Aiza memang lambat sangat tidak peka sama sekali, padahal setiap hari selalu Salat berjamaah bersama dengan Papa dan Mama, selesai Salat selalu salim gak pernah lupa. Tapi kenapa sekarang malah diam aja ketika suaminya meminta untuk salim, ini antara Aiza yang lupa atau tidak peka.
Selesai salim Gus Azzam beserta istri-istrinya kini sedang beres-beres, untuk segera kembali ke pesantren karena sekarang jamnya udah 05.00 kalau tidak cepat-cepat nanti bisa terlambat buat jadwal ngajarnya. Beda lagi dengan istrinya yang sangat kecil itu sekarang malah terlihat bingung ketika melihat suaminya dan istri pertama dan keduanya sibuk mundar-mandir masukkin baju dalam koper, dalam hati Aiza ingin bertanya tapi diurungkan karena pada sibuk sendiri.
"Ayo dek pamitan terlebih dahulu sama Papa. Mama, Abi, Umi, Abah, Ummah sebelum berangkat," ucap Ning Adiba tiba-tiba membuat Aiza langsung terlonjak kaget
"Pamitan, memangnya mau kemana kok pamitan segala?" Tanya Aiza bingung
"Kita harus segera kembali ke pesantren dan tinggal disana dek karena mas Azzam ada jadwal ngajar dipesantren," jawab Ning Fatimah menatap Aiza lembut
"Aiza gak mau ikut mau disini aja sama Papa dan Mama," ucap Aiza menggelengkan kepalanya
"Loh gak boleh gitu dek, kemanapun suaminya pergi adek harus ikut kalau adek nolak dan gak mau ikut itu sama aja adek durhaka ke suaminya dosa juga loh," ucap Ning Adiba membuat Aiza bergidik ngeri
Aiza dibuat bingung sekarang dimana ia gak mau tinggal lingkungan pesantren, karena menurut Aiza disana sangatlah ketat sekali yang membuat Aiza gak bebas. Aiza dulu pernah mondok pas waktu SMP alasannya ya karena Papa pingin Aiza menjadi perempuan yang lebih lagi dan menutup auratnya, tapi memang dasarnya Aiza sangatlah keras kepala dan juga nakal, baru sehari masuk pesantren besoknya udah sampai rumah lagi karena ia kabur. Ntah gimana cara kaburnya hanya Aiza yang tahu, dan parahnya lagi setiap kali dimasukkan pesantren selalu kabur sampai Papa akhirnya nyerah dan membiarkan Aiza sekolah umum tidak dipesantren lagi. Papa nyerah bukan karena kalah melainkan udah capek dengan kelakuan Aiza yang selalu bulak-balik pindah pesantren tetap kabur. Sebenarnya Aiza itu juga pingin tahu rasanya tinggal dipesantren itu kayak apa tapi masalahnya itu sangatlah ketat jadi Aiza selalu menolak.
Dan sekarang ini Aiza pusing sendiri kan, gimana caranya agar tidak tinggal dipesantren tapi disisi lain Aiza juga gak mau durhaka sama suaminya dan gak mau dosa juga. Jalan satu-satunya yang harus tetap ikut Gus Azzam tinggal dipesantren.
"Euumm ya sudah Aiza mau," ucap Aiza akhirnya Gus Azzam, Ning Adiba dan Ning Fatimah bernafas lega
"Tapi Aiza kan belum beres-beres dari tadi lihatin mas sama mbak terus yang sibuk beres-beres," lanjut Aiza
"Udah mbak beresin kok baju adek udah ada dikoper tapi hanya sebagian karena baju adek banyak yang terbuka, nanti mbak ajak adek beli baju gamis sama hijabnya ya," ucap Ning Adiba lembut Aiza langsung mengangguk antusias
"Ya sudah ayo turun buat pamitan," ucap Gus Azzam langsung melenggang pergi keluar kamar dan diikuti oleh istri-istrinya
Ketika sudah sampai dibawah ternyata sudah pada kumpul diruang keluarga sedang santai-santi sambil menikmati kopi dan teh hangat.
"Papa, Mama, Abi, Umi, Abah, Ummah, Azzam ijin mau pamit kembali ke pesantren sekarang karena nanti jam 8 Azzam ada jadwal ngajar," ucap Gus Azzam
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Ketiga Gus (ON-GOING)
FantasyDisaat dari sekian banyaknya perempuan ingin sekali menjadi istri ketiga seorang gus yang memiliki ahli waris dari pondok pesantren Al-ikhlas, mereka para perempuan berbondong-bondong rela tidak masalah jadi istri ketiga asalkan bisa melihat ketampa...