Maaf kalau banyak typo bertebaran
"Berani menyalahkan putra kakak," ucap Abi dingin
Varo terkejut Bisa-bisanya kakak bisa mendengar ucapannya yang pelan banget, sungguh tajam sekali pendengaran kakaknya ini, bahkan tatapannya juga tak kalah tajam, setajam pisau yang habis diasah.
"Kak bukan itu yang aku maksud, kakak salah, maksud aku kalau Gus Azzam semalam gak kesini gak akan kayak gini dan aku juga gak akan ketemu kakak, udah bahagia banget padahal los kontak sama kakak, meskipun kadang telfon tapi seenggaknya gak tau rumahnya kan, tapi sekarang ini malah ketemu lagi gara-gara Gus Azzam, dan istriku juga kenapa suka mengadu ke kakak sama Abah sih habislah aku setelah ini," bantah Papa lagi dengan diakhir ucapannya hanya bisa melalui batin, ya kalau nggak lewat batin mana berani yang ada nanti malah dapat ceramah panjang kali lebar yang membuatnya takut
"Kayak gini apa, gak ketemu kakak maksud kamu," ucap Abi datar dan jangan lupa tatapannya masih sama yaitu, tajam
"Kak sudahlah kenapa malah marah terus sih kan tadinya bahas tentang lamaran Aiza dengan Gus Azzam, kenapa malah kakak marah ke aku." Varo sangat kesal sekali
"Huff lupakan." Abi menghela nafas, ada rasa marah ketika melihat adeknya berubah semakin tambah pembangkang dan mudah sekali membantah ucapannya,
Dulu adeknya ini sangatlah penurut sama seperti putrinya, tapi kenapa sekarang malah berubah dua-duanya, memang benar ya banyak yang bilang itu kalau anak perempuan fotokopian sama papanya, mulai dari sifat bahkan wajahnya pun sama persis kelihatan kembar tapi versi papa dan anak, kalau percaya nih ada buktinya Varo sama Aiza yang sama persis.
"Sekarang Abi tanya ke Aiza beneran mau nolak lamaran Azzam?" Tanya Abi yang langsung mendapat anggukan dari Aiza
"Alasannya?" Tanya Gus Azzam datar
Gus Azzam tidak suka mendapat penolakan, pokoknya Aiza harus jadi istrinya.
"Kan tadi udah dijelasin kenapa tanya lagi, sebenarnya denger gak sih pas Aiza jelasin tadi," kesal Aiza ketika mendapat pertanyaan yang sama
Dari yang kesal tambah semakin kesal tiba-tiba papanya menarik telinganya.
"Gak boleh kayak gitu gak sopan," ucap papa yang masih menarik telinga Aiza
"Iya pa ampun sakit lepas," rengek Aiza, papa kasian langsung melepas tangannya dari telinga Aiza dan meminta maaf
"Kasih alasan yang bagus dikit dek biar Abang gak tanya terus," ucap Vano geram ketika Gus Azzam banyak tanya
"Kan tadi udah, intinya Aiza gak mau, ya karena Aiza gak mau bikin mbak Adiba sama mbak Fatimah sakit hati, lagian Gus nya gak bersyukur banget udah ada istri dua cantik-cantik masih mau nambah lagi, Gus nya udah tua jangan main nikah-nikah terus gak baik kasian istri Gus, dan Aiza juga udah ada kekasih kok Aiza sangat mencintainya," jelas Aiza, seketika membuat lainnya terkejut
Gimana gak terkejut ternyata Aiza sudah mempunya kekasih, bisa-bisanya kecolongan lagi, udah jelas gak boleh pacaran, lagian siapa sih lelaki yang berani jadi kekasih Aiza.
"Siapa kekasih kamu dek, udah Papa bilang gak boleh pacaran, kenapa gak didengerin yang Papa bilang," tegas Papa, sedangkan Aiza memutar bola malas
Kenapa Papanya tiba-tiba jadi pelupa gini, masih aja tanya siapa kekasih Aiza?. Kan udah tau siapa, setiap hari masuk kamar Aiza udah pasti tau lah, dasar papanya sama kayak Gus Azzam udah tua. Papanya pelupa kalau Gus Azzam udah tua punya istri dua masih aja rakus ketika lihat cewek cantik seperti Aiza mau dijadikan istrinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Ketiga Gus (ON-GOING)
FantasyDisaat dari sekian banyaknya perempuan ingin sekali menjadi istri ketiga seorang gus yang memiliki ahli waris dari pondok pesantren Al-ikhlas, mereka para perempuan berbondong-bondong rela tidak masalah jadi istri ketiga asalkan bisa melihat ketampa...