Chaeyoung di buat dilema saat ponsel Lisa berdering sedari tadi . Chaeyoung tidak begitu pandai membuat alasan jika nanti Jisoo menanyakan Lisa.Chaeyoung memilih memasukan ponselnya kedalam laci dan memilih menonton drama korea di ponselnya sendiri.
"Mereka tuh cuma butuh komunikasi... Hein bener-bener gede banget egonya " Chaeyoung terbawa emosi saat sedang menonton drakor yang berjudul Queen Of Tears.
"Okey... sekarang cium ...ishh gemes banget—- Ayo hyunwoo astaga.... Ci—-" Saat sedikit lagi adegan kissing ponselnya bergetar .
"Aduhh... Kak Jisoo nelfon" Chaeyoung melempar pelan ponselnya kedepan. Sekarang dia benar-benar frustasi. Dirinya meliat jam di dinding kamarnya,dan memang sudah pukul sebelas malam.
Sebenarnya kemana temannya itu pergi.Ponselnya masih berdering dan bergetar ,Chaeyoung akhirnya memutuskan untuk menjawab panggilan Jisoo, dirinya juga menjadi khawatir jika seperti ini.
"Ha—"
"Chaeyoung ,kalian ketiduran ya?" Dari seberang panggilan Jisoo sudah memotong ucapan Chaeyoung.
"Emm—Iya kak" Chaeyoung beruaha mengikuti alur,dirinya belum berani jujur.
"Bisa bangunkan Lisa, perasaan Kakak enggak tenang kalau belum denger suaranya Chaeng" Chaeyoung meringis mendengar permintaan Jisoo yang mustahil. Lisa bangkan belim kembali sejak tadi.
"Chaeng.... Hallo—-"
"Eumm— sebenarnya ...."
***
Pertandingan sudah sampai pada ronde ketiga. Lisa sudah mendapat memar di dahi sebelah kanannya namun Jessi juga mendapat pukulan dari Lisa yang lumayan membuatnya dirinya sempat kelimbungan melawan Lisa. Lisa memang tidak bisa di remehkan.
Dari tempat penonton terdapat dua orang laki-laki yang salah satu dari mereka masih meributkan sesuatu bahkan sebelum pertandingan dimulai.
"Kau yakin tidak memberitahu Jisoo? Bagaimana jika adiknya kenapa-kenapa?" Laki-laki yang lebih muda iimasih kekeh ingin memberitahu keberadaan Lisa saat ini.
"Yak!!! Lalu bagaimana dengan taruhan kita ? Kau takut kalahkan?" Yang lebih tua masih kekeh untuk menyelesaikan pertandingan sampai berakhir.
Yang muda bernama Kim Seok Jin dan yang lebih tua Lee Yi kyung. Mereka berdua kebetulan bekerja di perusahaan yang Jisoo pimpin.
"Aku bukan takut kalah , hanya saja aku khawatir dengannya ,bukankah dia masih SMA" Ujar Seok Jin.
"Idih... bilang saja ingin mencari muka kan sama Bu bos? Kebaca ya kebaca" Yi Kyung masih curiga dengan kepedulian Seok Jin terhadap adik bos nya.
"Terserah padamu saja, aku tidak ikut-ikutan jika terjadi apa-apa dengannya"
"Gwenchana gwenchana...toh kita hanya menonton "
***
Jisoo sudah berada di ruang tamu Chaeyoung, ini sudah pukul dua belas malam .
"Kenapa kau tidak tau anak nakal itu pergi Chaeng?" Jisoo berdiri berjaln mondar-mandir sambil menggigit jarinya gelisah.
"Aku...aku juga tidak tahu—" Chaeyoung duduk di sofa dengan menyatukan dengkulnya yang dirapatkan dengan posisi tegak tidak nyaman.
"Awas saja jika nanti aku melihat wajahnya ... kuouk tanpa ampun" Jisoo meraih ponselnya di meha dan menelfon seseroang, Chaeyoung hanya diam dan berdoa semoga saja Lisa cepat kembali.
"Jen... kau sudah menuju kesini? Lisa belum kembali, aku harus bagaimana?" Suara serak Jisoo membuat Chaeyoung merasa bersalah karena telah membantu Lisa.
"Sebentar ... aku sepertinya tau dia ada dimana—-taoi aku tidak yakin"
"Apa maksudmu kau tidak yakin? Dimana kau melihatnya?"
"Aku masih menunggu jawaban dari Seok Jin , apakah benar itu Lisa "
"Seok Jin? Siapa d—-"
"Salah satu karyawanmu, makananya berbaur dengan bawahan...sebentar dia sepertinya membalas" Jennie membuka room chaat dari Seok Jin, dan Mata Jennie melotot seperti ingin keluar.
"Ji..."
"Kenapa Jen! Kenapa kau —"
"Kerumah sakit Columbia sekarang!"
Jakarta,20 April 2024
Note : banyak yg komen, aku double up! Malam ini juga.
Minta maap ga🫵😭😭 dosen lagi ceramah dapet notif kaya gini 😭😭😭😭😭😭😭😭 teriak dikit 😭😭😭
Aktip banget sistah-sistah aku😭😭pada update🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW [LISOO X SIBLINGS]
Ficción GeneralBAHASA INDONESIA Jisoo : "You know, for you l'd bleed myself dry " Lisa : "You know I love you so?"