003.

96 11 2
                                    

Saat ini Wooyoung sedang duduk di sofa dekat jendela yang ada di dalam kamar nya sembari meminum teh hangat permintaan dirinya. Sejak berada disini ia belum pernah melangkahkan kaki keluar dari kamar yang ia tempati, dan seseorang yang selalu berkunjung atau menemani nya hanya Hana seorang pelayan yang memang ditugaskan untuk memenuhi keinginan Wooyoung. Sebenarnya ia sangat penasaran dengan isi istana ini tetapi ia masih belum siap menemui orang-orang disini.

Hingga saat ini pun Wooyoung masih belum mengerti kenapa dirinya bisa berada ditempat ini, tidak masuk akal sekali jika ia benar-benar terlempar ke masa lalu karena mimpi nya yang seperti jatuh dari ketinggian.

Ditambah, ia sangat merindukan ibu, ayah, rumah, dan teman-teman nya di kampus terutama Jimin sahabat nya yang selalu menemani dirinya.

Saat seperti ini, Wooyoung malah teringat dosa-dosa nya kepada sang ibu. Ia berjanji jika ia kembali, ia akan meminta maaf dan bersujud kepada ibu nya.

Wooyoung tersentak saat ada tangan yang menepuk bahu nya lumayan kencang. Wooyoung menoleh dan mendapati pria— ah ntah pria atau wanita karena ia terlihat sangat cantik dan feminin dengan pakaian serba putih nya dan wajah kecil yang seperti dewi, kulit putih dan bibir kecil berwarna merah cery yang terlihat sangat lucu. mata biru dengan kelopak yang sangat indah di hiasi bulu mata yang lentik. Rambut panjang se pinggan namun di atas kepala nya di hiasi ntah namanya apa tetapi terlihat sangat indah dan cocok berada disana, terlihat sangat cocok di wajah sempurna bak malaikat itu. Wooyoung merasa terhipnotis saat menatap mata cantik itu yang menatap nya dengan tatapan tak terbaca.

Orang itu kembali menepuk pundak Wooyoung untuk menyadarkan Wooyoung yang menatap nya tanpa berkedip. Seperti tersadar Wooyoung mengerjapkan mata nya lalu kembali melihat seseorang dihadapan nya ini masih terpesona dengan kecantikan nya.

"Bisa tidak berhenti terpesona kepadaku? Aku tahu aku memang cantik tapi ayolah, tatapan mu seperti orang lapar dan itu menjijikan." ucap pria— atau wanita— ah.. mari kita panggil ia Peri.

"Kau.. Siapa?" tanya Wooyoung.

"Aku Peri." jawabnya santai sembari melihat kuku-kuku cantiknya.

"H-ha?"

Sang Peri berdecih sembari merolling pupil mata nya.

"Wajah mu jelek saat terkejut ya.."

Wooyoung menatap tidak percaya dengan ucapan orang ini, kenapa terlalu menyakitkan untuk di dengar ya? Padahal wajah nya secantik itu tapi perkataan nya? Astaga..

"Jadi, siapa kau?"

"Sudah kubilang aku Peri, masih saja bertanya!"

Dijaman ini ada Peri? Ingin tidak percaya tetapi wujud nya terlihat jelas sangat sempurna, apakah benar ia adalah Peri? Jadi Wooyoung hanya menganggukkan kepala.

"Peri pasti juga memiliki nama!" ucap Wooyoung sedikit kesal. Kenapa ia jadi emosian seperti ini ya?

"Kang Yeosang. Puas?!"

"Ya.. Ya.. Ya.. Oke  Kang Yeosang. Jadi, ada apa kau kemari?"

"Tidak sopan sekali perkataan mu..! Panggil aku Peri..!"

"Tidak mau." jawab Wooyoung acuh.

"Tak akan ku kembalikan kau ke masa depan..!" ancam sang Peri tiba-tiba yang membuat Wooyoung langsung menolehkan wajah nya cepat dengan tatapan bertanya-tanya, Yeosang hanya melirik malas.

"Apa?"

Yeosang tersenyum jahil.

"Aku yang mengirimmu ke jaman ini." ucap nya santai.

The Concubine's Loyalty To The Emperor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang