C 12

294 14 0
                                    

Denyut berirama dari musik menggetarkan pembuluh darah Mingyu saat dia berdiri di tengah lautan manusia, tersesat dalam kekacauan klub malam. Cahaya redup memunculkan bayangan di lantai dansa, menerangi gerakan-gerakan gelisah para penari yang menyerahkan diri pada irama memabukkan.

Mingyu tidak pernah suka mengunjungi tempat-tempat seperti itu, tetapi malam ini berbeda. Malam ini, dia perlu membuktikan suatu hal-kepada dirinya sendiri, kepada Wonwoo, kepada siapa pun yang berani mempertanyakan kedalaman perasaannya. Dia perlu menunjukkan bahwa dia tidak terpengaruh oleh absennya Wonwoo, bahwa dia bisa berkembang dalam ketiadaannya, bahwa dia tidak membutuhkannya.

Tapi di balik tirai ketidakpedulian terletak badai emosi yang bergejolak di dalam dada Mingyu. Dia tidak bisa menyangkal rasa rindu yang menggigil di dalamnya, kerinduan akan kehadiran Wonwoo yang mengendap seperti hantu di bayangan pikirannya.

Saat ia mengangkat gelas whiskey ke bibirnya, Mingyu membiarkan cairan yang membakar tenggorokannya, berharap bisa menghilangkan bisikan-bisikan keraguan yang mengancam untuk menghancurkannya. Alkohol itu membakar seperti api, pengingat pahit akan kekosongan yang mengintai di dalamnya, kekosongan yang tak ada jumlah pesta bisa mengisi.

Namun, Mingyu menolak tunduk pada kegelapan yang mengancam untuk melingkupinya. Dengan anggukan kepala yang penuh keberanian, dia mendorong dirinya lebih dalam ke tengah penari, kehilangan diri dalam energi kacau klub malam. Ia bergerak dengan keabadian yang sembrono, tubuhnya bergerak seiring dengan dentuman irama, tarian frenetik yang penuh dengan ketidakpatuhan dan keputusasaan.

Namun, dengan setiap langkah yang diambilnya, Mingyu merasa tenggelam lebih dalam ke dalam jurang ciptaannya sendiri. Musik memukul telinganya, kacauan yang tak kenal lelah yang menggambarkan kekacauan emosinya yang bergejolak. Dia menari dengan sembrono, irama musik menjadi penyejuk sementara dari beban pikirannya sendiri.

Tetapi tidak peduli seberapa keras ia mencoba untuk tenggelam dalam momen itu, Mingyu tidak bisa melepaskan perasaan kekosongan yang menggigil di dalamnya. Wajah-wajah di sekitarnya menjadi lautan anonimitas, tawa dan senyuman mereka menjadi kontras tajam dengan kekacauan yang bergema di hatinya sendiri.

Di tengah kekacauan itu, pikiran Mingyu kembali kepada Wonwoo-pada pria misterius yang telah membalikkan dunianya dengan sekilas pandang. Dia ingat intensitas tatapan Wonwoo, cara tatapannya menembus lapisan pertahanannya, meninggalkannya rentan dan terbuka.

Namun, Mingyu menolak untuk merenungkan kenangan yang mengancam untuk menghancurkannya. Dia meneguk sejumput whiskey lagi, membiarkan cairan yang membakar itu meresapi indera-inderanya saat ia mencari penghiburan dalam kabut klub malam. Dia ingin melupakan-melupakan rasa sakit di dadanya, melupakan kerinduan yang mengendap seperti bayangan di rerongga pikirannya.

Saat malam berlanjut dan musik terus berdenyut di sekitarnya, Mingyu menyadari bahwa jawaban yang ia cari tidak akan ditemukan di dasar gelas whiskey atau dalam pelukan orang asing di lantai dansa. Kekosongan yang ia rasakan tidak bisa diisi oleh kenikmatan sesaat malam itu.

Dengan hati yang berat, Mingyu mendorong dirinya melewati kerumunan, langkahnya berat dengan beban kesendirian yang ia rasakan. Saat ia muncul ke dalam udara malam yang sejuk, ia melemparkan pandangan terakhirnya ke klub malam, cahayanya berkedip seperti bintang-bintang yang jauh di kegelapan.

Mingyu terhuyung-huyung keluar ke udara malam yang sejuk. Hangatnya whiskey masih terasa di nadinya, membingungkan pikirannya dan meredakan rasa sakit yang tak kunjung reda. Dalam usahanya untuk membuktikan suatu hal, Mingyu mencari kedamaian dalam dekapan seorang wanita asing, bibirnya menawarkan pengalihan sementara dari kekacauan di dalam hatinya.

Namun, bahkan di tengah pertemuan singkat ini, bayangan Wonwoo masih menghantui pikiran Mingyu seperti hantu. Pikirannya dipenuhi dengan kenangan bibir lembut dan ceri, saat-saat yang terasa seperti potongan waktu yang dicuri. Rasa bersalah menggigitnya, kontras tajam dengan euforia malam itu.

REPUTATION [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang