Matanya menyiratkan kombinasi antara kebingungan dan kekaguman terhadap Mingyu. Bagaimana Mingyu bisa tahu tentang tindakan ekstrem yang dilakukannya dan masih memilih untuk tetap setia?

Seokmin, yang merasa perlu memberikan penjelasan lebih lanjut, berkata, "Kami melihat rekamannya, dan ekspresinya... dia tahu, tapi dia tidak berbicara. Dia bahkan tetap di sisimu setelah kejadian itu."

Wonwoo menarik napas dalam-dalam, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja dia terima. Mingyu, yang selama ini mungkin Wonwoo anggap sebagai sumber kekuatan dan dukungan, kini menjadi misteri yang semakin dalam.

Tidak dapat menahan rasa penasaran dan ketidakpastian, Wonwoo akhirnya bertanya, "Kenapa dia tidak mengatakannya? Apa yang sedang dia pikirkan?"

Seokmin menjawab dengan penuh pertimbangan, "Mungkin dia benar-benar percaya padamu, Wonwoo. Percaya bahwa ada alasan di balik tindakanmu."

Wonwoo mendongak, matanya bertemu dengan Seokmin. Rasa ragu masih terpancar di wajah Wonwoo, ingin memahami pemikiran Mingyu. Meskipun informasi ini mengejutkan, ada juga rasa harap bahwa Mingyu masih akan bersamanya setelah mengetahui sisi gelap Wonwoo.

Beberapa saat kemudian, Wonwoo mengangguk, "Kosongkan jadualnya dan tempah tiket penerbangan peribadi ke Jeju. Aku perlu berbicara dengannya." Seokmin membalas dengan anggukan, menyetujui keputusan Wonwoo.

Dan di sinilah, Mingyu dan Wonwoo menemukan diri mereka bersarang di kursi belakang mobil, meliuk melalui jalan-jalan indah menuju rumah Wonwoo di Jeju. Udara dipenuhi dengan rasa antisipasi, janji untuk retret yang damai dari kehidupan sehari-hari mereka. Saat mobil meluncur, kegembiraan Mingyu terasa, energi yang menular yang tampak dari senyum abadi di wajahnya.

Duduk dengan nyaman, Mingyu tidak bisa menahan diri untuk mengekspresikan kegembiraannya. Tangannya menemukan tempatnya di pinggang Wonwoo, jari-jari dengan lembut melacak pola yang tak terlihat sebagai deklarasi diam dari hubungan mereka. Kehangatan sentuhan Mingyu menambah suasana nyaman di dalam mobil, menciptakan rasa keakraban yang unik milik mereka.

Setiap momen yang berlalu, antusiasme Mingyu terpancar seperti pancaran cahaya. Ia miring, memberikan ciuman lembut di pipi Wonwoo dari samping, sebuah gestur kasih sayang yang tak memerlukan kata-kata. Pertukaran halus itu berbicara banyak tentang kedalaman ikatan mereka, koneksi yang melampaui kebutuhan akan jaminan verbal yang konstan.

Perjalanan mobil menjadi lebih dari sekadar pergerakan fisik; itu menjadi metafora perjalanan yang mereka mulai bersama-sama. Jalan terbuka melambangkan jalur yang akan datang, berkelok dan tak terduga, namun dinavigasi dengan rasa tujuan dan komitmen bersama.

Meskipun lebih tertutup dalam ekspresinya, Wonwoo membalas kasih sayang Mingyu dengan senyuman lembut. Kenyamanan kebersamaan mereka memberikan rasa nyaman, dan prospek mencapai rumah Wonwoo di Jeju membawa janji ketenangan dan momen yang tak terganggu.

Saat mobil melanjutkan perjalanan, kegembiraan Mingyu tetap tidak berkurang. Pandangannya bergerak antara pemandangan yang lewat dan pria di sampingnya, menyerap detail perjalanan dan menikmati kebersamaan yang mendefinisikan hubungan mereka.

Perjalanan ke Jeju tidak hanya tentang mencapai tujuan; itu adalah pengalaman bersama yang memperkuat ikatan antara Mingyu dan Wonwoo. Sentuhan halus, ciuman yang dicuri, dan kegembiraan tak terucapkan menyelipkan inti dari hubungan Mingyu dan Wonwoo.

REPUTATION [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang