SEVEN

49 8 2
                                    

Hanya cerita fiksi. Jangan di sangkut tautkan dengan kenyataan.

❀ꗥ~ꗥ❀ happy reading ❀ꗥ~ꗥ❀

Setelah mereka pulang dan membersihkan diri, mereka pun langsung bertemu kembali di kafe milik haru.

"..., gua jelasin lagi ya," ujar haru.

"jadi, tempatnya tuh di tengah tengah hutan yang masih liar gitu," haru.

"pokoknya belum bisa di bilang aman lah," haru.

"plus, penerangannya minim banget, jalannya pun gak semulus muka cewek cewek yang mau ke kondangan," haru.

"kita harus bawa lebih banyak senter sama makanan sama minumannya, jalannya jauh banget," haru.

"mobil gua udah sediain bensin full, terus ada juga buat cadangan" kata haru.

"yodah, gua ambik senter dah" timpal yafi.

"yeehh.. mentang mentang abang gua jualan ciki cikian ya mintanya ke gua" balas wina.

"kan abang lo punya baprik ciki cikian di setiap negara, win. Kesempatan lah, abang lo kan pulang ke sini" kata haru.

"males mintanya gua" balas wina.

"dihh, tapi bang wino keren anjir, kayak.. Walaupun banyak yang curang tapi tetep bisa dia curangin balik" kata yafi.

"iyalah, abang gua gitulohh.." timpal wina dengan tampang menawan.

"serah deh" balas yafi.

Haru membuka sebuah kertas. "kita disana, mau ungkap.. Bener apa nggak, kalo semisal ada kultus aneh di sana" kata haru sambil menunjukan kertas tersebut.

"kita berangkat ke sana aja 4 jam, belum ke lokasi sekitar 1 jam" kata haru sambil menjelaskan.

"yaudah, sekarang aja berangkatnya mumpung masih rada sorean" kata yafi.

"boleh" timpal haru.

"setuju, yaudah gua ambil makanan ma minuman dah" kata wina.

"gua juga ambil senter" timpal yafi.

Mereka berdua langsung pulang kerumah masing-masing untuk membawa bagiannya masing-masing.

Di rumah, wino yang baru saja selesai dengan pekerjaannya tiba-tiba ingin berjumpa dengan adiknya, yaitu wina.

Dicek lah kamar si adik, namun tak ada. Karna dirinya masih penasaran alhasil dirinya mengecek ke segala ruangan yang ada di kamar si adik.

Memang tak ada, wino akhirnya hanya duduk di kasur wina.

"ni bocah kemana lagi" kata wino.

"gak tau apa, gua mau bagi uang" tambahnya.

Setelah itu wino membaringkan tubuhnya di sana, mengambil ponselnya lalu memainkannya.

Namun, sekilas wino melirik ke cermin. Pantulan tubuh siapa itu? Wino melirik lagi, namun sudah tak ada.

Wino melanjutkan memainkan ponselnya.

Batara yang tak tahu jika itu adalah sang kakak, ia malah menampakan dirinya tepat di samping kasur.

Wino langsung terkejut, "astaga!" katanya sambil beranjak duduk.

"siapa sih? Main masuk aja ke kamar orang, temen adek gua?" tanya wino.

Batara kebingungan, "maksud kamu? Saya batara, apa kamu lupa?" tanya batara.

"kamu, kamu, sok asik banget lo, lupa begimana? Orang gua aja gak kenal ma lu" timpal wino.

"sana keluar" usirnya.

W.H.Y [brightwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang