12. Nemenin Pulkam

35 3 0
                                    

Pagi ini hari terkahir masuk kuliah. Maksudnya besok akhir pekan. Jaemin tadi dini hari tiba-tiba chat minta dibikinin sup krim jamur sama roti panggang. Katanya lagi ga enak badan.

Dan disinilah Wendy, didepan rumah dengan pohon mangga di depannya, kontrakan B-23. Keliatan masih sepi ga ada kehidupan. Masih pada tidur, tapi kallo Jeno kayanya kerja shift malam karena motornya ga ada. Wendy bisa masuk rumah karena Wendy sekarang pegang kunci juga. Pas masuk ruang tamu Wendy denger ada kayak suara barang-barang jatoh. Setelah Wendy masuk lebih dalam ke rumah itu dari kamarnya Felix dan Hyunjin.

Tapi Felixnya tidur di ruang tengah di sofa. Keliatan habis begadang ngerjain tugas karena laptop dan bukunya masi pada kebuka.

Wendy coba ketok tapi ga ada yang gubris. Akhirnya Wendy buka pintunya karena beneran takutnya ada maling.

"Hyunjin? Kenapa?" Ternyata bukan maling atau kucing yang masuk, tapi Hyunjin yang lagi keliatan panik dan kamarnya berantakan semua. Hyunjin pegang ransel dan keliahatan mau masukin beberapa barang kesana.

"Jin?" Dipanggil berkali-kali tapi Hyunjin kayak ga denger. Akhirnya Wendy coba pegang tangannya Hyunjin yang gemeter.

Seketika Hyunjin terkejut, ngeliat ke arah Wendy dengan matanya yang merah.

"Kamu kenapa?" Wendy nanya lagi, tapi Hyunjin kelihatan ga bisa bicara karena napasnya terengah-engah, tapi mata merahnya masih natap Wendy. Wendy nuntun Hyunjin buat duduk di kasur.

"Tarik napas," Wendy ngasi instruksi sambil narik napas juga. Setelah Hyunjin keliatan tenang, Wendy nanya lagi, "Kenapa?"

Pelan-pelan Hyunjin buka mulut, "Tadi aku ditelpon...." Hyunjin terbata-bata. Wendy ngelus punggung Hyunjin, "Iya, pelan-pelan..."

"... karywannya Bunda, katanya, Bunda pingsan," Hyunjin menyelesaikan kalimatnya.

"Aku mau pulang, Kak. Aku mau ketemu Bunda," katanya lagi.

Ohh jadi itu alasannya.

"Yaudah, kalo gitu sekarang kita pesen tiket dulu, terus kita ke stasiun. Kakak temenin kamu pulang ke Jogja."

Wendy khawatir ngeliat keadaan Hyunjin yang ga karuan kayak gitu. Senggaknya dia mau mastiin Hyunjin baik-baik aja selama perjalanan yang ga sebentar.

Untungnya tiket keretanya masih banyak karena bukan musim liburan juga. Wendy ambil kereta yang paling cepat berangkat sekitar 30 menit lagi. Jadi mereka buru-buru ke stasiun.

Wendy
Jaem Kakak pergi ke Jogja, makanannya Kakak taro di ruang tengah.
Nanti Joy kesitu anterin obat.

***

Selama perjalanan di kereta, Hyunjin bener-bener diem tanpa ngalihin pandangannya dari jendela dengan ekspresinya yang kacau. Wendy nawarin makan dan minum karena sedari tadi pagi Hyinjin belum makan dan minum apa-apa, tapi semuanya dapat gelengan sama Hyunjin.

Wendy ga bisa maksa karena dia juga bingung harus ngapain.

"Kamu istirahat aja dulu," kata Wendy biar Hyunjin senggaknya tidur kalo ga makan minum apa-apa, tapi kayaknya Hyunjin juga ga bisa tidur karena pikirannya ga tenang.

Perjalanan panjang itu berlangsung hening dengan Wendy yang sesekali ketiduran. Wendy mau telpon Joy buat nanyain kondisinya Jaemin, tapi hape nya mati.

Wendy juga ga sempet bawa apa-apa selain yang ada di ransel kuliahnya dia. Tadinya Wendy setelah nganteri makanan ke Jaemin mau langsung kelas, tapi seperti itulah kejadiannya. Untungnya Wendy udah minta ijin buat nyusul praktikum dan ikut materi sama kelas lain juga di hari Selasanya.

Barudak Well Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang