9. Mission to Make You Fall in love: Make Eye Contact

254 38 0
                                    

Sera pikir membicarakan tentang 'kita' adalah membahas sesuatu yang berhubungan dengan hubungan mereka. Namun, ternyata dugaan Sera salah besar. Dibanding mendiskusikan perihal hubungan mereka yang sekarang terjalin sebagai peliharaan dan majikan, Lysander malah lebih tertarik untuk membahas perkara Sera dan kehidupan pribadinya.

"Sebenarnya kau ini apa?" tanya Lysander seraya menatap Sera intens. "Bagaimana bisa kau tidak tau apa pun tentang kota dan distrik ini?"

Masih dalam posisi berada dalam kungkungan Lysander, Sera menjawab kesal. "Tentu saja aku manusia. Kau pikir aku alien?"

"Awalnya, iya. Karena kau sangat aneh dan gila, aku berpikir kau adalah makhluk dari dunia lain. Alien atau semacamnya."

"Kau yang lebih gila, dasar bajingan!"

Lysander memukul mulut Sera pelan. "Dilarang mengumpat!" perintahnya yang hanya dibalas dengusan dan cebikkan kesal dari Sera. "Kembali ke pembahasan awal. Aku sangat yakin kau bukan orang asli Lumina, tapi yang tidak aku mengerti, bagaimana caranya kau bisa menemukan tempat ini dan datang ke sini?"

Sera berdecih sinis. Mendorong tubuh Lysander agar menyingkir darinya, kemudian mendudukkan diri di pinggir ranjang seraya menggoyangkan kedua kaki yang tidak menyentuh lantai. "Kau bicara seolah kota ini tersembunyi dari dunia luar saja."

"Karena memang seperti itulah adanya," balas Lysander seraya ikut mendudukkan diri di atas kasur. "Orang luar tidak akan pernah menemukan kota ini tak peduli sekeras apa mereka mencari. Warga asli sini pun tidak bisa dengan bebas keluar kota demi menjaga kerahasiaannya."

Mendengar penjelasan Lysander membuat ketertarikan Sera pada kota ini meningkat. Mata merahnya berbinar mendapati sebuah keajaiban benar-benar ada. Dia berbalik menghadap Lysander dan menatapnya penuh minat. "Kenapa bisa seperti ini? Apa kota ini semacam kota ghaib?"

"Ghaib?" Alis Lysander terangkat sebelah kala kosa kata asing tertangkap indera pendengarnya. Dia bertanya, "Apa itu?"

"Yah, semacam ... sesuatu yang rahasia? Entahlah, kira-kira seperti itu," balas Sera sembari menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Kesulitan untuk menjawab pertanyaan Lysander barusan.

"Ah, bisa dibilang begitu." Lysander mengangguk mengerti. Dia melanjutkan, "Tadi kau bertanya mengapa kota Lumina bisa tersembunyi begini, 'kan?"

"Iya," balas Sera sembari mengangguk cepat.

"Sebenarnya ini ada hubungan dengan legenda yang ada di sini. Jauh sebelum aku, kau, dan para pemimpin kota lahir, kira-kira beberapa ribu tahun lalu, ketika sihir masih ada dan sang Kegelapan sering membuat ulah, terjadi perang yang sangat besar antara manusia dan iblis.

"Di tengah perang, di mana manusia dipukul mundur dan nyaris kalah, munculah seorang pahlawan dari pihak manusia yang dipilih langsung oleh Dewa Luminesca dan Lunaris bernama Aetherios. Dia memimpin langsung pasukan dari berbagai benua untuk bersatu melawan sang Kegelapan.

"Singkat cerita, Aetherios bersama para pasukan memenangkan pertempuran dan menyegel sang Kegelapan. Karena pertarungan sengit terjadi di bagian Utara benua, tepatnya di kota Lumina, kota ini mengalami kerugian paling parah. Namun, karena hasil peperangan menguntungkan pihak manusia, kerugian ini pun tidak terlalu diperhatikan.

"Kemudian, sang pahlawan dan masing-masing pasukan kembali ke tempat asalnya untuk melanjutkan hidup. Aetherios pun langsung menikahi sang kekasih sekembalinya dari perang dan dikaruniai tiga orang anak.

"Beberapa tahun terlewati dengan damai. Namun, di suatu malam, Aetherios memimpikan kembali kejadian saat perang berlangsung. Dia yang sudah berkeluarga khawatir jika itu bukan mimpi semata, melainkan ramalan. Dia takut kota kembali diserang oleh sang Kegelapan.

Taming a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang