05 : Senin (02)

160 18 5
                                    

16.00 wib

[Name] pulang kerumah diantar oleh Sae
Dalam perjalanan, mereka hanya diam seribu kata, canggung

Sae berdeham lembut dan memulai pembicaraan
"Saya gak akan bilang soal kamu jalan sama Kaiser ke ortu kamu, tapi kamu harus janji sama saya kalau kamu gak bakal jalan lagi sama Kaiser."

"Lah ngatur." ucap [Name] dalam hati

Melihat [Name] yang diam seribu bahasa, Sae hanya bisa melihat calon tunangan nya melalui kaca spion motor.

Motor melaju hingga sampai ke rumah kediaman keluarga  al mahdi

Sae menurunkan [Name] tepat di depan di depan gerbang 

" maaf saya gak bisa mampir dulu, soalnya saya masih ada urusan di masjid"

" ya. gapapa. malah enak lu gak mampir dulu " jawab [Name] dengan setengah hati 

Sae hanya tersenyum tipis (BUSED MAS KAMU SABAR BANGET SIHHH ???!!!! HSJDFGAWEYFGH) 

" yaudah saya pulang dulu, Assalamulaikum" 

" ya waalaikumsalam."


"hah?! mati guee..." gumam [Name] dengan pelan 

"kenapa?" kata Kaiser yang masih menyender di bahu [Name], heran melihat kekasihnya yang tiba tiba tegang seperti melihat hasil ulangan matematika

"...." 

"heiii.. kamu kenapa sih?" tanya Kaiser sambil mengguncang bahu [Name] dengan pelan 

"eh, e- engga kok.. btw kai kita pulang aja yuk? aku lupa izin sama ayah jadinya sekarang ayah wa aku sambil marah marah" jawab [Name] sambil berbohong 

" Ada ada aja kamu, yaudah deh ayo." kata Kaiser sambil beranjak berdiri.  dia paling takut jika soal ayah [Name]  

Ketika [Name] hendak menaiki motor Kaiser, tiba tiba suara klakson terdengar dari belakang. 

*tin tin tiin (kayak gitu kan suara klakson kalau ditulis? :v)

Terlihat Sae yang memakai kaos biru dengan celana biru bludru dengan celana training sambil memakai moge warna abu 

"Lu siapa"? tanya Kaiser sambil menatap Sae dengan tatapan menyidik

"Saya temen nya ayah nya name, saya disuruh jemput [Name]"

Mendengar kata 'ayahnya name' membuat Kaiser terdiam. tidak ada satu kata pun yang terucap di mulutnya. ia akhirnya memilih untuk membiarkan [Name] dibonceng oleh orang yang mengaku sebagai 'teman ayah nya' tersebut.

"kenapa lu ngaku jadi temen ayah gue? kan lu bisa ngomomg terus terang sama dia" tanya [Name] setelah motor Sae melaju meninggalkan Kaiser sendirian

"saya tahu kamu masih sayang sama dia, jadi lebih baik saya  berbohong daripada dia sakit hati" 

"tapi kan, mau disembunyiin sampai kapapun bakal ketahuan juga sama Kaiser"

"ya setidaknya, untuk sekarang ini saya gak mau liat kamu sedih" kata Sae terus terang

[Name] hanya bisa terdiam sambil memandangi punggung Sae. dia berpikir apakah Sae pernah merasakan sakit hati karena ulahnya atau tidak? 










HALOO SEMUANYAA. SEKIAN LAMAA AUTHOR HIATUS

(SIBUK BANGET AKU TUHH, DIMABUK TUGAS SAMA PRAKTEKK)

PENDEK BANGET YA CERITANYA? AKU LAGI BUNTUU BANGET ASLII HUHU

NEXT CHAPTER : 









Ya habibati (Itoshi Sae X Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang