Tolong

21 4 0
                                    


Terik matahari membakar kulit. Riuh ricuh para siswa yang baru pulang sekolah membuat suasana semakin pengap dan sesak.

Kaki itu melangkah menuju sebuah minimarket. Berniat membeli sesuatu sekaligus mendinginkan badan dibawah hembusan angin AC.

"Selamat datang dek Rhea,baru pulang ya??," sapa penjaga kasir pada gadis yang baru masuk.

"Iya hehe,panes banget diluar,berasa dipanggang."

Setelah basa-basi, Solarhea melangkahkan kakinya ke arah salah satu rak makanan ringan. Mengambil beberapa cemilan lalu berjalan menuju lemari minuman.

Dipegangnya dua minuman di kedua tangannya,
"Yogurt atau soda?"

Ia menimang-nimang kira-kira minuman mana yang akan dibelinya.
Ia meletakan keduanya lalu mengambil sekotak susu.

"Atau susu?"

Solarhea memandang tiga minuman itu secara bergantian. Lalu berakhir menjejalkan semuanya ke keranjang belanjanya.

"Kalo bisa semua kenapa harus milih."

Usai dengan kegiatan belanjanya,ia tak langsung pergi ke meja kasir. Melainkan berkeliling sejenak,barang kali ada barang bagus yang menarik perhatiannya. Ia akan langsung membelinya.

Liat,suka,beli.

Bruk

Saat dirinya hendak berbelok, Solarhea malah menubruk seseorang. Untungnya orang itu dengan sigap memegang tangan dan pinggang si gadis,kalau tidak mungkin ia sudah jatuh.

Cukup lama posisi itu didiamkan. Mata mereka saling bertemu. Solarhea pun menyadari sosok orang yang ia tabrak. Seorang lelaki jakung.

Ia ingat,lelaki yang ia tabrak ini adalah lelaki yang selalu ia temui di minimarket ini.
Setiap pulang sekolah, Rhea selalu datang kesini hanya untuk membeli cemilan atau beberapa makanan untuk ia konsumsi. Dan setiap hari juga ia akan bertemu lelaki itu.

Parasnya tampan,bahkan mbak-mbak kasir dan para pegawai wanita tampak menyukainya. Rhea tak tau betul siapa namanya, darimana asalnya,dan segalanya tentangnya. Tapi satu hal yang ia ketahui,marga lelaki itu ialah Atthelion (itupun ia tau dari mbak-mbak kasir).

Mereka akhirnya tersadar. Lelaki itu membantu Rhea berdiri.

"Anda baik-baik saja nona?," tanyanya.

Astaga.

Suaranya mengajak berumah tangga. Tapi tak berlaku bagi Solarhea yang masih dihantui bayang-bayang masa lalu tentang lelaki.

"Ah iya, terimakasih,maaf."

Lelaki bermarga Atthelion itu hanya tersenyum lalu pergi meninggalkan Rhea yang masih mematung.

Dengan segera Solarhea menyelesaikan acara belanjanya dan kembali ke kediamannya. Tanpa ia ketahui jika itu pertemuan terakhirnya dengan lelaki itu.

Hari-hari berikutnya. Lelaki itu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya. Ia menghilang.

Sirna dari kehidupan bumi.

Solarhea sempat menanyakan kemana perginya dia kepada beberapa pegawai disana. Namun ia sama sekali tak menemukan jejak sedikitpun.

Jleb

"Aish sialan!"

Solarhea mengacak rambutnya frustasi. Langit sebentar lagi gelap,namun ia tak kunjung menyelesaikan latihannya karena bidikan yang selalu meleset.
Sudah seminggu sejak ia berlatih,namun perkembangannya sama sekali tak membuatnya puas.

THE SEVEN DESTINIESWhere stories live. Discover now