FIVE

66 8 1
                                    

Hanya cerita fiksi. Jangan di sangkut tautkan dengan kenyataan.

❀ꗥ~ꗥ❀ happy reading ❀ꗥ~ꗥ❀

Setelahnya mereka langsung pulang ke rumah, sedangkan batara menghilang lagi setelah itu.

Jalan yang menurun memudahkan mereka untuk berjalan hanya saja jalannya sedikit curam untuk membawa peti itu.

Tak masalah untuk mereka, apa pun rintangannya jika untuk berbuat hal baik akan mereka terjang.

Di pertengahan jalan haru mendapatkan sebuah pertanyaan, "eh win, kata mitoskan kalo nemuin ni hartanya si pemilik bakal jadi tuan buat para penghuni di sana" katanya.

"lo yang nemuin jadi lo... Widih, lo bakal di ikutin ma setan" kata haru.

Wina membatin, "dari awal kita nelusur gua udah di ikutin, ege."

"cuman. mitos." kata wina.

Wina melihat ke ponselnya, ternyata sudah menunjukan set 2 pagi. Mereka langsung bergegas pulang ke rumah masing-masing dengan petinya yang di bawa oleh wina.

Setelah itu wina membersihkan dirinya lalu hendak tidur. Saat akan memejamkan mata, wina melihat bayangan hitam di sisi kasurnya yang sedang berdiri menghadapnya.

Wina langsung membuka matanya lagi dan sedikit menjauh dari sana. Ia teringat dengan kejadian kemarin malam lagi, ia takut jika si hantu ini melakukannya ketika ia sedang tidur.

"mau apa lo?" tanya wina.

"imbalan" balasnya.

"imbalan apa, gua mau tidur sana pergi jauh jauh" kata wina sambil mengipas-ngipaskan tangannya seperti sedang mengusir.

Batara menghilang, wina bernapas lega untuk itu. Step, di belakang tubuh wina, jelas itu batara.

Batara langsung mengeluarkan kekuatan andalannya yaitu membuat tubuh wina lemas.

Dia mulai lagi, dan melakukannya malam ini.

Paginya tubuh wina lemas, panas, dan tenggorokannya sakit lagi.

Gina mengecek anaknya karna tak kunjung turun untuk makan. Lalu saat menemukan anaknya yang tertidur lemas, dia langsung menelpon dokter dan memeriksanya.

"di sarankan untuk tidak begadang, perbanyak air putih dan perbanyak istirahat" kata dokter itu lalu memberikan resep obat sekaligus obatnya.

Lalu dokter itu, sedangkan gina mebawakan bubur dan secangkir teh hangat ke pada wina.

"mamahnya mau kerja jadi gak bisa ngurusin kamu, gapapa?" katanya.

"gapapa, wina bisa sendiri" timpal wina lemas.

"abis makan langsung minum obat, jangan di tunda tunda" nasehatnya.

Wina mengangguk lemas. Kemudian barulah gina pergi, di rumah itu hanya ada 3 pembantu dan dua satpam lalu wina yang sedang sakit.

"duh, males banget lagi bangunnya. Gak usah di makan aja ya?" katanya pada diri sendiri.

"ni tenggorokan kenapa sih? Apa gua amandel? Gak deh perasaan" tambahnya.

Lalu batara muncul di samping wina lagi tanda ada pemberitahuan. Dia menatap wina, wina tak mood untuk terkejut jadi ia hanya menatap balik batara.

"ih, kok? Mata birunya ilang?" kata wina.

Batara tak membalas. "yaudah kalo gitu" ucap wina kesal.

Batara tak mengubris wina, ia hanya membuat wina menjadi posisi duduk dan mengambil bubur itu.

W.H.Y [brightwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang