0.0

982 75 2
                                    



Hujan mengguyur kota Jakarta pagi ini , Lim Lalisa masih meringkuk di kasur kesayangannya ,enggan membuka matanya .

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu kamarnya ,ia malah menarik selimutnya untuk menutupi seluruh badannya.

"Lisa , bangun ! " Suara yang setiap pagi selalu Lisa dengar , siapa lagi jika buka suara Lim Jisoo , Kakak satu-satunya yang dia punya dan sangat menyebalkan.

"Kau tidak ingin bangun!" Menekan gagang pintu namun pintu terkunci . " Yakk!! Kau sengaja mengunci pintu kamar mu rupannya !"

GEDOR GEDOR

"Aishhhh .... Kenapa nenek lampir satu itu berisik sekali" Lisa sudah tidak bisa menikmati tidurnya lagi .

"Lisa buka pintunya ! Kenapa dik..."

Ceklek

"Masih pagi kak , sttttt" Berdiri dihadapan Jisoo dengan muka bantal yang membuat Jisoo semakin naik darah.

Jisoo membuang nafas pendek sambil tersenyum tidak percaya . Meraih kuping Lisa yang menyebalkan dimatanya ." Mau sampai kapan tangan Kakak yang indah ini menggedor pintu kamarmu hmm? "

"Kak sakit ... lepas ishh" Lisa mengaduh kesakitan,Jisoo memang tidak pernah lembut kepadanya.

"Mandi dan siap-siap , Kakak dapat telfon dari sekolah kalau kamu dapat surat peringtan lagi. Jangan lupa bawa surat cinta yang sudah kepala sekolah berikan." Sial kenapa sekolah harus menelfon Kakaknya , sudah dipastikan tamatlah riwayat Lisa pagi ini .

***

Acara sarapan pagi sudah selesai , saatnya Jisoo mulai mengintrogasi Adiknya yang nakal ini . Masih ada waktu setengah jam sebelum mengantar Lisa dan kesekolah dan berangkat ke kantornya.

"Dimana suratnya?" Aura Jisoo menjadi gelap saat ini.

Lisa dengan perasaan sedikit ngeri,memberikan surat dengan tangan kanannya yang sedikit gemetar. Apakah Jisoo akan memakannya?.

"Huh ... lagi — Lisa ,kau ...Haissshh" Lisa hanya menunduk, memainkan jemarinya tegang.

" Ini sudah surat ke empat dalam sebulan ini,Lisa . Berarti seminggu sekali kau membuat masalah disekolah!" Jisoo tidak habis pikir kenapa dia bisa mempunyai adik yang begitu nakal.

"Maaf kak a..."

"Diam" Belum selesai Lisa mengucaoka. Kalimatnya ,Jisoo sudah memotongnya. Lisa hanya menunduk diam.

" Kapan kamu bisa hidup tenang dan belajar dengan baik ,Lisa? " Jisoo melihat adiknya ,jika saja membunuh tidak berdosa ,bolehkah Jisoo langsung mencubit ginjal adiknya?.

"Diam kalau kaya begini, tapi buat onar ada saja tingkahnya "

"Tapi Kakak nyuruh aku diam tadi"

"Pintar menjawab hmm?"

"Aishh salah lagi.."

"Aishhh? Kamu kesal?"

"Kak , bukan be..."

"Bukannya minta maaf ma—-" Belum selesai Jisoo bicara ,Lisa memotongnya.

"Aku udah minta maaf di awalkan kak"

"Kamu pikir maaf bisa memperbaiki semuanya? "

"Kan salah lagi" walau suaranya lirih ,masih terdengar jelas di telinga Jisoo . " Memang kamu selalu salah " Ucap Jisoo.

Lisa memejamkan matanya menarik nafas dalamnya lalu membuangnya secara perlahan, berharap gondoj yang sudah ingin meledak di dadanya bisa menghilang. " Aku siap dihukum apapun "

"Kamu memang harus dihukum Nona Lim , Mulai besok sampai seminggu kedepan siapkan sarapan pagi ..."

"Kak tidak bisa seperti itu, aku tidak bisa memasak , kakak mau rumah kita kebakaran?"

"Kamu benar juga . Kakak lupa ,kita hampir menjadi gelandangan waktu itu karena hanya kamu masak air ,bukannya matang malah kakak yang hampir matang " Jisoo memikirkan dengan fokus,hukuman apa yang pantas untuk adiknya ini. Dia harus mencari hukuman yang membuat adiknya jera .

"Ahaa! Hukuman yang pantas untuk Adik yang menyebalkan adalah—-"

To be continue

Jakarta , 04- Februari - 2024

Hai ...#LISOO siap menemani hari-hari teman untuk kedepannya.

Jangan lupa vote dan follow akun ini ya🥰
Kalau rame ,aku publish part 1 😝

Love you guys❤️

YELLOW [LISOO X SIBLINGS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang