"Gak mau mama, Aiza gak suka sayur," tolak Aiza sedangkan mama menghela nafas
Sudah kebiasaan Aiza yang sulit disuruh makan sayur, dari kecil sampai sekarang Aiza sangat tidak menyukainya masakan yang ada sayurnya, ia lebih suka ayam goreng. Jika dipaksa terus ya ujung-ujungnya ngambek gak mau makan.
"Mama setelah sarapan Aiza main ya," ucap Aiza dengan susah payah karena mulutnya penuh dengan makanan
"Telan dulu sayang baru bicara, gak boleh kalau bicara mulutnya penuh dengan makanan, nanti bisa tersedak kamu," ucap papa yang hanya diangguki oleh Aiza
"Sayang nanti kalau main pakai hijab ya," ucap mama, sedangkan Aiza mengangguk lagi
Papa dan mama memang selalu menyuruh Aiza pakai hijab, jika sekolah Aiza selalu pakai hijab dan gak pernah lepas, sedangkan pergi main jarang-jarang kadang pakai kadang juga nggak. Papa dan mama gak terlalu maksa Aiza untuk pakai hijab tapi sesekali juga menyuruhnya pakai, sedangkan Aiza sendiri gak pernah menolak selalu menurut.
"Papa, mama Aiza sudah selesai sarapannya, apakah sekarang boleh main," ucap Aiza menatap kedua orang tuanya
"Boleh tapi minum susu dulu ya," ucap papa yang langsung membuat Aiza murung
Inilah kelemahan Aiza sangat susah disuruh minum susu, ntah kenapa Aiza sangat tidak menyukainya, padahal diluaran sana banyak yang menyukai susu tapi kenapa tidak dengan Aiza, menurut Aiza susu rasanya aneh dan selalu bikin mual.
"Gak mau," sinis Aiza memalingkan wajahnya kearah lain
"Kalau gitu gak usah main lebih baik sekolah aja sana." Papa menatap putrinya dengan menunjukkan wajah julidnya
"Papa kok gitu sih tega banget, udah tau Aiza gak suka minum susu kenapa dipaksa terus," ucap Aiza sinis sambil menatap papanya kesal
"Biar kamu cepat tinggi." Papa mengejek Aiza
Aiza mendengar ucapan papanya barusan langsung melototkan matanya, berarti selama ini Aiza pendek dimata papa, huh papanya ini belum tau apa jika pertumbuhan Aiza memang lambat, lihat saja nanti kalau Aiza sudah tinggi papanya akan menyesal sudah berani mengejeknya. Mentang-mentang papa tinggi kayak tiang listrik dan anaknya kecil jadi gitu, tapi ya kenapa Aiza sendiri yang pendek, papa sama mama tinggi kok, lah Aiza turunan dari siapa coba apa dari kakek, nenek, atau dari opa, omah. Ntah lah Aiza gak tau.
"Oke Aiza minum tapi dikit aja ya," ucap hanya yang diangguki papa
Aiza mengambil susu didepannya yang sudah disiapkan mama, dan langsung meminumnya, melihat Aiza minum sedikit satu tegukan papa jadi kesal, alhasil langsung menahan tengkuk Aiza dan juga megang gelasnya, mau gak mau Aiza harus menghabiskan susunya. Setelah habis Aiza menatap papa kesal.
"Papaaaaaaa!!! Teriak Aiza sambil menatap papanya marah
"Gak boleh marah sama orang tuanya dosa kamu, memangnya mau jadi anak durhaka," ucap papa sambil terkekeh melihat putrinya kesal
"Udah gak usah berantem, papa sana pergi ke kantor katanya ada rapat, dan Aiza sana pergi katanya mau main," ucap mama, sedangkan papa dan Aiza saling pandang
"Ngusir," ucap papa dan Aiza bersamaan dengan nada sinis
"Kalau iya kenapa masalah," ucap mama tak kalah sinisnya dan langsung pergi ke dapur membawa piring kotor
Papa dan Aiza saling tatap lagi, heran kenapa mamanya jadi kayak gitu, perasaan mama kalem lemah lembut gak pernah sinis, ah atau mungkin mama lagi PMS jadi gitu. Mereka berdua merasa takut dan langsung menghampiri mama ke dapur.
"Mama marah," ucap Aiza sambil menatap mamanya dengan mata berkaca-kaca
"Hah siapa yang marah sayang, mama gak marah," ucap mama gemas dengan putrinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Ketiga Gus (ON-GOING)
FantasyDisaat dari sekian banyaknya perempuan ingin sekali menjadi istri ketiga seorang gus yang memiliki ahli waris dari pondok pesantren Al-ikhlas, mereka para perempuan berbondong-bondong rela tidak masalah jadi istri ketiga asalkan bisa melihat ketampa...