Jisoo langsung berlari menuju UGD bersamaan dengan Chaeyoung yang juga ikut datang bersamanya. Di UGD sudah ada Jennie yang sudah sampai terlebih dahulu.
"Lisa... dimana Adikku?!" Jisoo langsung menuntut kerebadaan Lisa saat melihat Jennie.
"Dokter sedang memeriksanya" Jawab Jennie.
"Apa yang terjadi? Kenapa—kenapa Adikku bisa berada disini?" Air mata Jisoo sudah menganak sungai dan enggan untuk mengelapnya. Chaeyoung juga ikut panik dan khawatir, apa yang sudah terjadi dengan sahabatnya?
"Duduk lah , aku akan me—-"
"Jelaskan saja disini!"
Jennie menghembuskan nafas berat, Jennie tau Jisoo akan seperti ini jika tentang Lisa.
"Aku tidak tahu lengkapnya tapi intinya Lisa ikut petarung tinju "
"Apa?!" Dengan bersamaan Jisoo dan Chaeyoung berteriak.
"Benar-benar diluar predeksi" Ucap lirih Chaeyoung, ia pikir Lisa kecelakaan atau semacamnya.
"Bagaima—-" Belum selesai dengan kalimatnya dokter sudah keluar dari ruangan dia memeriksa Lisa.
"Dokter ! Adikku — dia .... dia tidak apa-apa —-"
"Pasien mengalami memar di selangka tangan kanannya dan juga memar di perutnya,sepertinya pasien mengalami pukulan berkali-kali dan. Namun kondisinya akan membaik seiring berjalannya waktu. Jangan khawatir. "
Mendengar penuturan dari dokter Jisoo meluruh ke lantai dan menangis, Adik yang selau dia jaga sekarang sedang terbaring lemah dan itu karena kelalaian Jisoo. Jennie langsung memeluk Jisoo yang sudah seperti orang ketakutan.
"Kami akan memindahkan pasein keruang rawat." Dokter berpamitan meninggalkan mereka bertiga.
"Hiks—-Jen.... Lisa ku... hiks..." Chaeyoung jadi ikut menangis melihat Jisoo yang sangat mengkhawatirkan Lisa. Dirinya tidak tega dan merasa bersalah, jika saja dirinya tidak mengiyakan permitaan Lisa tadi.ini pasti tidak akn terjadi.
****
"Hiks...hiks... Lisa ..." Jisoo sudah duduk di samping ranjang Lisa sambil memegang tangan adiknya yang saat ini masih belum sadar.
Jisoo tidak bisa melihat adiknya sakit seperi ini , apalagi melihat beberapa lebam di area wajahnya. Sebenarnya apa yang sudah Lisa lakukan. Bertarung? Mengapa Lisa sampai melakukan hal seperti itu. Jisoo meyerahkan semua itu kepada Jennie. Jisoo tidak ada waktu untuk sekedar mencari tahu, dirinya hanya ingin melihat dan menjaga Lisa.
Jisoo menciumi tangan Lisa dan selalu bergumam kata maaf , Jisoo bahkan sampai sesak karena menangis terlalu lama.
"Ji... sudah jangan menangis, Lisa sudah baik-baik saja. Sudah ya jangan menangis terus, kau tidak ingin ikutan sakitkan—-"
"Jen Adikku hiks—"
"Iya adikmu, tapi kau juga harus tenang Ji, Dia akan baik-baik saja "
"Tapi kenapa dia belum bangun. Dia tidak akan meninggalkanku kan hiks...hiks..."
"Jangan bicara asal, Kau dengar sendirikan dokter mengatakan kondisinya akan membaik jadi berhenti menangis dan istirah—-"
"Kau pulanglah, antar Chaeyoung juga . Telfon orang suruhanmu untuk mengawal kalian pulang."
"Baiklah, tapi kau juga jangan terus menangis, nanti kau malah ikut drop juga. " Jennie mengajak Chaeyoung untuk kembali kerumah karena Chaeyoung juga harus kesekolah.
"Sudah pukul dua pagi, aku menginap saja Kak —" Jisoo berdiri dan menghapiri Chaeyoung.
"Pulang ya,besok kau kan harus sekolah, besok pulang sekolah baru kesini lagi." Chaeyoung tidak berani menatap Jisoo.
"Aku tidak marah padamu Chaeng, kau juga tidak ingin terjadi, anak nakal itu yang harus di salahkan. Jadi pulanglah nanti Kakak kabari jika Lisa sudah sadar" Chaeyoung mengangguk lalu akhirnya memilih pulang bersama Jennie.
"Besok aku harus tau masalah yang sebenarnya dan selengkapnya" Jennie mengangguk menjawab perkataan Jisoo lalu beranjak pergi untuk mengantar Chaeyoung dan pulang.
Jisoo kembali menghampiri ranjang Lisa. Mengelus rambut surai Lisa dan membenarkan poni berantakan adiknya yang biasanya tertata rapi di depan keningnya.
"Cepat bangun anak nakal, Kakak tidak sanggup melihatmu seperti ini...hiks " Jisoo mencium kening Lisa dengan lembut dan mengecup pipi lisa berkali-kali. Bekum puas dengan rasa rindunya Jisoo bahkan memeluk adiknya dengan lembut , Jisoo hanya merasa sangat jauh dengan Lisa,padahal Jisoo bisa menyentuhnya.
"Bangun ya Dek... hiks ... Adek denger Kakak kan? Jangan tinggalin Kakak ya Dek." Jisoo duduk setengah tidur di samping Lisa dan terus memandangi wajah damai adiknya yang menutup mata.
****
Pagi harinya, gadis berkaki jenjang itu perlahan membuka matanya. Saat terbangun dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya dan juga tangan kirinya di genggam erat oleh seseorang . Jisoo, jantung Lisa seakan berdetak lebih cepat saat menyadari dimana dirinya sekarang. Rumah sakit dan ada Jisoo disini, tamat sudah hidupmu Lim Lisa.
Lisa menoleh mendapati mata Jisoo yang sedikit membengkak,pasti kakaknya menangisinya.
"Maaf" Ucap Lisa lirih ,dirinya inginmeraih kepala kakaknya dengan tangan kanannya ,namun
dirinya tidak tau kalau tulang selangkanya cidera."Akhh—-" Jisoo langsung terbangun dengan wajah paniknya. Melihat wajah Lisa yang memerah membuat Jisoo kalang kabut. Dirinya langsung menekan tombol untuk memanggil dokter ataupin perawat.
"Adek—- Dimana yang sakit? Sabar ya ..."
Tak lama dokter datang dan langsung memeriksa Lisa.
"Tidak apa, syukurlah pasien sudah sadar. Hanya saja jangan terlalu banyak bergerak. Jika memang perlu akan pasang Arm Sling agar tidak melakukan pergerakan yang lebih" Ucap Dokter laki-laki itu.
Jisoo mengangguk mengerti. Setelahnya dokter dan perawat meninggalkan mereka berdua.
Jisoo tersenyum haru akhirnya Lisa sadar. "Makasih ya dek ... sekarang kalau butuh apa-apa panggil Kakak ... jangan banyak gerak dulu"Jisoo mengusap rambut Lisa dengan lembut.
"Kak—-"
"Sttt.... Jangan memikirkan apapun ya sayang" Jisoo tahu adiknya itu merasa bersalah, namun Jisoo tidak akan mempermasalahkn itu intuk sekarang ini. Kesembuhan Lisa lebih penting.
"Tapi Adek—-"
"Hmmm ... udah ya kakak tidak marah, jadi jangan di pikirkan... kesembuhan kamu yang paling utama" Jisoo mengecup sudut bibir adiknya saat Lisa akan mengeluarkan suara lagi.
Lisa langsung diam mendapat perlakuan manis itu dari Jisoo. Sikap Jisoo yang tenang malah membuat dirinya tidak nyaman, harusnya Jisoo memakinnya dan mengintrogasi dirinya. Ini lebih akan jauh lebih buruk dari predeksinya.
Jakarta, 21 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW [LISOO X SIBLINGS]
General FictionBAHASA INDONESIA Jisoo : "You know, for you l'd bleed myself dry " Lisa : "You know I love you so?"