Warn: 🔞, Typo bertebaran, OOC, Menggunakan bahasa Baku/Non-Baku.
Happy Reading~
.
.
.
Hinata tahu, apa yang telah ia lakukan saat ini tidak sepatutnya ia lakukan. Hinata tahu, jika perasaan yang kini tengah ia rasakan adalah sebuah perasaan terlarang. Dan Hinata juga tahu, bahwa seorang pria tidak sepantasnya juga mencintai seorang pria.
Perasaan Hinata yang kini tengah ia rasakan sudah melanggar hukum alam. Namun, Hinata sendiri juga tidak dapat memungkirinya bahwa dirinya menyukai seorang pria. Mau seberapa keras pun dirinya mencoba, Hinata tetap tidak bisa membohongi perasaannya sendiri.
Hinata Shoyou mencintai seorang pria bernama Tsukishima Kei. Pria menyebalkan yang kerap mengusilinya itu diam-diam membuat Hinata jatuh hati. Hinata sendiri juga tidak tahu pasti sejak kapan perasaan terlarang itu ada, tapi yang jelas Hinata selalu merasa berdebar saat berdekatan dengan Tsukishima.
Hinata terus memendam perasaan itu selama bertahun-tahun, hingga saat ini perasaan itu masih sama adanya. Hinata terus menahan diri agar tidak berlarut pada perasaan terlarang itu. Tetapi hal itu sangat sulit dilakukan karena Tsukishima selalu berada di dekatnya.
Pria jangkung itu selalu mendekatinya di saat Hinata berusaha untuk menjauh. Dan satu fakta yang harus kalian ketahui, meski sering menjahili Hinata, Tsukishima selalu memperlakukannya dengan lembut seperti apa yang seorang pria lakukan kepada wanita.
Hal itu berhasil membuat Hinata berdebar. Semakin lama Hinata semakin dibuat jatuh terlalu dalam. Namun, takdir memang tidak selalu berakhir indah, mereka berdua harus terlahir sebagai seorang pria, di mana kodrat pria seharusnya menyukai seorang wanita.
Suatu hari ketika Hinata dan Tsukishima mendapat giliran membersihkan gym setelah latihan berakhir, untuk pertama kalinya Tsukishima mendatanginya lebih dulu.
“Hinata.” Panggil Tsukishima dengan suara yang lebih lembut dari biasanya.
Orang yang dipanggil sontak menoleh, “Iya?”
“Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu.” Ucapnya dengan nada serius.
Hinata menjadi penasaran dengan hal yang akan Tsukishima katakan padanya, “Katakanlah. Aku akan mendengarkan.”
“..Hinata, aku menyukaimu.”
Hinata nampak shock, ia mencoba untuk mencerna perkataan Tsukishima lagi, “M-maaf, bisa kau ulangi lagi? Kau bilang apa barusan?”
“Aku bilang, aku menyukaimu, Hinata.”
Sontak Hinata terkejut, apa yang ia dengar tadi ternyata bukanlah halusinasi, “K-kau bercanda, kan? B-bagaimana bisa..?”
Tsukishima berdecih kesal, “Ternyata apa yang aku lakukan padamu selama ini masih belum cukup untuk membuatmu peka.”
Perlahan Hinata mulai mundurkan langkahnya, “Apa maksudmu? Memangnya apa yang telah kau lakukan padaku selama ini?”
“Selama ini aku terus mengganggumu dengan alasan supaya aku bisa mendapat perhatian lebih darimu.”
“A-apa?” Hinata lagi-lagi tersentak kaget.
“Itu adalah satu-satunya cara yang dapat aku lakukan agar aku bisa selalu berada di dekatmu tanpa orang lain tau tentang perasaanku.”
“Tapi ini adalah hal yang salah, Tsukishima! Kau tidak seharusnya sepertinya ini, kau tidak boleh melanggar hukum alam.” Bentak Hinata.
Hanya itu yang dapat Hinata katakan. Walaupun sebenarnya Hinata juga ingin menyangkal hukum itu, namun Hinata masih takut akan dosa yang ia terima setelah ini.
Tsukishima mengepal kuat telapak tangannya, “Memangnya kenapa? Apa pria tidak boleh menyukai sesama pria? Apa pria hanya boleh jatuh cinta pada wanita saja?!”
“Aku.. tidak tau..” Jawab Hinata dengan ragu.
“Lalu jika hukum itu ada, apa itu berarti aku harus menjadi orang munafik yang berpura-pura menyukai seorang wanita padahal kenyataan sebenarnya aku tidak seperti itu? Apa karena hukum itu aku juga harus membohongi perasaanku sendiri?”
“Aku tau ini salah, tapi mau bagaimanapun juga aku tetap tidak bisa mengubah rasa sukaku terhadapmu, Hinata!”
“Tsukishima..”
Tsukishima mendekati Hinata kemudian mengkabedon kedua sisi supaya Hinata tidak kabur. Tsukishima mengunci pandangan Hinata, membuat orang yang ditatap semakin gugup dan takut.
“Hinata, aku menyukaimu. Jika kau ingin menolak, maka doronglah aku. Tapi jika kau membalasnya, maka aku menganggap bahwa kau menerima perasaanku.”
“Apa yang-” perkataan Hinata terpotong ketika sebuah mulut mulai membungkam bibirnya. Tiap lumatan terasa lembut membuatnya sedikit terangsang. Tanpa sadar sebuah desahan kecil mulai keluar di mulutnya.
“Nghh, T-Tsukii..”
“Kau sangat menggoda, sayang.”
Hinata yang terlalu berlarut kini mulai tersadar, kemudian ia berusaha sebisa mungkin melepas pagutan bibirnya untuk mencari napas. Tsukishima yang menyadari jika pria mungilnya itu mulai kehabisan napas kemudian melepaskan pagutannya.
“Tsukki.. hentikan. Ini semua salah!”
“Lagi-lagi kau teringat akan dosa, kalau kau tidak suka maka doronglah aku!”
Tsukishima kembali memagut bibir Hinata dengan ganas, sementara Hinata yang masih dalam keadaan sadar terus memaksakan diri untuk melepas pagutan bibirnya, namun pada akhirnya Hinata tidak bisa melawan karena sudah terbawa suasana terlalu jauh.
Tiap erangan mulai kembali terdengar di tengah adegan percumbuan itu. Tsukishima menyeringai puas, tidak ada tanda-tanda Hinata menolaknya sejak tadi.
“Sudah kuduga kau tidak akan bisa.”
“Tsukki.. kumohon hentikan semua ini..”
“Tidak! Kau harus aku hukum karena sudah membuatku tergila-gila padamu!”
Kini Tsukishima mengambil tindakan, ia menghempaskan tubuh mungil Hinata di sebuah matras yang berada di dekat mereka. Dengan cepat Tsukishima mengunci pergerakan Hinata sehingga kini posisinya berada di atas.
Hinata perlahan-lahan mulai membuka matanya, pandangannya terfokus pada mata Tsukishima yang menatapnya dengan tatapan penuh nafsu. Hinata menyadari kalau dirinya sedang berada diambang bahaya, karena Hinata dapat melihat dengan jelas sesuatu mengeras di bawah sana.
“T-Tsukki, k-kau menegang..!”
Ia tersenyum, “Ini semua karenamu, Shoyou.”
Satu persatu kancing kemeja Hinata ia dibuka, sehingga tubuh seksinya terekspos dengan jelas di depan wajah Tsukishima. Tsukishima semakin terangsang, dengan gila ia menarik paksa celana Hinata dan membuangnya entah kemana, sehingga terlihat sebuah benda juga ikut mengeras seperti miliknya.
“Dasar gila! Jangan coba-coba melakukannya!”
“Maaf, tapi semuanya sudah terlambat, aku harus memenuhi rasa penasaranku terhadapmu yang selalu muncul di dalam mimpi basahku setiap malam.”
“J-jangan, anghhh!”
Sebuah jari besar mulai menusuk lubang miliknya. Hinata ingin kabur, namun entah mengapa Hinata merasa nikmat sampai terbawa suasana terlalu jauh. Tanpa sadar Hinata mulai ikut menggila.
“Ayo kita melawan hukum alam. Kita akan menanggung dosa ini bersama-sama.” Bisik Tsukishima sebelum melanjutkan aksinya.
“S-sialan, nghh!!”
Malam itu pun Tsukishima dan Hinata melakukannya, mereka berdua menentang hukum alam demi memuaskan hasrat dari perasaan terlarang mereka.
Fin.
See you in the next one-shot!
Sunday, 4 February 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗨𝗡𝗦𝗛𝗜𝗡𝗘 & 𝗠𝗢𝗢𝗡𝗟𝗜𝗚𝗛𝗧
Ngẫu nhiênHanya sebuah cerita random yang saya buat karena akhir-akhir ini saya lagi suka sama shipper TsukiHina. Bagi yang berminat untuk membacanya jangan lupa untuk mampir dan vote untuk kelanjutan cerita saya. Disclaimer‼️ •~Cerita ini murni berasal dari...