Warn: Typo bertebaran, OOC, Menggunakan bahasa Baku/Non-Baku
Happy Reading~
.
.
.
Tsukishima tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi pada dirinya sekarang. Semua ini berawal sejak kejadian tadi sore saat Tsukishima baru saja pulang dari kantor tempat ia bekerja, saat sedang berjalan menuju dapur ia secara tidak sengaja melihat mantan kekasihnya berada di sana.
Entah itu cuma halusinasi nya saja atau apa, tapi bagi Tsukishima hal itu terasa begitu nyata. Awalnya Tsukishima hanya diam menatap tak percaya. Sehingga ia pun mulai memberanikan diri untuk mendekatinya, namun sesaat setelah ia mendekatinya mantan kekasihnya itu kembali menghilang.
Pada malam hari, saat Tsukishima sedang tertidur, ia kembali memimpikan mantan kekasihnya. Mereka saling berpelukan dan berbagi kasih sayang seperti pasangan pada umumnya. Mantan kekasihnya membisikkan sesuatu di telinganya, tak lama setelah itu Tsukishima pun terbangun dari tidurnya.
Cukup, Tsukishima sudah muak karena terus dihantui oleh sang mantan kekasih setiap malam. Apa mungkin ini karena ia masih belum mengikhlaskan mantan kekasihnya pergi.
Tsukishima mengusap kasar seluruh wajahnya, “Sepertinya besok aku harus menemuimu lagi. Aku tidak bisa membiarkan diriku terus menderita seperti ini.”
Keesokan harinya, Tsukishima kembali meminta izin untuk mengambil cuti sehari dari pekerjaan kantor karena ingin berkunjung ke suatu tempat. Pihak kantor yang mengerti dengan keadaan Tsukishima pun langsung menyetujuinya.
Sebelum pergi ke tempat ‘itu’, Tsukishima mampir ke sebuah toko bunga terlebih dahulu untuk membeli beberapa tangkai bunga cantik untuk dihadirkan kepada mantan kekasihnya. Tsukishima tahu bahwa mantan kekasihnya sangat menyukai bunga, terutama bunga Tulip.
Tsukishima berkendara menggunakan mobil miliknya ke tempat sang mantan kekasihnya berada saat ini. Tsukishima memarkirkan mobil di sebuah tempat parkir yang tidak jauh dari rumah mantan kekasihnya.
Tsukishima berjalan menghampiri sebuah tempat yang bertuliskan nama ‘Hinata Shoyou’ di atas batu nisannya. Rumah baru dari mantan kekasihnya sekaligus menjadi tempat peristirahatan terakhir.
“Hai, Shoyou. Aku datang lagi hari ini. Bagaimana kabarmu? Apa kau merindukanku?” Ucap Tsukishima dengan air mata yang satu persatu mulai menetes.
“Kau tau, Shoyou? Akhir-akhir ini kau sering muncul di dalam mimpiku. Apa itu pertanda kau juga merindukanku? Apa saking rindunya kau denganku sampai kau harus menemuiku lewat perantara mimpi setiap malam?”
“Kalau iya, aku juga sangat merindukanmu. Aku rindu semua yang ada pada dirimu, aku rindu senyum manismu, aku rindu tawamu yang berisik, aku rindu aroma jeruk dari surai oranye milikmu, aku rindu sikap cerobohmu, aku rindu dijahili olehmu, aku rindu kata-kata motivasi yang sering kau lontarkan saat aku merasa sedih, aku juga rindu sekali untuk memeluk erat dirimu.”
“Apa kau tidak kasihan melihatku menjadi kacau seperti ini? Yang terus menangisi kepergianmu setiap malam,” Tsukishima memeluk batu nisan Hinata, “Aku masih belum bisa melupakanmu, Shoyou. Hatiku tidak bisa menerima orang lain selain dirimu...”
“Andai saja waktu itu aku yang datang menjemputmu, mungkin saja kau tidak akan berakhir seperti ini, aku sangat menyesal...” tangisan Tsukishima semakin menjadi-jadi, “Aku tidak bisa mengikhlaskan kepergianmu, Shoyou. Kenapa kau harus pergi secepat ini?”
“Masih banyak hal yang belum kita lakukan bersama,” Tsukishima mengeluarkan sebuah cincin dari saku celananya, “lihat? Dulu kau selalu memintaku untuk segera melamarmu, sekarang aku sudah siap, jadi aku mohon bangunlah..”
“Hidup tanpamu itu berat, Shoyou. Aku tidak bisa terus seperti ini jika kau masih terjebak di dalam pikiranku. Kenangan saat bersamamu masih membekas jelas di kepalaku...”
Hampir seharian penuh Tsukishima berada di pemakaman. Ia bercerita banyak hal tentang kehidupannya yang menyedihkan tanpa Hinata, walaupun Hinata tidak akan pernah menjawab.
Tidak terasa hari sudah mulai gelap, Tsukishima memberikan bunga yang ia bawa tadi sembari mengecup batu nisan Hinata.
“Aku harus pulang sekarang, beristirahat lah dengan tenang, semestaku. Aku mencintaimu, dan selamanya akan terus mencintaimu.”
Sebelum Tsukishima beranjak pergi, ia berbalik sembari berkata, “Tak lama lagi kau tidak akan sendirian di sini, aku akan segera menyusulmu. Jadi tunggu aku sampai hari itu tiba, maka kita berdua akan kembali bersama lagi.”
Entah apa maksud dari perkataan Tsukishima itu. Entah apa yang ia pikirkan, yang jelas perkataannya terdengar sangat serius.
Fin.
Hai, Minna! I'm back again ('^ω^')
Bagaimana kabar kalian? Apa masih ada yang nunggu one-shot TsukiHina saya?Btw, Happy Ied Al-Adha Mubarak, saya minta maaf karena masih suka ngilang tanpa menyelesaikan book yang saya tulis. Anw, Temen kalian ada yang di qurbanin gak tahun ini, hehe?
Baiklah, hanya itu yang ingin saya sampaikan. Sekali lagi mohon maaf lahir batin semua🙏
See you in the next one-shot!
Wednesday, 19 June 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗨𝗡𝗦𝗛𝗜𝗡𝗘 & 𝗠𝗢𝗢𝗡𝗟𝗜𝗚𝗛𝗧
RandomHanya sebuah cerita random yang saya buat karena akhir-akhir ini saya lagi suka sama shipper TsukiHina. Bagi yang berminat untuk membacanya jangan lupa untuk mampir dan vote untuk kelanjutan cerita saya. Disclaimer‼️ •~Cerita ini murni berasal dari...