005.

86 12 2
                                    

Wooyoung membuka kedua mata nya karena sinar matahari yang masuk dari jendela kamar, ia menyerngit saat mata nya belum menerima cahaya pagi ini. Anak itu mengulat dan beberapa detik kemudian ia meringis karena merasakan nyeri, perih, dan keram pada bagian bawah nya.

Wajah nya memerah saat mengingat bagaimana dirinya yang terus menerus di gagahi oleh seorang Emperor hingga dirinya tak sadarkan diri, ia tidak ingat berapa lama mereka melakukan seks yang ia ingat hanya bagaimana gagah nya seorang San Yergha yang terus menghentakkan miliknya pada tubuh Wooyoung.

Wah.. Ia pasti sudah gila karena merona mengakui seberapa jantan nya San Yergha.

"Apa yang ku pikirkan..?!" Ia menggelengkan kepala nya cepat untuk menghilangkan ingatan nya yang abstrak.

Tok.. Tok..

"Your Highness.."

"Masuk, Hana."

Ceklek..

Hana masuk sembari mendorong troli yang berisi makanan, saat pelayan wanita itu membuka penutup saji harum daging dan sup yang ia bawa dengan tidak sopan nya menghampiri rongga penciuman seorang Jung Wooyoung, membuat sang empu tersenyum senang dengan perut yang sudah keroncongan.

"Jam berapa ini?" tanya Wooyoung.

"Setengah tiga sore, Your Highness.." jawab Hana.

Wow..! dirinya tertidur hampir sepuluh jam.

Dengan telaten Hana menyiapkan meja kecil di atas ranjang Wooyoung dan menata rapi makan sore anak itu di atas meja nya. Wooyoung bangkit sembari terus meringis karena rasa ngilu dan nyeri masih terasa di bagian bawah nya. Oh, omong-omong saat ini ia sudah bersih dan berpakaian kembali. Ingat saat Hana dan pelayan lain yang membantunya saat San keluar kamar begitu saja kan?

Wooyoung menyantap makan sore nya dengan lahap, demi apapun ia sangat lapar karena kemarin tidak makan malam dan hari ini tidak sarapan.

Pintu tinggi itu terbuka tiba-tiba dan menampakkan presensi sang Emperor dengan pakaian rapi nya, ia masuk begitu saja dan menyuruh Hana meninggalkan mereka berdua usai pelayan wanita itu memberi hormat.

San duduk di hadapan Wooyoung dan melihat anak itu yang sedang mengunyah makanan nya, Wooyoung menatap San takjub karena penampilan Emperor itu yang terlihat lebih keren dari biasanya.

San terkekeh dan mengusak rambut Wooyoung gemas, lalu tangan nya turun untuk mencolek pipi Wooyoung yang menggembung karena makanan menggunakan jari telunjuk nya.

"Manis nya~"

Wooyoung sontak merona dan cepat-cepat mengalihkan pandangan nya acak agar tidak melihat wajah San.

Duh, kenapa diri nya menjadi pemalu seperti ini..?!

San menarik lembut dagu Wooyoung agar anak itu melihat nya, "Hei.. Lihat aku."

Saat Wooyoung sudah menghadap nya, San mendekatkan wajah nya seolah ingin mencium dan membuat Wooyoung memejamkan kedua mata nya.

Ia akan di cium ketika makanan belum masuk ke dalam perut nya?! Setidaknya biarkan ia menelan makanan nya dulu!

Namun hingga beberapa detik tidak ada apapun yang menyentuh bibir nya, yang ada malah kekehan San yang membuat anak itu membuka kedua mata nya.

Woi..!! Ini terlalu dekat..!! Astaga jantung nya..

San kembali menjauhkan wajah nya dengan senyuman manis terukir di wajah tegas nya.

"Anal mu masih nyeri?" tanya San.

Ini terlalu frontal tidak sih?

"Eumm.." jawab Wooyoung sembari perlahan menelan makanan nya. Karena perlakuan San membuat dirinya susah untuk menelan.

The Concubine's Loyalty To The Emperor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang